• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Stilistika “Mohon Izin”

07/04/2021
in Artikel, Esai
Reading Time: 4min read
0 0
0
SAJAK-SAJAK BENI SETIA 

Ilustrasi: qmfinansial.com

0
SHARES
6
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh Hamidulloh Ibda

“Mohon izin, melaporkan hasil rapat kemarin waktu di Pemkab bersama Pak Bupati,” tulis salah satu anggota grup WA yang saya ikuti.

Di grup ini aneka ragam manusia dengan berbagai jabatan, umur dan strata sosial yang berbeda. Ternyata, mohon izin menjadi salah satu ciri khas gaya komunikasi yang menarik. Kalau bahasa teman-teman saya, mohon izin ini menjadi distingsi gaya komunikasi yang laik diteliti. Minimal dikaji.

Tak hanya di grup WA. Beberapa kali mengikuti acara seminar pun sama. “Mohon izin, saya mewakili Pak Bupati dalam seminar ini, dan saya akan membacakan naskah pidato yang sudah disiapkan.”

Bacajuga:

Jangan Menunda-nunda Sesuatu

Ketidakadilan dan Kesabaran

14/04/2021
4
Melestarikan Tradisi Ruwahan

Melestarikan Tradisi Ruwahan

13/04/2021
3

Karakter Guru dan Karakter Siswa

13/04/2021
5

Terenggutnya Sebuah Kemerdekaan Belajar

06/04/2021
9

Dalam hati saya berkelakar “mbok angger ngomong wae. Ndadak mohon izin barang leh”. Sebab, pikir saya, ini kan kelasnya pejabat yang saya kira lebih tinggi posisinya daripada audiens. Namun mengapa perlu izin?

Saat mengikuti webinar penulisanbuku juga sama.
Assalamu’alaikum. Mohon izin bertanya, untuk output penelitian sebaiknya berupa buku referensi atau buku ajar. Bagaimana mengimplementasikan buku referensi hasil penelitian dalam proses pendidikan karena setiap mata kuliah sudah mempunyai CPL masing-masing (atau buku kita arahkan sesuai CPL matakuliah) terimakasih atas masukannya. Wassalamu’alaikum.

Minggu-minggu ini pun saya mengamati kata-kata tersebut “mak sliwer” bertebaran. Saya dan sahabat-sahabat dosen dan mahasiswa harus riwa-riwi ke Polres karena ada sinergi penelitian tentang survei. Hampir semuanya ada frasa mohon izin. Khususnya dari bawahan kepada atasannya. “Mohon izin, Ndan, melaporkan surat dari lembaga……”

Batin saya “mohon izin maneh…..” Nah ini fenomena bahasa yang menarik. Beberapa masyarakat bahasa dari berbagai unsur budaya yang berbeda memilih frasa ini sebagai gaya komunikasi.

Di berbagai forum dan grup WA yang saya ikuti juga senada. Hampir semua mohon izin meski konteksnya berbeda-beda. Apakah mohon izin ini memang menjadi diksi yang pas, frasa yang bernas, atau memang memiliki tujuan antara penulis dengan pembaca, penutur dengan mitratutur, atau ada maksud lain? Bagaimana kira-kira maknanya?

Yang jelas, frasa “mohon izin” memiliki varian makna yang majemuk. Pengamatan saya tentang mohon memiliki beberapa varian makna. Dari aspek bahasa, izin intinya pernyataan mengabulkan (tidak melarang dan sebagainya) atau persetujuan membolehkan.

Dari aspek sosiolingustik, mohon izin diungkapkan di berbagai ranah masyarakat bahasa tertentu yang memiliki tujuan tertentu. Namun dalam tulisan ini saya membatasi mohon izin dalam aspek sosilinguistik. Sebab, saya lebih menekankan pada aspek gaya bahasanya saja.

Stilistika “Mohon Izin”
Dalam linguistik, stilistika memiliki makna beragam. Kushartanti, dkk, ed (2009: 232) menyebut stilistika merupakan ilmu gaya bahasa. Stilistika adalah cabang ilmu linguistik yang memfokuskan diri pada analisis gaya bahasa. Stilistika sendiri diambil dari kata dalam bahasa Inggris yakni style atau gaya dalam bahasa Indonesia.

Verdonk (2002:4) memaknai stilistika sebagai studi tentang gaya, sebagai analisis ekspresi yang khas dalam bahasa untuk mendeskripsikan tujuan dan efek tertentu. Bahasa dalam karya sastra adalah bahasa yang khas sehingga berbeda dari bahasa dalam karya-karya nonsastra.

Namun apakah stilistika sekadar dalam karya sastra. Tentu tidak. Saya tidak mau mendikotomisasi atau mengapling stilistika sekadar mengkaji gaya bahasa sastra saja. Maka saya sepakat dengan objek stilistika pada karya sastra dan linguistik.

Menurut Trask (1999: 297-298), terdapat jurang yang tidak terjembatani antara ilmu linguistik dan susastra. Kedua bidang ilmu itu saling “cuek bebek”, tidak mau saling memerhatikan. Padahal bagi saya, ada pesenyawaan yang sama antara karya sastra dan bahasa linguistik biasa.

Soal stilistika, Kridalaksana (1997: 12) membagi linguistik menjadi dua bidang besar, yaitu mikrolinguistik dan makrolinguistik. Mikrolinguistik intinya bidang linguistik yang memelajari bahasa dari dalamnya, atau dengan kata lain memelajari struktur bahasa itu sendiri. Makrolinguistik lebih pada bidang linguistik yang mengkaji bahasa dalam hubungannya dengan faktor-faktor di luar bahasa, termasuk di dalamnya bidang interdisiplin dan bidang terapan.

