Semarang, Maarifnujateng.or.id – NU merupakan kekuatan masyarakat perlu memanfaatkan media secara intensif, agar mampu mensosialisasikan ajaran Islam ala ahlussunah wa al- jama’ah, ide atau gagasan hasil pemikiran ulama al-salafu al-sholih, agar dapat menjadi solusi dan inspirasi dalam kehidupan manusia dewasa ini. Karena itu diperlukan media dakwah yang sejuk dan mendidik.
Hal itu mengemuka dalam acara Pelatihan Da’i Media: Dakwah online dalam masa new normal, yang diselenggarakan Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) bersama NU online, dan Lembaga Ta’lif wa Nasr (LTN) NU PWNU Jateng.
Dalam sesi pembukaan, Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng HM Muzamil menegaskan perlunya itba’ kepada Nabi Muhammad Saw, dan para Sahabatnya, karena substansi aswaja adalah mengikuti Kanjeng Nabi Saw dan para sahabatnya. “Kita memahami bahwa sebaik-baik Da’i adalah Nabi Muhammad Saw. Sebaik-baik penulis adalah sahabat Zaid bin Tsabit yang dengan setia dan tekun menulis Wahyu yang diterima Kanjeng Nabi Saw di bebatuan, pelapah kurma, kemudian menghafalkannya, memahami dan mengamalkannya dengan baik”, tegasnya.
Kemudian para jurnalis terbaik adalah para perawi Hadits, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam Nasa’i, Imam Daruqutni. “Para imam perawi hadits ini tidak hidup pada masa Nabi Muhammad Saw, namun dengan keulamaannya diberikan kelebihan mampu menelusuri, mengumpulkan, mengklasifikasikan dan menuliskan sunah-sunah Rasulullah Saw, baik qauliyah, fi’liyah dan taqririyah, yang menjadi rujukan ummat dalam mempelajari Islam”, tegasnya.
Ketekunan seperti itu lah yang perlu diteladani oleh para penulis atau jurnalis di kalangan Nahdliyin. “Ulama-ulama pendiri NU juga rajin menulis kitab-kitab selain memberikan pendidikan yang baik kepada para santri dan masyarakat sekitar”, ujarnya.
Karenanya ia mengharapkan agar Nahdliyin memiliki kompetensi dengan belajar, karakter yang baik, dan literasi.
Pelatihan Da’i Media berlangsung sehari dengan Nara sumber Dr Hasyim Muhammad, KH Aji Nugroho dan praktisi Media Syamsul Huda.
Dalam paparannya Dr Hasyim Muhammad, menyampaikan dakwah NU adalah untuk memahami dan mengamalkan aswaja dalam kehidupan sehari-hari. “Kita dapat mencontoh dakwah yang dilakukan Walisongo di negeri kita”, ujarnya.
Lebih lanjut ia mengutarakan, tantangan dakwah NU adalah penguasaan teknologi, gerakan ekonomi, dan pengembangan pendidikan untuk penguatan aqidah dan SDM.
“Hikmah dari pandemi adalah kita bisa menggunakan media dewasa ini dalam melaksanakan dakwah”, katanya.
Ketua LDNU Jateng Aji Nugroho, Lc, M.Pd, menyampaikan keprihatinannya karena masyarakat dewasa ini tidak begitu membutuhkan ulama, karena masyarakat jika membutuhkan sesuatu tinggal klik di internet. “Dari sini ada beberapa orang yang terpengaruh pemikiran yang tidak sejalan dengan ajaran Islam yang sebenarnya, sehingga meninggalkan keluarganya karena mengikuti faham yang menyimpang”, ujarnya.
Ia mengungkapkan di Media saat ini terdapat negatif content, potensi intoleransi, radikalisme, sehingga perlu diantisipasi dengan baik.
Karena itu ia mengharapkan agar diperbanyak konten dakwah aswaja, dengan memperhatikan kebutuhan jama’ah.
Sementara itu Syamsul Huda dari Jateng NU Online menyampaikan, NU sebagai ormas Islam belum banyak didukung oleh media yang handal sebagai ajang penyebaran informasi, dakwah dan edukasi.
“Saat itu Gus Dur sering turun ke bawah karena untuk memberikan informasi yang benar kepada Nahdliyin”, ujarnya.
Untuk saat ini, dengan percepatan informasi, NU perlu menggunakan media, karena media saat ini sudah menjadi industri. (Adm).
Media Dakwah Harus Menyejukkan
Leave a comment
Leave a comment