• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Artikel

Hilangnya Marwah Pendidikan di Era Demokrasi

03/10/2019
in Artikel, Opini
Reading Time: 3 mins read
0 0
0
Ada ‘Tukang Kebun’ di Ma’arif (2)

Ilustrasi: dok- Maarifnujateng.or.id.

17
SHARES
7
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

Oleh Abdul Khalim

Astiah, seorang pengajar Sekolah Dasar (SD) Negeri Pa’bangiang, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel) belum lama ini nahas menjadi korban penganiayaan dua murid dan orang tuanya saat mengajar (iNews.id, 4/9/2019). Tamparan keras bagi dunia pendidikan. Bangunan pendidikan yang semestinya dibangun dengan kesadaran bersama oleh semua komponen tercederai oleh prilaku siswa dan orang tuanya sebagai salah satu komponen dalam mencapai tujuan pendidikan.

Apa yang dipertontonkan pada kasus Astiah dan beberapa guru lain yang menjadi korban kekerasan baik oleh siswa ataupun orang tua siswa merupakan bencana bagi dunia pendidikan, yakni hilangnya marwah pendidikan di era demokrasi. Di era ini, ternyata yang butuh dididik bukan hanya siswa sajam akan tetapi orang tua siswa juga harus dididik agar memilliki kesadaran bersama dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan anak.

Dalam hal untuk mencapai keberhasilan pendidikan, tentu kita harus mengingat trilogi pendidikan sebagai skema yang harus saling mendukung, yakni lingkungan keluarga – sekolah – masyarakat. Dalam trilogi pendidikan itu, keluarga merupakan bagian yang sangat mendasar. Orang tua sebagai guru pertama lebih-lebih Ibu sangat menentukan arah pendidikan anak. Mengingat “al Ummu Madrasatul Ula”, ibu adalah madrasah pertama dan utama. Itu artinya, pendidikan yang ditanamkan orang tua menjadi modal karakter dasar anak dalam bersikap pada lingkunganya yang lebih luas.

Bacajuga:

Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
Sastra dan Religuisitas

Sastra dan Religuisitas

30/06/2022
4
Pendeta, Santri dan Pesantren

Pembentukan Karakter Anak Lewat Praktik Ibadah

26/06/2022
6

Pahami Bersama Keberhasilan Pendidikan
Orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga menduduki posisi pertama dan utama. Keberhasilan pendidikan tidak bisa lepas dari peran orang tua dilingkungan rumahnya. Namun demikian manakala anak memasuki dunia sekolah, tanggung jawab orang tua beralih pada pihak sekolah wabil khusus guru. Demikian pula manakala anak memasuki dunia pergaulan di masyarakat, lingkunganlah yang akan membentuk karakter anak.

Ketiga trilogi pendidikan ini harus saling bersinergi dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Kecacatan salah satu darinya akan menyebabkan kepincangan dalam proses pendidikan. Lingkungan keluarga sebagai pusat pendidikan pertama dan utama harus mengajarkan nilai-nilai luhur yang harus dipegang anak. Orang tua harus mengajarkan bagaimana menghormati orang tua, menghormati guru, menghormati teman dan sesama. Dari lingkungan keluarga itulah pendidikan karakter jauh lebih memiliki peran strategis dibanding lingkungan yang lain.

Lingkungan sekolah adalah elemen suplemen pendidikan karakter yang disuguhkan kepada peserta didik. Lingkungan sekolah mencoba memberikan sekema dan sketsa karakter ideal yang kelak harus diwujudkan oleh peserta didik dalam kehidupannya. Lingkungan masyarakat adalah penerima manfaat pendidikan karakter yang telah diberikan, baik di lingkungan keluarga maupun sekolah. Namun demikian jika pendidikan karakter yang diberikan kepada anak sejak dari keluarga (rumah) dan sekolah tidak cukup kuat untuk membentuk karakter siswa maka anak justru akan terbawa arus mengikuti pola yang ada di masyarakat.

Dalam rangka untuk mewujudkan keberhasilan tujuan pendidikan tersebut, ketiga trilogi pendidikan tersebut harus saling bekerja sama dan saling melengkapi. Guru sebagai pendidik di sekolah berupaya untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan berbagai analisa; psikologi, sikap, intelektual, ketrampilan dan spiritualnya.

Orang tua sebagai penanggung jawab dan penerima manfaat pendidikan sekolah juga harus melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh guru maupun pihak sekolah di lingkungan keluarganya. Dengan demikian orang tua, guru dan pihak sekolah harus saling memahami perkembangan anak dalam mencapai tujuan pendidikan.

