Oleh Muttaqien Mafaza M.Pd.
Peradaban manusia yang semakin modern mengantarkan manusia pada berbagai dinamika kehidupan. Semua aspek kehidupan seakan-akan dimodernisasi oleh keadaan dan situasi pada saat ini. Berbagai upaya dalam mengembangkan berbagai teknologi dilakukan demi memudahkan segala aktifitas manusia. Akibatnya ketergantungan akan produk-produk instan semakin meningkat, sehingga banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang sandang serta pangan berlomba-lomba untuk memproduksi barang-barang tersebut.
Hubungannya dengan ekologi, penyelamatan lingkungan dari sampah anorganik seharusnya lebih diupayakan. Jika sampah-sampah jenis ini terus dibiarkan menumpuk di sembarang tempat dapat mengakibatkan banyak kerugian, banjir yang diakibatkan sungai-sungai yang seakan menjadi tujuan sampahsampah yang tak kunjung hilang bahkan semakin hari semakin banyak jumlahnya.
Budaya masyarakat yang masih sering membuang sampah di sembarang tempat membuat permasalahan-permasalahan lingkungan akibat sampah semakin pelik. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan. Mereka belum menyadari akibat dari budaya buruk mereka itu. Hasilnya sejumlah sampah anorganik juga menghuni sekolah-sekolah. Banyak sekolah telah menyadari keadaan ini, namun banyak pula yang masih mengabaikan permasalahan ini. Akibatnya, banyak sekolah yang terlihat kumuh dan kotor.
- Iklan -
Banyak faktor yang menyebabkan permasalahan ini sulit untuk terpecahkan. Namun sudah seharusnya ditemukan solusi-solusi demi terciptanya lingkungan yang bersih dan bebas sampah. Sampah-sampah harus dikelola dengan baik dan terarah. Dalam hal ini juga konsistensi manusia sebagai pengelola utama harus terpelihara, artinya kegiatan-kegiatan pengelolaan berjalan secara terus menerus. Hal yang paling fundamental adalah pendidikan tentang lingkungan hidup yang semestinya diajarkan di instansi-instansi pendidikan formal maupun nonformal
Penulis ingin memberikan solusi untuk menyikapi lingkungan hidup yang kurang bersih tersebut dengan memanfaatkan kertas bekas dan sampah daun daun sebagi bahan baku pembuatan kertas seni yang nantinya bisa dijadikan bahan yang lebih bermanfaat. Maka melalui karya tulis ini, penulis berkeinginan untuk memanfaatkan kedua hal tersebut yaitu sampah kertas dan sampah daun khususnya untuk dijadikan kertas seni yang akan menjadi media pendidikan literasi lingkungan hidup.
Literasi Lingkungan
Literasi lingkungan sangat diperlukan demi mewujudkan masyarakat yang berwawasan lingkungan, yang sadar akan arti ekologi dan lingkungan bagi keberlangsungan hidup manusia. Sebagian besar dalam sejarah yang dimaksud dengan kata “literasi” berarti literatur atau lebih umum yaitu berpendidikan atau belajar. Dalam arti yang lain kata literasi lebih merujuk pada kemampuan untuk membaca dan menulis, sedangkan dalam arti yang lebih luas menjadi pengetahuan atau pendidikan.
Literasi lingkungan difokuskan pada pengetahuan (knowing), pemeliharaan (caring), dan kewenangan/kemampuan (competence). Tiap tindakan kita berpengaruh atas keseluruhan ekosistem global. Hal tersebut menunjukkan bahwa literasi lingkungan melibatkan pengembangan dari “suara hati” ekologis, komitmen yang bertanggung jawab, sikap, nilai-nilai dan etika, pengetahuan dan keterampilan yang penting dalam memecahkan permasalahan lingkungan untuk keberlangsungan hidup ekosistem.
Program pendidikan lingkungan hidup yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia salah satunya adalah Program Adiwiyata. Berdasarkan pada keputusan bersama antara Menteri Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional pada tahun 2010. Program Adiwiyata diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian peserta didik terhadap permasalahan lingkungan yang terjadi. Pendidikan lingkungan hidup di sekolah diaplikasikan melalui program adiwiyata. Program adiwiyata bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya lingkungan tidak hanya dari segi fisik saja namun juga dari sikap warga sekolahnya.
Ada beberapa standar atau komponen dari literasi lingkungan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat literasi lingkungan seseorang yaitu, 1). Isu Lingkungan 2). Interaksi 3). Aliran Materi dan Energi 4). Populasi, Masyarakat dan Ekosistem 5). Manusia dan Sumber Daya Alam 6). Lingkungan dan Kesehatan dan 7). Lingkungan dan Masyarakat. Seperti apa yang telah kita ketahui bahwa dalam belajar, teori saja tidak cukup. Tapi praktik pun sangat membantu para siswa untuk dapat mengingat dan mengamalkannya dalam keseharian mereka.
Kertas Sampah Organik
Sampah Organik adalah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai kalau dikelola dengan prosedur yang benar. Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi : Sampah organik basah dan sampah organik kering. Sampah berasal dari berbagai sumber, seperti industri, rumah tangga, sekolah, taman, dan masih banyak lainnya. Ada tiga cara untuk mengolah sampah, sistem ini akan membantu mengurangi sampah dirumah yaitu dengan Reduce (mengurangi), Reuse (penggunaan kembali) dan Recycle (mendaur Ulang). Sebenarnya banyak yang bisa kita lakukan dengan sampah.
Kita bisa membuat barang unik dari sampah yang sudah dikumpulkan. Misalnya sampah makanan kecil bisa dibuat menjadi kerajinan tangan dan jika tidak sempat diolah sendiri, jual kepada pengumpul. Sementara sampah organik basah bisa diolah menjadi pupuk organik. Demikian juga dengan sampah organik yang ada di SMA Ma’arif NU Karanganyar Purbalingga kita manfaatkan untuk membuat kertas sampah organik.
Usaha Pengenalan Literasi Lingkunan kepada siswa dapat dilakukan dengan melibatkannya dalam berbagai kegiatan dilingkungan sekolah yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan. Membuat kertas sampah organik adalah salah satu kegiatan yang telah dilaksanakan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan 1). Mengajak siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan 2). Meminta siswa untuk mengumpulkan sampah organik (daun dan kertas) yang ada di sekitar lingkungan sekolah 3). Menghancurkan sampah tersebut dan mencampurnya dengan air dan lem kayu 4). Mencetak kembali dalam bentuk kertas daur ulang 5). Memanfaatkan kertas daur ulang hasil cetak untuk kegiatan yang lain.
Harapan dari kegiatan tersebut adalah siswa lebih peduli terhadap kebersihan sekolah, kelestarian lingkungan dan kreatif dalam memanfaatkan segala sesuatu yang tidak bermanfaat di sekitarnya menjadi benda yang memiliki nilai manfaat yang lebih.
-Guru SMA Ma’arif NU Karanganyar Purbalingga, pengajar mata pelajaran Biologi.