*) Oleh : Tjahjono Widarmanto
Pengantar
Hampir semua media massa dan majalah menyediakan rubrik resensi buku walau dengan nama rubrik yang berbeda. Ada yang menamakan rubrik resensinya dengan nama timbangan buku, teraju, tinjauan buku, ulasan buku, telisik buku, sorotan buku, perbincangan buku atau istilah lain yang sebenarnya mengacu pada makna yang sama.
Istilah resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere, yang mengacu pada makna melihat kembali, menimbang, atau menilai. Istilah ini sama dengan istilah Belanda; recensie dan sama pula dengan istilah dalam bahasa Inggris; review. Semua istilah tersebut mengacu pada pengertian yang sama yaitu suatu bentuk tulisan yang memberikan penilaian, ulasan, pertimbangan dan kritik atas sebuah buku yang terbit. Sebenarnya resensi tak berhenti pada ulasan atau kritik, namun akan menginformasikan lebih lanjut isi buku tersebut kepada masyarakat.
Resensi sebenarnya tidak khusus mengacu pada buku saja. Resensi juga bisa diterapkan pada sebuah pertunjukan (performance), film, seni, dan pameran. Apabila dikelompokkan reseni itu bisa dibagi menjadi: 1) resensi buku (baik fiksi atau nonfiksi), 2) resensi pertunjukkan (performance) atau pementasan, baik filem, drama, tari, musik; dan 3) resensi pameran, seperti pameran lukisan, pameran patung, pemeran kriya dan pameran busana. Tulisan iniakan memfokuskan pada resensi buku, baik buku fiksi maupun nonfiksi.
- Iklan -
Tujuan dan Dasar-Dasar Resensi
Tujuan utama dari resensi adalah memberikan pertimbangan baik buruknya sebuah buku sekaligus menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Berangkat dari tujuan utama resensi ini, sebuah resensi juga mempunyai paling tidak ada enam tujuan yang hendak dicapai seorang penulis resensi.
Keenam tujuan tersebut adalah:
1. Memberikan informasi isi buku kepada pembaca secara komprehensif
2. Membantu pembaca memahami isi sebuah buku
3. Memberikan penilaian atau menunjukkan kelebihan dan kelemahan buku
4. Memberikan pertimbangan layak atau tidaknya; penting atau tidaknya buku tersebut dibaca pembaca.
5. Mengenalkan pada pembaca tentang buku-buku baru yang terbit
6. Menjadi pedoman bagi pembaca dalam memilih buku-buku yang hendak dibeli dan dibaca.
Pada hakikatnya sebuah resensi merupakan sebuah bentuk kritik sederhana atas
sebuah buku. Kalau yang diresensi adalah buku sastra, maka resensi tersebut merupakan sebuah bentuk kritik sastra yang sederhana.
Sebelum melakukan resensi, penulis resensi harus memahami lebih dahulu dasar-
dasar resensi. Dasar-dasar resensi meliputi empat hal penting, yaitu
1. Memahami tujuan pengarang buku yang akan diresensi
2. Menentukan tujuan resensi yang akan dibuat
3. Memahami latar belakang calon pembaca yang akan menjadi sasaran
4. Memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi
Seorang peresensi yang baik harus memahami sepenuhnya tujuan pengarang yang bukunya akan ia resensi. Tujuan pengarang dapat diketahui oleh peresensi melalui kata pengantar atau bagian pendahuluan buku. Melalui kata pengantar dan pendahuluan itulah perensensor akan mengetahui tujuan penulisan buku tersebut, dan akan melacaknya apakah tujuan tersebut terealisasikan dalam seluruh bagian buku tersebut.
Setelah mengetahui tujuan penulis buku yang akan dirensensi, perensensi harus menentukan tujuan untuk apa ia meresensi buku tersebut. Tujuan peresensi akan menentukan corak resensi yang akan dibuatnya.
Memahami latar belakang calon pembaca yang diharapkan akan membaca resensinya penting dilakukan oleh peresensi. Berangkat dengan pemahaman latar belakang calon pembacanya maka seorang perensi dengan mudah menentukan bagaimana corak bahasa yang akan ia gunakan, bentuk resensinya, atau gaya bahasa yang digunakan. Memahami latar belakang calon pembaca berate melihat bagaimana selera calon pembaca, tingkat pendidikannya, kecenderungan dan hobinya, status dan kalangan sosialnya, dan sebagainya.
