Oleh Niam At-Majha
Pembacaan akan sebuah karya sastra keislaman dalam hal ini adalah novel. Tentu sangat di gemari banyak kalangan anak muda, di tahun 2004 untuk pertama kali saya membaca novel islami; ramai di bicarakan, banyak yang mengatakan inspirasi, penuh dengan pesan pesan bijak. Ya novel Ayat Ayat Cinta karya Habiburrahman.
Setelah nover cinta bernuansa keislaman laku keras di pasaran, akhirnya bermunculan banyak novel novel yang bergenre sama, cinta bernuansa islam. Sebagai kata kuncinya adalah di setiap judulnya pasti ada kata cinta Taufiqurrahman Al Azizi dengan novelnya bertajuk Syahadat Cinta, Kitab Cinta Yusuf Zulaikha, Musafir Cinta.
Ketika itu novel Ayat Ayat Cinta menjadi novel terbaik yang pernah saya baca lebih satu kali saya membacanya. Sebagai santri membaca novel adalah menjadi hiburan tersendiri.
- Iklan -
Kini, dalam kesempatan yang berbeda saya pun seakan mengulang memori yang telah lama; saya melupakannya yaitu membaca novel yang mirip mirip dengan kisah cinta dan cara penyajiannya pun hampir sama, cinta dan dengan tokoh utama sempurna, semua seakan mudah dijalaninya.
Seperti halnya novel bertajuk Cinta Sang Abdi Ndalem karya Elin Khanin adalah sebuah cerita cinta yang menceritakan kehidupan di pesantren beserta dengan beraneka ragam kisah klasiknya. Baik percintaan, perjodohan bahkan tentan labirin labirin kearifannya.
Geliat sastra pesantren telah kembali, meski ditahun 2010 bermunculan novel pop pesantren yang intens mentuaran kehidupan pesantren seperti kekasih taman firdaus ( 2010)mahar di ujung senja( 2009),pangeran bersarung(2005) Kidung Cinta Puisi Pegon (2005) Santri Baru Gede( 2005) karya karya tersebut di terbitkan oleh mata pena salah satu lini dari penerbit LKIs Jogja. Namun sekarang saya sudah jarang bahkan tidak menemukan karya karya yang settingnya pesantren, apa memang cerita yang di angkat hanya sepintas lalu dan mungkin penulisnya pun sama.
Elin Khanin adalah penulis pendatang baru, yang karnyanya belum tersebar ke berbagai media massa, bahkan belum pernah saya melihat karyanya di muat di media cetak atau online, meski penulis pendatang baru akan tetapi berbakat. Elin harus mengasah bahan bacaann, harus membaca berbagai macam karya sastra. Karena apabila seorang penulis banyak membaca tentu akan bernuansa berbeda di setiap karya yang di hasilkan.
Dalam karyanya bertajuk cinta Sang Abdi Ndalem penulis sudah mampu menggambarkan tentang cinta di Pesantren, perihal seorang Abdi yang mencintai ratunya. Amar menjadi tokoh utama dalam novel tersebut di gambarkan dengan penuh kesempurnaan, mempunyai beraneka ragam talenta, sudah hafal al-Quran dan mempunyai paras yang rupawan. Sehingga mampu membuat hati Ning Isma tertawan.
Sekalipun demikian, novel ini bisa membuat baper para pembaca pemula, dan akan terbawa oleh suasana, tak ubahnya ketika kita menonton film FTV dan Drakor yang hampir tiap hari di suguhkan pertelevisian kita.
Perkenalan saya dengan penulis hanya sepintas lalu, akan tetapi saya berharap karyanya tak hanya sepintas lalu; melainkan banyak inovasi baru dalam menggali khasanah kesastraan pesantren. Saya tahu tentang makna kopyah dan peci dari novel tersebut.
Selain itu, saya hanya menemukan cinta yang biasa, bukan unik atau pun menggelitik, tentang kisah cinta seakan saya memutar kembali memori beberapa tahun kebelakang tentang novel religi. Ketika saya mengamati karya Elin Khanin ketika berbicara cinta yang di suguhkan sebatas warna hitam dan putih, padahal cinta beraneka ragam tak ubahnya pelangi.
Gaya bahasa yang dipilih oleh Elin adalah bahasa yang sederhana, muda dicerna siapa saja, terutama pembaca pemula. Karena setiap penulis mempunyai karakter dan gayanya sendiri hal itu yang membedakan dengan lainnya. Maka dari itu, Elin telah menemukan pribadinya yaitu dengan menulis perihal kisah harian, peristiwa cinta yang terjadi di pesantren. Karena orang yang intens istikamah dengan menulis tema tema pesantren, santri, kiai jarang yang bisa bertahan lama. Kebanyakan penulis penulis tersebut hanya sepintas lalu, satu karyanya terbit setelah itu tenggelam dan tak berkarya lagi.
Kebanyakan tema yang di tulis oleh Elin adalah bertemakan cinta, sebab tema tersebut tak akan usang meskipun berkali kali dibahas, berulang kali diulas. Apalagi dalam mengambil tema cinta dalam setiap karyanya Elin lebih memilih cinta dalam masa puber, cinta pertama atau orang orang yang haus akan cinta yang berbeda.
Perempuan kelahiran Pati Jawa Tengah ini suka membaca novel sejak remaja, dan baru beberapa tahun kebelakang dari hobinya membaca berbuah hasil menulis. Dalam setiap karyanya lebih di kenal dengan Elin Khanin yang mengawali karirnya dalam dunia tulis menulis melalui sebuah group menulis di media sosial.
Pada dasarnya karya Elin Khanin berangkat dari kenyataan yang di alaminya. Baik pengalaman cintanya di pesantren dan pengalaman pengalaman kreatif yang memberikan ke arah proses kreatif yang kemudian membuahkan karya cipta. Elin Khanin meski pendatang baru akan tetapi proses kreatifnya bisa di perhitungkan.
-Penulis adalah redaktur puisi di Maarifnujateng.or.id dan pengurus LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah.