[dropcap]D[/dropcap]ewan Pendidikan (Wandik) memiliki peran strategis sebagai mediator pendidikan di Jawa tengah. Saat ini di Jateng masih banyak terjadi hal yang tidak rekonsilitaif. Karena tidak rekonsiliatif maka memiliki potensi berjalan sendiri-sendiri. Demikian dikatakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menerima rombongan Wandik Jawa Tengah di ruang kerjanya Selasa (3/2).
Ia berharap Wandik dapat mengisi ruang-ruang kosong yang tidak tersentuh olehnya. Banyak hal yang harus dilakukan terutama kaitannya persoalan pendidikan yang selama ini diurusi oleh pusat. Ia menginginkan perubahan tentang pola pengelolaan tersebut. ”Jika kebijakan itu dipandang perlu diubah, saya ingin kitalah yang mempelopori. Ide itu dari dan dimulai dari Jawa Tengah” ungkap Ganjar.
Menurut Ganjar seharusnya pendidikan jenjang SMK/SMA pengelolaan diserahkan kepada daerah. “Saya membayangkan kalau SMK/SMA pengelolaannya diserahkan kepada daerah sak duit-duite. Wah jelas saya link-kan semuanya. Saya mau pertanian di Jawa Tengah maju. Seluruhnya harus mekanisasi. Kita buat pompa murah, pemipil padi murah, dan seterusnya. Coba sekarang Mobil SMK siapa yang berbicara. Menguap begitu saja kan?” ungkap Ganjar.
Ganjar juga menyoroti merosotnya moralitas masyarakat yang salah satu penyebabnya karena fungsi pendidikan tidak berjalan semestinya. Kini karakter kejujuran menjadi hal yang paling memprihatinkan. “ Saya sangat prihatin dengan kondisi itu. Dulu waktu sekolah, saya tidak ngerjakan PR disabet, disuruh nulis berates-ratus kalimat. Saya pernah mengalami itu. Tapi itulah justru yang membentuk karakter kita. Seharusnya anak didik diberi kesadaran untuk jujur. Kalau tidak memenuhi kualifikasi, ya tdk usah memaksa lulus” ungkap Ganjar.
Ganjar berharap pertemuan tersebut akan mendorong pada dua hal pertama jika pelaksanakaan pendidikan, regulasi-regulasinya tidak pas ia mengajak meninjau legislasinya kalau perlu dibahkah atau diperbaiki. Kedua tentang politik anggaran. Menurut Ganjar Jawa Tengah harus fokus dalam perencanaan anggaran. Selama ini pembagian anggaran kita slow-slow saja, tidak tegas, tidak pernah fokus. Akhirnya Jateng tidak tumbuh. “Ke depan saya minta Wandik juga ikut membuat renstranya, nanti kita siapkan semuanya” tutup Ganjar.
Ketua Dewan Pendidikan Jawa Tengah AT. Sugito dalam pada itu menyampaikan berbagai program kerja yang akan dilakukan tahun 2014 dan berbagai program yang sudah dilakukan pada 2013. Ia berharap sinergi ini akan membawa peningkatan mutu pendidikan di Jawa Tengah. Ikut serta dalam rombongan tersebut Kepala Dinas Pendidikan Jateng Nur Hadi Amiyanto (Muslihudin el Hasanudin)