Guru baik dan penurut
kemeja motif batik. rambut klimis. parfum murah. sepatu diusap sekenanya. pagi-pagi sekali saya harus berangkat ke sekolah. mengejar waktu. menghajar sepi. mengajar anak-anak kami yang kehilangan orang tua dalam profesi.
sekolah adalah lumbung ilmu. tapi lumbung ilmu belum tentu di sekolah.tahun-tahun pelik dan memprihatinkan, anak-anak mulai bosan belajar.
anak-anak mulai merasa
terpaksa menuju sekolah.
anak-anak kini lebih mencintai langit, hutan serta sungai sebagai guru yang baik, penyayang dan tentu saja tak suka marah-marah.
- Iklan -
pada pelajaran matematika, anak-anak dipaksa menghafal rumus, lalu menghitung rapi kesedihan demi kesedihan sampai umur bertaut uzur.
pada pelajaran bahasa Indonesia, anak-anak dipandu bermain-rangkai imaji dan metafor, lalu mengarang puisi yang tak pernah bisa dipahami oleh guru, bahkan oleh diri mereka sendiri.
sekolah-madrasah menerbitkan rasa tabah:
bilik-bilik keramaian yang asing, lalu lalang ilmu pengetahuan yang sunyi dalam keberaturan.
tetapi, kata Negara, sekolah adalah pilar utama dalam kemajuan dan kehidupan berbangsa.
sebagai guru yang baik,
saya pun iya-iya saja.
sebagai guru yang baik,
saya ikut apa kata Negara.
2017
Bimbingan Skripsi 3 Babak
/I/
sepenuh kehendak jiwa, jinak saya bawa sebuah proposal skripsi ke ruang bapak. jarak pendek tanpa derak, jarum jam membatu tanpa detak, seluruh daftar pustaka yang terangkum dalam lembar hvs ini; urai maklumat panjang mengenai keagungan puisi para penyair pra-islam.
/II/
tanpa teori yang muluk, saya harap bapak tak menjadi amuk. saya ingin ngoceh santai soal ‘ilm bayan, tasybih dan ghazal. ampunkan kelalaian saya yang mudah ciut dan pengecut. sasaran saya adalah umru’ al-qais. susuran saya analisis balaghi yang masih kerap dicap arkais.
saya mencintai umru’ al-qais, meski kata kiai saya, al-qais penyair yang suka bicara cabul, doyan main perempuan, dan mabuk-mabukan. biar saya buta, pak, atas cinta yang saya anut selama ini. cinta saya boleh menyimpang, namun kepada Tuhan jua cinta saya akan bermuara dan pulang. saya ingin sekali membicarakan di hadapan penguji yang, sebagaimana kautahu, akan mengunyah mental saya mentah-mentah.
/III/
Bab I bersoal pada muasal. Bab II berbincang pada tubuh serta perjalanan. Bab III panjang lebar teori dimainkan. Bab IV membedah kata sama serupa membedah usia. Bab V usai sudah mendedah sampai paragraf akhir.
saya pun tertidur di antara
semak footnote dan referensi.
2018
Mendaras Kitab Suci
ayat-ayat bersampan dari teluk mata
mengukur laju arus, mengarungi
luas samudera bashirah
rubu’ ke nishf,
nishf ke juzu’
surah ke surah
bagai kanal waktu
: bersinggah sebagai kembara
yang fasih mengeja harf-Nya
2018
Catatan Hidup
dunia besar, sungguh besar, hanya
di dalam mangkuk; mangkuk kepalamu,
mabuk kepadaku.
bicara besar, sungguh besar, hanya
dalam keadaan suntuk; suntuk diramu
remuk dijamu ketuk.
kita kecil, betapa kecil.
kita singgah, sekadar singgah.
betapa singkat
usia dititipkan.
tahu-tahu kita sudah mati
tahu-tahu nyawa sudah pergi
2018
Kita dalam Gramatikal
rafa’
nashab
khafad
jazm
pada keasingan sebuah kitab,
kita acapkali membayangkan
tubuh-tulang kita
memecah-mengurai
menjelma rupa sebagai
sepasang nahwu dan sharaf;
: menentukan ciri serta bentuk syakal
dari awal, tengah sampai akhir kalimat.
2018
*Imam Budiman, menyelesaikan studi S1 di Fakultas Dirasat Islamiyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan S1 Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences. Puisi-puisinya dimuat diTempo, Media Indonesia, Pikiran Rakyat, Indopos, Riau Pos, Babel Pos, Media Kalimantan, Lampung Post, Koran Madura, dll. Kini mengabdikan diri sebagai pengajar di Madrasah Darus-Sunnah, SMA Adzkia Daarut Tauhiid, dan Salemba Group (SG).