Peresensi: Fathorrozi
Judul Buku : Sejarah Kehidupan Sang Nabi
Penulis : Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani
Penerjemah : KH. Ali Ridho Abdul Muhith Fattah
Penerbit : Hai’ah Ash Shofwah Al Malikiyyah
Cetakan : 2021
Tebal : xvi + 216 halaman
ISBN : 978-623-90291-1-1
Rabi’ul Awal dikenal sebagai bulan kelahiran Kanjeng Nabi Saw. Mayoritas umat Muslim mengadakan sebuah perkumpulan yang di dalamnya diisi ulasan-ulasan mengenai sejarah kehidupan Kanjeng Nabi: kelahiran sampai wafatnya. Tidak jarang acara maulid diselenggarakan dengan mendatangkan pembicara dari luar. Tradisi maulid Nabi ini sangat baik untuk dilestarikan, karena dapat menjadi sarana dakwah dalam menyampaikan sirah atau biografi Kanjeng Nabi kepada umatnya. Yang mana, dengan mengetahui sirah Kanjeng Nabi akan menambah kecintaan kita kepada Nabi serta memperkokoh keimanan kita kepada beliau.
Dengan mengisahkan sejarah kehidupan Nabi Saw., baik melalui perayaan maulid atau pun acara lain, mahabbah kita semakin bertambah kepada beliau. Selain itu, kita dapat meneladani perilaku beliau dalam berkomunikasi dan berinteraksi kepada sesama muslim, maupun kepada non muslim. Menelaah biografi, kisah hidup dan perjuangan Nabi Saw., semakin memupuk rasa syukur kita kepada Allah. Sebab, lahirnya utusan Allah, Nabi Muhammad, kita mampu membedakan benar dan salah, haq dan batil. Hadirnya Baginda Nabi yang membawa ajaran agama Islam, kita mengenal dan mampu mengamalkan hakikat perdamaian dan makna kasih sayang.
- Iklan -
Nabi sering terlihat memiliki bekas pelepah kurma di punggung dan pipinya yang dijadikan bantal. Beliau mengikatkan batu ke perutnya untuk menahan lapar. Beliau tetap riang semringah ketika Aisyah hanya memiliki roti dan cuka sebagai santapannya. Beliau tak membangunkan Aisyah khawatir mengganggunya dari lelapnya sepulang dari ziarah ke Baqi karena telah terlampau malam. Beliau merupakan orang yang paling sayang kepada keluarga-keluarganya. Beliau memaafkan orang kafir yang datang dari jauh hendak membunuhnya. Beliau selalu penuh kasih sayang.
Sirah kehidupan Kanjeng Nabi Saw menjadi aset sejarah umat manusia yang terus digali sebagai inspirasi keteladanan. Di dalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang luhur.
Siapapun yang menulis dan membaca sirah Nabi Saw akan menemukan rangkaian episode sejarah yang memukau dan sistematis. Semuanya menjadi sumber keteladanan yang selalu segar dan tidak pernah kering untuk dikaji dan diteladani. Ketika mengulik perangai Nabi Saw., maka kita akan menjumpai keluhuran budi pekerti yang sangat tinggi sebagai perwujudan dari manusia sempurna (insanul kamil). Karena sejatinya, segala tindak tanduk dan ucapan Kanjeng Nabi Saw merupakan wahyu dari Allah Swt.
Prof. Dr. Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki Al-Hasani, muhaddits terkemuka sekaligus ulama Ahlussunah wal Jama’ah merasa termotivasi untuk menghimpun sejarah Nabi Muhammad yang telah ditulis oleh para ulama dan sejarawan lainnya. Dalam karya yang berjudul Tarikhul Hawadits wal Ihwal Annabawiyyah ini, Sayyid Muhammad bin Alawi membagi pembahasannya dalam dua bab penting.
Pertama, hal-hal yang berkaitan dengan Nabi Muhammad, serta orang-orang yang menyertai beliau. Di dalam bab ini juga, penulis mencantumkan beberapa atribut keseharian Kanjeng Nabi, seperti kuda tunggangan, senjata yang digunakan, serta mukjizat dan lain sebagainya.
Beliau Saw., bukanlah orang yang berpostur terlalu tinggi, bukan pula berpostur pendek. Bukan orang yang berkulit terlalu putih, bukan pula berkulit gelap. Bukan orang yang berambut keriting, bukan pula berambut lurus. Beliau Saw wafat, sedang di kepala beliau belum ada dua puluh helai rambut putih (hlm. 17).
Hewan-hewan tunggangan dan piaraan Kanjeng Nabi, dari jenis kuda ada 10, yakni: Assakh, beliau menungganginya pada perang Uhud, berwarna putih pada dahi dan kakinya. Al-Murtajiz, bagus ringkiknya. Al-Lizaz, begitu rapat dan padat tubuhnya, hadiah dari Muqauqis. Al-Lahif, besar dan gemuk, hadiah dari Rabi’ah bin Abi al-Bara’. Azh-Zharib, kokoh, hadiah dari Farwah Al-Judzami. Al-Ward, hadiah dari Tamim Ad-Dari. Al-Mirwah, Sabhah, Al-Bahr, dan Al-Mandub (hlm. 72).
Kedua, mencakup ringkasan peristiwa yang terjadi pada masa kenabian, dari tahun kelahiran hingga kewafatan Nabi Muhammad. Semua tersusun secara ringkas berdasarkan urutan waktu dan rangkaian sejarah.
Tahun pertama dari usia beliau Saw., Halimah As-Sa’diyah datang ke Makkah dan membawa beliau ke Bani Sa’ad. Tahun kedua, Abu Bakar lahir. Tahun ketiga, terjadi peristiwa dibelahnya dada mulia beliau. Tahun kelima, Halimah mengembalikan Nabi Saw kepada ibunda beliau. Tahun keenam, ibunda beliau pergi berziarah kepada paman-paman beliau dari pihak ibu, yakni Bani Adi bin Najjar di Madinah. Pada tahun ini pula ibunda beliau wafat di Abwa’ ketika hendak kembali ke Makkah (hlm. 97).
Akhir kata, dengan membaca dan memahami isi dari buku ini, semoga menambah kecintaan kita kepada Kanjeng Nabi Muhammad Saw, dan diberi kemampuan untuk meneladani beliau. Serta kelak di akhirat, semoga dikumpulkan dalam barisannya.
*Fathorrozi, lulusan Pascasarjana Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember, pengelola YPI. Qarnul Islam Ledokombo Jember.