Maka sudah jelas, beberapa penulis memandang stilistika bisa dijadikan metode mengkaji gaya bahasa linguistik dan tidak sekadar gaya bahasa sastra.

Jika saya amati, gaya bahasa mohon izin itu varian. Pertama, mohon izin untuk menghaluskan makna kepada mitratutur atau pembaca. Misalnya “mohon izin, melaporkan hasil audit keuangan”. Intinya mau marah. Namun, ketika diawali dengan “mohon izin” akan menghaluskan bahasa itu meski tujuannya memarahi atau mengevaluasi.

Kedua, mohon izin digunakan sebagai prakata awal dalam sebuah komunikasi dengan gaya “merendah” atau bertujuan pada aspek “sopan”. Tentu akan berbeda suatu komunikasi diawali dengan mohon izin atau tidak. Misalnya secara langsung “Ini data mahasiswa bermasalah karena tulisannya plagiat”. Meski yang mengatakan itu kaprodi, dekan, bahkan rektor yang posisinya di atas mahasiswa tidak ada masalah. Namun ketika diawali dengan mohon izin akan terlihat sopan meski dengan bawahan. Contohnya “mohon ini data mahasiswa bermasalah karena tulisannya plagiat”.

Ketiga, gaya bahasa mohon izin sekadar basa-basi. Apapun kalimatnya yang jelas penggunaan mohon izin hanya sekadar basa-basi saja. Tanpa maksud menghaluskan atau mengarah pada kesopanan.

Keempat, gaya bahasa mohon izin sebagai bentuk hormat kepada atasan. Hal ini sangat sering terjadi pada komunitas atau pekerjaan tertentu. Misalnya seorang polisi dengan atasannya. “Izin melaporkan, Ndan. Ada dua ratus narapidana sudah tervaksin.”

Kelima, mohon izin diucapkan karena kepentingan lobi, merayu atau meminta namun akan terkesan halus ketika menggunakan frasa mohon izin. Misalnya “mohon izin, Pak, apakah boleh kami menggunakan gedung bawah untuk senam besuk pagi”.

Ketika hanya diucapkan “apakah boleh kami menggunakan gedung bawah untuk senam besuk pagi” tentu rasanya beda. Maka penggunaan mohon izin ini memang banyak digunakan untuk diplomasi maupun lobi.

Berbagai gaya bahasa pada frasa mohon izin di atas tentu tidak berlaku di suatu masyarakat bahasa yang majemuk. Bergantung objek mitratutur, kondisi sosial, psilologis, hingga ruang dan waktu yang beragam. Sebab, tidak semua orang dapat menerima frasa mohon izin dari orang yang mengucapkan atau penutur kepada mitratutur.

Masalahnya, mohon izin ini menurut saya keluar dari makna awalnya yaitu hanya memohon, menghaluskan, dan merendah saja. Namun sudah bergeser pada basa-basi bahkan lobi atau sekadar satire. Sebab, mohon itu berbeda dengan kata maaf, afwan, atau nyuwun sewu. Pasti berbeda!

Lalu, Anda termasuk bergaya yang mana? Memohon, menghaluskan, merendah, atau malau guyonan? Ya, mohon izin!

–Penulis adalah dosen Bahasa Indonesia MI/SD, Pembelajaran Sastra Anak STAINU Temanggung, mahasiswa Program Doktor UNY.

Tags: Hamidulloh IbdaStilistika "Mohon Izin"
ShareSendTweet
Previous Post

Buka Program Keterampilan, MA Ma’arif NU Cilongok Studi Lapangan ke Demak

Next Post

Lewat LAZIZNU, PMII Temanggung Salurkan Bantuan Korban Banjir NTT

Related Posts

Jangan Menunda-nunda Sesuatu
Artikel

Ketidakadilan dan Kesabaran

14/04/2021
4
Melestarikan Tradisi Ruwahan
Artikel

Melestarikan Tradisi Ruwahan

13/04/2021
3
Artikel

Karakter Guru dan Karakter Siswa

13/04/2021
5
Next Post
Lewat LAZIZNU, PMII Temanggung Salurkan Bantuan Korban Banjir NTT

Lewat LAZIZNU, PMII Temanggung Salurkan Bantuan Korban Banjir NTT

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2.1k Fans
  • 1.2k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

24/07/2020
Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

14/07/2020
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

15
Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

6
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

4
Pengurus LP Ma’arif PWNU Jateng Evaluasi Program

Respon Wacana Mendikbud, LP Ma’arif Jateng Lakukan Survei

4
Pemulia Tradisi Lisan

Pemulia Tradisi Lisan

16/04/2021
Hikmah Menjaga Lidah 

Hikmah Menjaga Lidah 

15/04/2021
Jangan Menunda-nunda Sesuatu

Ketidakadilan dan Kesabaran

14/04/2021
Melestarikan Tradisi Ruwahan

Melestarikan Tradisi Ruwahan

13/04/2021

Tulisan Terbaru

Pemulia Tradisi Lisan

Pemulia Tradisi Lisan

16/04/2021
6
Hikmah Menjaga Lidah 

Hikmah Menjaga Lidah 

15/04/2021
4
Jangan Menunda-nunda Sesuatu

Ketidakadilan dan Kesabaran

14/04/2021
4
Melestarikan Tradisi Ruwahan

Melestarikan Tradisi Ruwahan

13/04/2021
3
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Marhaban Ya Ramadan 1442H
LP Ma
  • Selamat Harlah Pergunu ke 69 th... 🤗

@pergunu_jateng @pp_pergunu 

#pergunu #harlahpergunu69
  • Selamat dan Sukses atas Dilantiknya Pengurus SAKO Ma
  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Hikmah
  • Tokoh
  • Fikih
  • Informasi
    • Lomba
    • Pengumuman
  • Download
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif Center
  • Cara Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version