Penyadaran Orang Tua
Perlakuan orang tua siswa terhadap guru Astiah menandakan hilangnya marwah pendidikan. Kekerasan yang dilakukan oleh dua siswa dan orang tuanya terhadap guru Astiah justru mempertontonkan prilaku tidak mendidik sama sekali bahkan merusak suasana pendidikan. Anak-anak secara psikologis tercederai atas prilaku orang tua tersebut yang dengan terang-terangan meperlakukan guru dengan tidak semestinya didepan peserta didik dan anaknya sendiri disaat proes pembelajaran sedang berlangsung. Dis inilah terjadi kecacatan dalam trilogi pendidikan. Orang tua yang seharusnya mendukung kegiatan sekolah malah merusak dengan intervensi dan melukai suasana edukatif. Tampaknya dalam hal ini orang tua juga perlu diberi penyadaran akan hakikat pendidikan.

Perseteruan orang tua dan pihak sekolah mestinya tidak perlu terjadi secara vulgar atau terang-terangan didepan murid secara leluasa apalagi sampai melibatkan anaknya. Jika ada masalah semestinya diselesaikan secara arif, musyawarah dan dialog yang baik antar pihak-pihak terkait tanpa harus meluapkan emosi didepan anak-anak yang sedang menjalankan proses pembelajaran.

Orang tua harus sadari betul persoalan ini, bahwa pendidikan tentu harus dilaksanakan dengan uswah atau keteladanan oleh berbagai pihak terutama orang-orang dewasa. Jika orang tua sudah terang-terangan meluapkan emosi kepada guru didepan anak-anak (peserta didik) maka akan menciderai psikologi anak-anak, dan perlakuan seperti itu sama sekali tidak mendidik dan merusak proses pendidikan.

Pihak sekolah memerlukan upaya yang tepat sebagai evaluasi atas hubungan antara sekolah dan orang tua murid bahkan masyarakat. Diantara yang harus dilakukan adalah menjalin dialog dan penyadaran kepada orang tua tentang hakikat dalam proses mencapai tujuan pendidikan. Kesadaran akan sinergisitas dalam mencapai tujuan pendidikan perlu ditingkatkan, orang tua murid perlu dilibatkan dalam menilai perkembangan kemajuan anaknya dan diberi wawasan tentang tujuan pendidikan yang harus openi dan diperhatikan bersama.

Termasuk bagaimana orang tua memberikan keteladanan kepada anak-anaknya. Bahkan ketika terjadi permasalahan agar diselesaikan tanpa melibatkan siswa secara langsung dalam arti tidak mempertontonkan emosional orang tua dihadapan siswa atau anak. Cukuplah masalah tersebut menjadi masalah orang-orang dewasa dan bagaimana penyelesaianya harus dibicarakan bersama untuk mencari solusi.

-Penulis adalah Pengurus LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah.

Tags: Abdul KhalimHilangnya Marwah Pendidikan di Era DemokrasiLP Ma'arif PWNU JatengNU Jateng
Share17SendTweet
Previous Post

Saparan: Kebangkitan Religi dan Ekonomi

Next Post

Menghalalkan Pacaran

Related Posts

Body Shaming yang Bikin Salting
Artikel

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
Tradisi Menulis Para Ulama
Artikel

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
Sastra dan Religuisitas
Artikel

Sastra dan Religuisitas

30/06/2022
4
Next Post
Menghalalkan Pacaran

Menghalalkan Pacaran

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 1.5k Followers
  • 1.7k Subscribers
Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

20/03/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Urgensi Statistika dalam Pendidikan

Urgensi Statistika dalam Pendidikan

24/07/2020
Urgensi Berpuasa dari Media Sosial

Membebaskan Pikiran dari Terorisme Digital

40
Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

33
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

31
Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

29
Puisi-Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

Golongan yang Memperoleh Syafaat di Hari Akhir

30/06/2022
Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

29/06/2022
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022

Tulisan Terbaru

Puisi-Puisi Yanuar Abdillah Setiadi

Golongan yang Memperoleh Syafaat di Hari Akhir

30/06/2022
1
Body Shaming yang Bikin Salting

Body Shaming yang Bikin Salting

30/06/2022
3
LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

LP Ma’arif NU Banyumas Gelar Bimbingan Teknis Kurikulum Merdeka

29/06/2022
5
Tradisi Menulis Para Ulama

Keragaman Tema dalam Guratan Dani Cipta A.

30/06/2022
1
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • Pengumuman daftar pemenang 10 terbaik Lomba Best Practice Madrasah/Sekolah Unggulan LP Ma
  • #harlahansor #harlahansor88
  • #harlahfatayatnu #harlahfatayatnu72
  • #maarifnujateng #maarifnu #maarif #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng
  • Marhaban ya Ramadhan..
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #pergunupusat #harlahpergunu #harlahpergunu70
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #harlahpergunu70 #harlahpergunu
  • #pwnujateng #pwnu #pwnujawatengah #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • #pwnujateng #pwnujawatengah #pwnu #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Sekolah dan Madrasah Unggulan
  • Silabus
  • Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version