Oleh Afina Izzati
Kesadaran merupakan keadaan mengingat kembali sebuah kejadian yang mungkin telah terjadi atau sedang terjadi. Kesadaran seseorang seringkali muncul ketika kejadian telah berlalu dan menyisakan sebuah pembelajaran atau bahkan penyesalan.
Lemahnya kesadaran seseorang dapat menyebabkan timbulnya penyesalan dikemudian. Penyesalan inilah yang tidak mungkin bisa mengembalikan sebuah keadaan seperti semula. Seperti dalam sebuah kasus kelangkaan masker yang terjadi sejak isu Virus Korona menyerang kota Wuhan di China beberapa bulan lalu.
Namun yang terjadi di Indonesia justru masih terlihat tenang melihat korona yang telah meluas di China dan memakan banyak korban. Sehingga yang terjadi di Wuhan seperti kota mati dan terlihat sepi. Seluruh toko terlihat tidak beroperasi seperti biasanya karena himbauan pemerintah China yang mengisolasi daerah Wuhan.
- Iklan -
Pemerintah melalui pabrik-pabrik di Indonesia mulai membantu mengirimkan sejumlah masker untuk dapat digunakan oleh masyarakat di China. Namun dibalik itu ada peran masyarakat umum yang ikut-ikutan dalam mengekspor masker ke Wuhan China.
Dengan dalih membantu saudara yang sedang kesusahan, ternyata ada motif finansial yang diharapkan dari ekspor masker oleh masyarakat. Banyaknya masyarakat yang ikut mengekspor menjadikan barang langka dipasaran, bahkan pabrik mengalami kewalahan dalam menerima pesanan. Sehingga yang terjadi saat itu harga masker sudah mulai melambung tinggi.
Masyarakat tergiur keuntungan yang berlipat dengan mengekspor masker ke daerah terdampak korona itu. Sehingga mereka berusaha mencari masker di berbagai daerah dengan jumlah yang banyak, kemudian disetorkan kepada pengepul yang siap membeli dengan harga tinggi. Pengepul masker mencoba meyakinkan masyarakat diberbagai daerah untuk dapat ikut membantunya mencarikan masker agar dapat dikirim ke Wuhan China.
Terlambat disadari, kini Korona sudah masuk di Indonesia meski yang teridentifikasi hanya beberapa orang saja. Virus yang mematikan di berbagai daerah seperti China, Korea Selatan, dan Jepang menjadi momok yang begitu menakutkan bagi sejumlah penduduk di Indonesia. Masyarakat berbondong-bondong mencari masker untuk antisipasi virus. Namun sayang, kelangkaan masker telah terjadi jauh sebelum Korona masuk di Indonesia.
Beberapa penjual mengeluhkan kelangkaan masker yang terjadi, juga kalaupun stok tersedia dengan harga yang begitu tinggi. Sehingga orang yang memerlukan masker mesti merasakan kelangkaan akibat ulah oknum agen-agen pengepul masker saat itu.
Kelangkaan masker sebenarnya dapat diantisipasi sejak awal, sebelum korona masuk di Indonesia. Namun langkah pemerintah yang kurang memperhatikan ekspor barang ke Wuhan, akibatnya kelangkaan yang terjadi begitu dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Selain masker, masyarakat juga memborong hand sanitizer untuk persediaan, sehingga disejumlah tempat mengalami kekosongan barang. Berbagai barangpun ikut diburu oleh masyarakat, seperti vitamin, dan rempah-rempah untuk tetap menjaga stamina tubuh mereka. Bahan makanan pokok disejumlah daerah juga mengalami peningkatan pembelian, akibat kekhawatiran berlebihan yang dialami masyarakat.
Pemerintah sudah seharusnya dapat mengawasi laju pasar. Sehingga tidak lagi terjadi kelangkaan barang-barang yang diperlukan masyarakat, khususnya barang pokok. Serta tidak ada oknum-oknum pengepul barang untuk mencari keuntungan pribadi semata, dengan menaikkan harga yang begitu tinggi.
Masyarakat juga diharapkan tetap tenang dalam menghadapi isu korona yang mulai masuk di Indonesia. Cara yang dapat dilakukan adalah mengurangi kekhawatiran yang berlebihan, tetap menjaga kesehatan dan stamina badan. Namun juga tidak menanggalkan untuk tetap berdoa dan meminta perlindungan kepada Tuhan.
-Penulis adalah Pengurus PR Fatayat Tenggeles Mejobo Kudus