• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Apakah Orang NU Anti Arab?

04/11/2019
in Artikel, Opini
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Ilustrasi monitor.co.id

Ilustrasi monitor.co.id

0
SHARES
57
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh Rifqi Silfiana

Nyinyiran yang paling istikamah melanda orang NU adalah anggapan beberapa netizen yang menganggap orang NU seolah-olah anti dengan segala hal yang berbau Arab. Apa lagi dengan bendera tauhid yang bertuliskan laa ilahaillallaah.

Mereka kemudian menganggap orang NU tidak mengakui keesaan Allah hanya karena bendera tersebut. Padahal sejatinya kalimat tauhid dan bendera yang bertuliskan kalimat tauhid adalah dua hal yang berbeda. Layak seperti palu dan arit dengan bendera PKI bergambar palu dan arit.

Ahli Berbahasa Arab
Orang NU biasa belajar bahasa Arab sejak kecil. Baik di pesantren, maupun madrasah diniyah. Belajar dari kitab Jurumiyah sampai Alfiyah Ibnu Malik, kitab Fathul Qorib, Sulam Taufiq, Mabadi’ul Awaliyah, Bulughul Maram, Aqidatul Awam, Ikhya’ Ulumuddin, Khulashatun Nurul Yaqin, dan masih banyak lagi.Semua kitab tersebut berbahasa Arab dan banyak santri yang sangat mahir memahami gramatika bahasa Arab.

Bacajuga:

Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
Sastra dan Religuisitas

Sastra dan Religuisitas

30/06/2022
4
Pendeta, Santri dan Pesantren

Pembentukan Karakter Anak Lewat Praktik Ibadah

26/06/2022
6

Sebagian besar nama-nama kiai dan santri NU juga menggunakan nama Arab. Bahkan lagu nasionalisme kebanggaan NU “Mars Subnanul Wathon” yang di dengungkan setiap kegiatan ceremoni juga berbahasa Arab. Orang NU mencintai bahasa Arab, sebagai sarana ibadah, alat untuk untuk memahami Al Qur’an dan Hadist, serta sebagai alat komunikasi dan pengantar studi yang membutuhkan bahasa Arab.

Di bulan Ramadan, kiai NU seperti Gus Mus, sering mengadakan pengajian kitab kuning yang ditonton oleh orang tanpa batas. Bahasa kerennya, siaran live ngaji kitab kuning. Tradisi keilmuan NU adalah paling utama dari sumber memahami agama. Membahas kitab harus cukup kuat ilmu nahwunya. Bukan semata-mata hafal sedikit ayat kemudian mendadak menjadi ustadz. Kenapa yang bukan NU tidak menyelenggarakan? Kalau seperti ini yang anti Arab siapa?

Anti Arab?
Di sinilah mulai terjadinya kesalahpahaman anggapan bahwa orang NU anti Arab. Anti Arab merupakan gerakan perlawanan, ataupun kebencian kepada bangsa Arab (Arabophobia). Memusuhi bangsa Arab dengan berbagai aksi, seperti yang dilakukan Negara Amerika dan Eropa.

Perlu dibedakan antara corak dan sumber agama. Orang NU menjadikan Nusantara sebagai corak beragama, bukan menjadi sumber agama. Jika NU benar-benar anti Arab, bagaimana orang NU dapat memahami ajaran Islam? Sedangkan Al Qur’an berbahasa Arab, dan Nabi Muhammad adalah orang Arab. Nabi sayyidul arabi wal ajam. Nabi Muhammad itu pemimpin orang Arab dan non Arab.

Dengan adanya anggapan NU anti Arab, maka muncul juga anggapan bahwa orang NU anti habib. Ketauhilah, sejak dahulu orang NU cinta kepada kiai dan habib. Mencintai habib termasuk yang diwajibkan dalam Islam, karena habib adalah pewaris nasab nabi dan mencintai kiai karena kiai pewaris ilmu Nabi. Di sinilah perlu ditegaskan bahwa NU tidak anti Arab.

Anti Budaya Arab?
Dalam implementasi dan amaliyah budaya, orang NU sepenuhnya menggunakan kebudayaan nusantara, yaitu budaya Indonesia. Mulai dari cara berpakaian, berperilaku, dan bermuamalah.
Kemudian, jika orang NU dituduh anti Arab karena lebih suka memakai sarung, baju batik, kaos oblong, dan peci hitam dalam melaksanakan ibadah shalat, maka untuk apa pabrik sarung, pabrik batik yang menjadi kebanggaan Negara kita masih dibuka? Harusnya pabrik-pabrik hanya membuat sorban, jubah dan gamis saja, yang lain tidak usah kan?

