• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Sastra
  • Artikel
  • Hikmah
  • FikihTanya Jawab
  • Tokoh
  • Jurnal
  • Informasi
  • Download
    • Juara Lomba Video Profil Sekolah/Madrasah 2020
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif CenterNU Career
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Bijak Memaknai Sejarah

06/05/2020
in Artikel, Opini
Reading Time: 3min read
0 0
0
0
SHARES
10
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh: Al-Mahfud

Sejarah kejayaan masa silam selalu menggoda untuk dikenang. Terlebih, ketika orang merasa hidupnya saat ini dibelenggu berbagai macam himpitan dan kesulitan. Ketika kejayaan dan kemakmuran hidup masa silam terus dinarasikan, diangankan, sembari dibandingkan dengan keadaan hidup seseorang secara pribadi—yang sedang dalam kesusahan, maka bakal mudah terbangun kerinduan semu yang membuat orang kehilangan nalar kritisnya. Akhirnya, orang tersebut gampang terjerumus bujuk rayu gerakan, perkumpulan, atau kelompok tak bertanggung jawab.

Banyaknya orang yang bergabung dengan perkumpulan atau kerajaan fiktif seperti Keraton Agung Sejagat dan Sunda Empire yang heboh beberapa waktu lalu menggambarkan hal tersebut. Kita tahu, bangsa Indonesia punya sejarah panjang tentang kejayaan masa kerajaan. Misalnya masa kerajaan Majapahit, Sriwijaya, hingga Mataram. Kerajaan-kerajaan besar tersebut pernah berjaya di masanya dan menjadi bukti hebatnya peradaban masyarakat Nusantara di masa lalu.

Sebagian masyarakat kita mungkin masih begitu lekat dengan budaya dan tradisi sisa-sisa kerajaan tersebut, atau bahkan mungkin masih mendambakan keagungan peradaban di masa lalu tersebut. Sayangnya, kecenderungan tersebut kadang tanpa diiringi nalar kritis, sehingga “kerinduan” terhadap kejayaan masa silam tersebut menjadi mudah dimanfaatkan oleh orang-orang tak bertanggung jawab untuk mendulang keuntungan atau motif-motif menyebarkan ideologi tertentu.

Bacajuga:

Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Ilustrasi monitor.co.id

Dialog Damai NU dalam Pendidikan Abad Ke-21

03/03/2021
7

Estetika Sufistik dalam Sastra Indonesia

02/03/2021
10
Santri Juga Laik Diwisuda

Santri Juga Laik Diwisuda

01/03/2021
6

Kita juga bisa melihatnya dalam fenomena gerakan kelompok ekstremis atau radikalisme agama (Islam) penganut ideologi politik khilafah. Dalam pola dokrin yang mereka gunakan untuk “mencuci otak” orang yang akan direkrut, misalnya, kerap kali cara yang digunakan pertama-tama adalah dengan membangkitkan nostalgia kejayaan Islam di era kekhalifahan. Mereka meyakinkan bahwa untuk mengembalikan masa kejayaan tersebut, segalanya harus ditata seperti zaman tersebut, termasuk mengembalikan sistem negara khilafah. Sehingga orang harus berjuang untuk kembali menegakkan hal tersebut, termasuk jika harus angkat senjata dan berperang.

Untuk Keadaban Bangsa

Sejarah selalu menyimpan hikmah. Begitu pula dengan sejarah kegemilangan zaman kerajaan di Nusantara. Dari sejarah, kita belajar untuk berbenah. Namun, kita tidak bisa begitu saja mencomot kondisi atau apa-apa yang terjadi di masa lalu untuk dijalankan di masa sekarang. Di samping zaman sudah jauh berubah dan berkembang, sejarah pada dasarnya tak selalu hitam putih. Akan selalu ada sisi-sisi lain dalam sejarah yang mungkin selama ini luput kita ketahui, sehingga kita mesti lebih bijak untuk memaknainya. Artinya, segemilang apa pun suatu zaman, tidak menutup kemungkinan di dalamnya tetap menyimpan berbagai kekurangan.

Cara bijak untuk menyikapi sejarah kejayaan di masa lalu adalah dengan mengambil  semangat atau spirit untuk membangun kemajuan dan keadaban bangsa di saat ini dan di masa depan.  Semangat tersebut penting untuk menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri, bahwa di masa lalu, kita pernah berjaya dan memiliki peradaban yang besar. Sehingga, menjadi sangat mungkin jika di masa sekarang dan di masa depan, kita pun bisa menuju kemajuan dan membangun peradaban yang besar pula, tentu dengan konteks zaman yang sudah berbeda. Melihat kejayaan di masa silam, kita ambil percikan semangatnya, nyala optimismenya, untuk dijadikan pemantik spirit membangun kemajuan dan keadaban bangsa.