Tak hanya memahami latar belakang pembacanya, seorang resensi juga harus memahami karakter media massa yang akan dia kirimi hasil resensinya. Setiap media massa memiliki karakteristik, kecenderungan, visi dan misi sendiri-sendiri. Dengan memahami dan mempelajari karakter media masa seorang penulis resensi akan mengetahui resensi macam apa yang disukai redaksi, kecenderungan terhadap bidang apa.
Menentukan Nilai Buku
Tindakan merensesi buku pada hakikatnya memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap sebuah buku. Memberikan penilaian berarti mengulas, mengkaji, dan mengkritisi buku tersebut, menunjukan sisi-sisi kelebihan sebuah buku sekaligus menunjukkan sisi kekurangan atau kelemahan buku tersebut.
Dalam memberikan pertimbangan dan penilaian seorang peresensi harus melakukannya dengan penuh tanggung jawab dengan mengajukan argument dan kriteria yang tepat dan objektif. Penilaian bisa difokuskan pada unsur isi buku, bahasa yang digunakan, organisasi, dan teknik penulisan buku tersebut. Unsur tersebut bisa dilihat secara bersamaan karena memang tak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, namun bisa pula ditekankan pada salah satu unsur saja.
Dalam memberikan penilaian peresensi harus menggunakan bahasa yang singkat, padat, tidak ambigu, dan tidak bertele-tele. Gaya bahasa yang dipakai peresensi menyesuaikan latar belakang pembaca dan karakteristik media yang dituju. Misalnya resensi untuk sebuah majalah remaja sebaiknya menggunakan gaya bahasa yang popular dan dekat dengan dunia remaja.
Unsur-Unsur Yang Harus Ada Dalam Resensi
Unsur-unsur yang membangun dan harus ada pada sebuah resensi, adalah (1) Judul Resensi, (2) data buku yang meliputi judul buku yang diresensi, pengarang, penyunting, penerbit, tahun terbit, tebal buku dan harga buku, (3) Pembuka; dapat dsimulai dengan mengenalkan pengarang, membandingkan, memaparkan keunikan, kesan, mengajukan pertanyaan, dsb. (4) tubuh resensi / isi, meliputi ringkasan isi buku, ulasan singkat dengan kutipan secukupnya, menunjukkan kelebihan, kelemahan buku, organisasi buku, tinjauan bahasa (5) penutup, yang berisikan uraian penting tidaknya buku tersebut dibaca pembaca.
Langkah-langkah Meresensi
Langkah-langkah merensensi dapat diurai sebagai berikut,
1. Pengenalan terhadap buku yang harus diresensi yang meliputi tema, penerbit, latar belakang pengarang, jenis buku, dsb.
2. Membaca buku yang akan diresensi dengan cermat, komprehensif, dan kritis
3. Menandai bagian-bagian buku yang mendapat perhatian dan menentukan bagian yang akan dikutip
4. Membuat synopsis
5. Melakukan penilaian dengan kritis organisasi atau hubungan bagian satu dengan yang lain, melihat sistematikanya, menganalisis isi, penyajian datanya, pemaparannya, bahasa dan ejaan yang digunakan, kelebihan dan kelemahan isi buku, tata letak dan perwajahan buku.
6. Merevisi ulang hasil resensi
Penutup
Untuk menjadi seorang peresensi buku yang baik dibutuhkan jam terbang yang baik.
Tak mungkin seseorang akan muncul menjadi seorang peresensi yang ulung kalau ia hanya melahirkan satu atau dua resensi. Dengan kata lain, lahirnya seorang peresensi ulung ditentukan dengan banyak dan tajamnya hasil resensinya. Yang jelas dengan menjadi seorang peresensi (tanpa harus jadi “ulung”) seseorang akan kaya ilmu karena terbiasa banyak membaca sekaligus bisa mempunyai tambahan uang saku. Anda tertarik? Silakan mencoba!******
Penulis adalah guru SMAN 2 Ngawi, penyair, dan pecinta buku.