Tiga Pesan Langit Turun Berkendara Cahaya
1/
sebelum naik di atas mimbar
di anak tangga pertama
pesan langit turun
berkendara cahaya
lalu berlabuh di gendang telinga lelaki sempurna, seraya berbisik:
“celaka, bagi mereka yang bertemu sepasang sungai mengalir, namun derasnya tak melarungkan tubuhnya ke syurga”
Mengangguk lelaki itu
2/
langkahnya mengudara ke anak tangga kedua
pesan selanjutnya disuarakan:
“bahaya, kau yang begitu sempurna, tapi mereka tak menyimpanmu di palung hati”
- Iklan -
lelaki itu mengangguk lagi
3/
ketika hendak melangkah
ke anak tangga ketiga
gemuruh suara
menyambar-nyambar di belakang tubuhnya
apa yang terjadi?
ada apa dengannya?
namun, sebelum ia lenyap, pesan terakhir
disampaikan dengan teduh
“beruntung bagi meraka yang dapat membersihkan jiwanya
ketika bertemu seorang yang suci”
lelaki itu mengangguk kembali
sunyi berdentang sejenak
siapakah yang datang?
ucap mereka yang dibelakang
Kuala Dua, 2021
Memoar Sebuah Surau
: Ust Mubarak Andurrahim
cahaya senja lunglai
di surau yang lapuk itu
kau duduk bersila
memangku doa doa
kau rangkul kami menjelajahi dunia kitab
yang berisikan buah buah lezat
serta putri putri bersayap suci
yang siap melayani kapanpun
jiwa jiwa berkalung kedamaian
dalam setiap perjalanan
selepas isya
kau tebar lagi butir butir mutiara
kami yang begitu cadil
mengeja Alif Ba Taa
gegas mengukir aksara
di buku buku yang buta
bulan di kening
langgam zikir pun hening
jalan setapak kami
meriwayatkan kecemasanmu
agar pulang sampai ke pelukan ibu
Kuala Dua, 2021
Ramadhan
1/
sekarang tiba
kau berdiam di pelupuk mata
jiwaku mengelilingi gelisah
lantaran!
dapatkah daundaun usia
rebah di wajahmu yang jelita
2/
adalah ketenangan
ketika orangorang mendendangkan syair
di sebentang malam
langit sesak akan doadoa
bersujud panjang—bersyukur dipertemukan
3/
sedang di napas subuh
ibu bagaikan alarm
: berdering di pintu mimpi
menadah amin malaikat
dari sahur yang penuh rahmat
kami pun menjinakkan angkuh
mengikat batin menuju pembatalan
dari terbukanya pintu fajar
hingga langit menggemakan suara
4
O, Tuhan
peluk kami akan hangatnya lebaran
Kuala Dua, 2021
Mencuci Otak
acap kali Ia datang tengah malam
lalu berjalan di pikiran
menghibur sepiku
yang menggeliat resah
di setiap perjalananku yang basah
aku menyimpan-Nya di selembar kertas
bersama bau pesakitan
yang lupa kucampur wewangian surga
malam ini
: aku ingin mencuci otakku, Tuhan;
di laut-Mu
Kuala Dua, 2021
Kasidah Malam
di ruang malam
tubuhku yang piatu
diayunayun kasih-Nya
sambil menyenandungkan buliran syahdu
dari kerlip usia yang mulai padam
Kuala Dua, 2021
Tentang Penulis
*Sholikin, lahir 23 Juni di Kubu Raya, Kalimantan Barat. Puisi-Puisinya pernah dimuat di berbagai media daring dan cetak: Radar Cirebon, Pontianak Post, BMR FOX, PuisiPedia, Rembukan, Metamorfosa, KamiAnakPantai, LiterasiKalbar. Serta Antologi bersama. Sekarang aktif di Kelas Puisi Bekasi (KPB).