Semarang – “Jadikan ini kegiatan essensial, kegiatan substansial, kegiatan panggilan nurani, kegiatan kemanusiaan, dan kegiatan perintah agama”. Pesan ini disampaikan Dr KH Mujib Qulyubi, MH selaku Dewan Pakar pada acara virtual pengukuhan pengurus Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Pusat oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI pada Kamis, 3 Desember 2020.
Pada kesempatan ini, dia menyampaikan rasa terima kasih kepada Unicef yang telah bekerjasama dengan PBNU melalui LP Maarif PWNU Jawa Tengah dalam implementasi program pendidikan inklusi di madrasah. Menurutnya saat ini sudah semakin banyak madrasah memberikan layanan pendidikan pada para penyandang disabilitas. “ini menunjukkan bahwa pendidikan inklusif itu menjadi tanggung jawab kita semua, baik madrasa/sekolah atau ormas yang ada di Indonesia” tuturnya.
Selain LP Maarif, di PBNU ada Lembaga Bahsul Masail yang pada oktober tahun lalu juga mengadakan pembahasan tentang penyandang disabilitas dan menghasilkan sebuah buku dengan judul “Fiqih Penguatan Penyandang Disabilitas. “jadi teman-teman pegiat inklusi di lapangan jika ingin mengatahui dalil atau landasan hukumnya bisa dilihat di buku itu” jelasnya yang juga sebagai Katib Syuriah PBNU.
Untuk menguatkan dan memantapkan para pengurus FPMI, Kyai Mujib Qulyubi menyebutkan dua hadits yaitu اِنَّمَا نَصَرَ اللهُ هَذِهِ الأُمَّةَ بِضُعَفَائِهَا وَ إِخْلأَصِهِمْ dan هَلْ تُنْصَرُوْنَ وَ تُرْزَقُوْنَ إِلأَّ بِضُعَفَائِهَا .
Dari kedua hadits itu dipahami bahwa Allah akan menolong umat ini lantaran orang-orang yang lemah dan keikhlasan doa mereka, dan kita tidak akan diberi rizki dan ditolong oleh Allah kecuali dengan orang-orang yang lemah. “lemah ini dari segala sektor, apalagi lemah fisik. Orang-orang penyandang disabilitas ini doanya sangat manjur. Doanya sangat ikhlas. Oleh karena itu jika mereka marah karena tidak kita perhatikan, doa mereka takut akan menimpa kita” lanjutnya yang juga menjadi Wakil Rektor Unusia Jakarta.
Kepada para pengurus FPMI yang baru dikukuhkan, Kyai Mujib berpesan agar menata niat dengan baik, agar jangan sampai FPMI hanya dianggap sebagai event organizer, hanya ceremonial, dan sekedar formalitas untuk mengucurkan dana dari Kementerian Agama. Pesannya agar FPMI dijadikan sebagai kegiatan essensial, kegiatan substansial, kegiatan panggilan nurani, kegiatan kemanusiaan, dan kegiatan perintah agama. “semoga amal kita meski kecil, bisa masuk kategori yang disampaikan Ibnul Mubarok, ‘banyak sekali amal kecil tapi besar di mata Allah’ karena kita betul memasang niat. Mudah-mudahan kita ditolong Allah dengan memasang niat yang baik” imbuhnya.
Pengukuhan pengurus Forum Pendidikan Madrasah Inklusi (FPMI) Pusat dihelat bersamaan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI). Digelar juga seminar nasional secara virtual dengan tema “Sinergi untuk Masa Depan Pendidikan Inklusi di Madrasah” dengan menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Dr Sujarwanto, M.Pd, Dewan Pakar FPMI dan Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerjasama Unversitas Negeri Surabaya, Tubagus Arie Rukmantara, Kepala Perwakilan Unicef untuk Wilayah Jawa, dan Sita Thamar Van Bemmelen, Konsultan Pendidikan Inklusi Inovasi. Kegiatan virtual ini melibatkan 500 peserta melalui aplikasi zoom, sedangkan channel youtube yang disiapkan GTK Madrasah tercatat disaksikan oleh lebih dari 2700 pemirsa.
Sementara Ketua Umum FPMI adalah Supriyono, Skretaris Umum Fakhrudin Karmani, Bendahara Umum Lailil Qomariyah dan pengurus lain yang telah dikukuhkan. (*).