Misalnya, dalam konteks sejarah kejayaan masa kerajaan Nusantara, kita bisa belajar tentang nilai-nilai gotong royong, kebersamaan, persatuan, hingga keselarasan hidup bersama alam yang dijunjung tinggi oleh masyarakat di zaman dahulu. Untuk kembali menanamkan dan menguatkan nilai-nilai positif tersebut, kita tak harus kembali ke masa kerajaan; mengangkat seorang raja dan berdandan laiknya prajurit kerajaan. Nilai-nilai tersebut bisa kita tanamkan dan kembangkan di tengah kehidupan demokrasi kita sebagai sebuah bangsa dan negara, dalam  rangka membangun keadaban dan kemajuan bersama.

Kemudian, terkait nostalgia kejayaan Islam yang terus dimanfaatkan kelompok radikalisme penganut ideologi politik khilafah dalam melakukan perekrutan, sebenarnya kita bisa menjadikan sejarah kejayaan Islam di awal Abad Pertengahan tersebut sebagai renungan dan refleksi untuk memajukan dunia Islam di masa sekarang dan di masa depan. Berbagai kemajuan peradaban Islam di bidang ilmu pengetahuan, kebudayaan, seni, kedokteran, dan sebagainya, semua bisa kita jadikan pelajaran berharga tentang bagaimana membangun umat agar maju, makmur, sejahtera, dan berperadaban.

Salah satu nilai dan hikmah yang bisa dipetik dari masa kejayaan Islam misalnya, bahwa kemajuan suatu umat atau bangsa akan sulit tercapai tanpa adanya keluasan akal dan ilmu pengetahuan yang terus dikembangkan. Artinya, antara agama dan ilmu pengetahuan dipandang sebagai satu kesatuan yang berjalan beriringan. Semangat beragama melandasi semangat membangun peradaban. Untuk bisa menjalankan peran sebagai khalifah fil ard yang memakmurkan bumi, manusia mesti mengembangkan potensi akal dan ilmu pengetahuannya. Dari sanalah, kejayaan, kemakmuran, dan peradaban tercipta.

Setiap zaman memiliki karakter dan tantangan masing-masing. Kita tak bisa begitu saja tergiur untuk kembali ke masa lalu dengan cara menghadirkan berbagai artafek lama di masa sekarang. Sejarah bukanlah barang yang bisa ditempelkan di mana saja. Sejarah juga bukan makanan yang bisa ditelan begitu saja. Sejarah adalah kisah dan cerita yang kadang penuh dinamika, sehingga mesti kita kunyah, kita analisa, kita cerap sari-sarinya, untuk kita temukan makna dan hikmahnya sebagai pelajaran berharga untuk membangun peradaban dan menuju kemajuan bangsa.

-Al-Mahfud, penulis, bergiat di Paradigma Institute.Menulis artikel, esai, dan ulasan buku di berbagai media.

Tags: Al-MahfudBijak Memaknai SejarahNU Jateng
ShareSendTweet
Previous Post

Membumikan Homepreneurship

Next Post

Menyikapi Corona dan Belajar Social Distancing dari Sejarah

Related Posts

Penyakit Kronis Penulis Pemula
Artikel

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Ilustrasi monitor.co.id
Artikel

Dialog Damai NU dalam Pendidikan Abad Ke-21

03/03/2021
7
Artikel

Estetika Sufistik dalam Sastra Indonesia

02/03/2021
10
Next Post

Menyikapi Corona dan Belajar Social Distancing dari Sejarah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2k Fans
  • 1.2k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

24/07/2020
Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

Bolehkah Qurban Dulu, Bayar Belakangan?

14/07/2020
Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

Menjadi Penulis itu Butuh Proses Panjang

6
Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

Lomba Video Profil LP Ma’arif PWNU Jateng Diundur Sampai Desember 2020

4
Pengurus LP Ma’arif PWNU Jateng Evaluasi Program

Respon Wacana Mendikbud, LP Ma’arif Jateng Lakukan Survei

4

Hadapi Revolusi Industri 4.0, LP Ma’arif NU Jateng Kuatkan SIMNU

3
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

07/03/2021
Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

07/03/2021

SMA 26 NU Diharap Jadi Pioner Penyebar Islam Rahmatan Lil Alamien

07/03/2021

Tulisan Terbaru

Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

08/03/2021
5
Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

Harlah ke 47, STAINU Purworejo Ziarah ke Muassis

07/03/2021
4
Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

Pelantikan PC Fatayat NU Banjarnegara masa Khidmat 2020-2025

07/03/2021
7

SMA 26 NU Diharap Jadi Pioner Penyebar Islam Rahmatan Lil Alamien

07/03/2021
2
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Rangkaian acara Harlah NU ke-98 PWNU Jawa Tengah akan disiarkan secara LIVE di youtube Maarif NU Jateng

Catat tanggalnya ya... 🤗
  • Selamat Harlah NU ke-95
  • Selamat Harlah NU ke-95

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Hikmah
  • Tokoh
  • Fikih
  • Informasi
    • Lomba
    • Pengumuman
  • Download
    • Majalah MOPDIK 2020
    • Banner Selamat Tahun Ajaran Baru
  • Ma’arif Center
  • Cara Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version