Semarang – Geliat semangat madrasah penyelenggara pendidikan inklsuif di Jawa Tengah semakin menguat. Kali ini, Kementerian Agama RI melalui Project Realizing Education’s Promise: Support to Indonesia’s Ministry of Religious Affairs for Improved Quality of Education (Madrasah Education Quality Reform) atau MEQR, dengan sumber pendanaannya melalui Bank Dunia (IBRD Loan No.8992-ID) hari ini menggelar Kegiatan Pelatihan Penguatan Kapasitas Pendidik Inklusi. Kegiatan ini dilaksanakan di Hotel Pandanaran Semarang, 5-9 November 2020. Kegiatan di buka oleh Agus Mahasin, Kasi Guru
Dra. Hj. Siti Sakdiyah, M.Pd, Kasubdit Bina GTK RA yang saat ini merangkap plt Kasubdit Bina GTK MA Kementerian Agama RI sekaligus Penanggunjawab kegiatan menyampaikan bahwa Kementerian Agama sangat mendukung pelaksanaan dan pengembangan pendidikan inklusi di madrasah. Tahun 2016 Direktorat Pendidikan Islam menetapkan 22 madrasah di Indonesia sebagai penyelenggara madrasah inklusi, di antaranya di Jawa Tengah ada 6 madrasah. “melalui program Madrasah Education Quality Reform World Bank telah mengadakan kegiatan penyusunan modul inklusi dan mengimplementasikan modul tersebut pada pelatihan penguatan kapasitas pendidik inklusi yang saat ini kita laksanakan. Direktur GTK juga sudah menginisiasi terbentuknya Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) yang dideklarasikan pada tanggal 9 September 2020 di Serpong Tangerang” ungkap Sakdiyah melalui aplikasi zoom meeting.
Sementara dalam sambutannya melalui aplikasi zoom meeting, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan, Muhamad Zain menyampaikan saat ini trust masyarakat terhadap madrasah sangat besar sehingga masyarakat banyak yang mempercayakan anak-anak mereka untuk dididik di madrasah, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. “disinilah Kementerian Agama RI hadir memberikan penguatan kepada para guru, kepala madrasah, dan pengawas madrasah mengenai pendidikan inklusi. Bagian kami adalah terus memberi apresiasi dan kepada guru-guru yang memiliki kepedulian terhadap ABK di madrasah karena Guru-guru hebat memiliki perhatian yang luar biasa terhadap ABK. Guru hebat madrasah pun hebat” imbuh Zein.
Kegiatan pelatihan ini menghadirkan para pakar/praktisi inklusif, yaitu Supriyono (Trainer Madrasah Inklusif LP Ma`arfi NU jateng), Irma Listyanawati M.Si (Triner Inklsui sekaligus Pengawas SLB Dinas Dikbud Prov. Jateng), dan Dr. Hj. Siti Nur Hidayati (Trainer Inklsui dan juga Dosen pada UNUGA Cilacap). Hadir juga H. Agus Mahasin, M.Pd.I Kasi Guru Bidang Madrasah pada Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah.
- Iklan -
Pendirian FPMI Jawa Tengah
Pada kesempatan yang sama, diakhir kegiatan para peserta pelatihan yang terdiri dari berbagai unsur perwakilan baik Guru, Kepala Madrasah dan Pengawas Madrasah dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah sepakat mendeklarasikan Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) Jawa Tengah dengan Menyepakati Sri Ayu Sipah, S.Hut dari MTs Darul Hikmah Subah Kab. Batang sebagai Ketua.
Terkait hal tersebut, Fakhruddin Karmani, Selaku konsultan program Komponen 3 MEQR menyampaikan apresiasi kepada peserta pelatihan yang telah melahirkan semangat kebersamaan mengawal madrasah-madrasah penyelenggara pendidik inklsuif. “ini hasil yang cukup menggembirakan, tidak hanya ilmu, pengetahuan tetapi proses pelatihan ini telah melahirkan semangat baru kebersamaan untuk memperjuangkan anak-anak berkebutuhan khusus melalui pendidikan formal dalam forum FPMI” ujar Fakhruddin yang juga sekretaris umum FPMI Pusat.