Ajaran Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad, tentu wajib diikuti dan diamalkan oleh setiap muslim. Tetapi, dari segi kebudayaan, tentu tidak harus diikuti dan diterapkan di Indonesia yang memiliki kebudayaan sendiri. Bahkan budaya di Indonesia sangat beragam. Mulai dari budaya Jawa, budaya Sunda, budaya Papua, dan lain sebagainya.

NU itu lentur, tawazun, tasamuh, tawasuth, i’tidal, dan fleksibel tetapi tetap lurus. Bagi orang NU mau pakai sarung dan peci hitam, maupun pakai gamis, jubah dan sorban, selama salatnya menutup aurat dan suci dari najis, maka pakaian apapun yang dianggap baik menurut adat setempat bisa dipakai untuk salat. Dan salatnya sah-sah saja. Bukan seolah-olah hanya jubahlah pakaian Islami yang menjadikan sah nya shalat, sedangkan mukenah, baju koko tidaklah dianggap Islami dan tidak menjadikan sahnya salat. NU sangat memahami mana agama, dan mana budaya.

Komitmen
Orang NU bukan menabrak syariat, tetapi mengisi aplikasi penerapan syariat dengan mengkomodasi budaya. Orang NU menjadikan adat kebiasaan menjadi panduan menetapkan hukum. Kaidah ini sudah dipelajari bagaimana penerapannya di masyarakat Indonesia oleh kiai NU, bahkan sejak periode Walisongo.

Bagi orang NU mau memanggil ibu dengan sebutan mbok, atau umi silakan saja. Memanggil ayah, dengan sebutan bapak atau abi tidak masalah. Begitu juga ungkapan akhi, ukhti sederajat dengan panggilan mas, kang, mbak, atau dek.Tidak perlu memaksakan orang lain untuk seperti orang Arab.

Jangan sampai semua istilah lokal dan bahasa daerah, maupun bahasa Indonesia tergantikan dengan bahasa Arab hanya agar terkesan lebih islami. Jika orang NU seperti itu, maka kurang proporsional. Intinya, tidak perlu anti Arab, tetapi tidak perlu harus seperti orang Arab. Tetap menjadi orang Indonesia, bukan orang Arab. Dan NU memiliki komitmen yang kuat menjaga nilai-nilai kebangsaan dan kebhinekaan. Lahir di Indonesia, tinggal di Indonesia, dan meninggal di Indonesia tidak ada alasan lain untuk memperjuangkan nasionalisme.

-Penulis adalah Mahasiswi Pascasarjana IAIN Salatiga

Tags: Apakah Orang NU AntiArab?LP Ma'arif PWNU JatengNU JatengRifqi Silfiana
ShareSendTweet
Previous Post

MWC NU Tegalrejo Peringati Maulid Nabi

Next Post

Panitia Kemah Kebangsaan Sakoma NU Jateng Siapkan Karang Pamitran Pembina

Related Posts

Body Shaming yang Bikin Salting
Artikel

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
Tradisi Menulis Para Ulama
Artikel

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
Sastra dan Religuisitas
Artikel

Sastra dan Religuisitas

30/06/2022
4
Next Post
Panitia Kemah Kebangsaan Sakoma NU Jateng Siapkan Karang Pamitran Pembina

Panitia Kemah Kebangsaan Sakoma NU Jateng Siapkan Karang Pamitran Pembina

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 1.5k Followers
  • 1.7k Subscribers
Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

20/03/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Urgensi Statistika dalam Pendidikan

Urgensi Statistika dalam Pendidikan

24/07/2020
Urgensi Berpuasa dari Media Sosial

Membebaskan Pikiran dari Terorisme Digital

40
Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

33
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

31
Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

29
Puisi-Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

Golongan yang Memperoleh Syafaat di Hari Akhir

30/06/2022
Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

29/06/2022
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022

Tulisan Terbaru

Puisi-Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

Golongan yang Memperoleh Syafaat di Hari Akhir

30/06/2022
1
Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

29/06/2022
5
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Pengumuman daftar pemenang 10 terbaik Lomba Best Practice Madrasah/Sekolah Unggulan LP Ma
  • #harlahansor #harlahansor88
  • #harlahfatayatnu #harlahfatayatnu72
  • #maarifnujateng #maarifnu #maarif #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng
  • Marhaban ya Ramadhan..
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #pergunupusat #harlahpergunu #harlahpergunu70
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #harlahpergunu70 #harlahpergunu
  • #pwnujateng #pwnu #pwnujawatengah #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • #pwnujateng #pwnujawatengah #pwnu #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Sekolah dan Madrasah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version