• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan
LP Maarif NU Jateng
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • UNDUH
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
  • Beranda
  • BeritaTerkini
  • Artikel
  • Sastra
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Jurnal
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Madrasah dan Sekolah Unggulan
  • UNDUH
  • Kirim Tulisan!
No Result
View All Result
LP Maarif NU Jateng
ADVERTISEMENT
Home Tokoh

KH ASY’ARIE WONOSARI (W. 1948/1367 H) Merangkul Penjahat dan Bromocorah dengan Seni Lokal

11/10/2014
in Tokoh
Reading Time: 4min read
0 0
0
KH ASY’ARIE WONOSARI (W. 1948/1367 H) Merangkul Penjahat dan Bromocorah dengan Seni Lokal
0
SHARES
19
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke Whatsapp

1351062874Wilayah Bondowoso ketika awal tahun 1930 atau sebelum kemerdekaan, merupakan bagian dari Karesidenan Besuki. Karesidenan Besuki merupakan pusat pemerintahan di daerah Tapal Kuda dan sekitarnya, dibentuk oleh pemerintah Kolonial Belanda dalam rangka mengatur kebijakan penanaman dan penjualan barang-barang komoditi khususnya tembakau serta memperlancar arus perdagangan melalui pelabuhan-pelabuhan laut.

Dalam prosesnya, wilayah-wilayah lain di sekitar Besuki, termasuk di dalamnya Bondowoso juga berkembang dan mulai memunculkan geliat-geliat ekonomi pada penduduknya. Geliat ekonomi ini perlahan merubah perilaku masyarakat untuk  lebih termotivasi dalam mencari pendapatan.

Perilaku masyarakat yang berubah di kawasan Bondowoso, khususnya Kecamatan Wonosari dan sekitarnya, diikuti makin maraknya tindakan premanisme dan kejahatan yang dilakukan oleh para preman, penjahat, dan bromocorah. Bromocorah merupakan istilah lokal Orang Madura untuk menyebut para ahli bela diri dan ilmu kanuragan yang ada di masyarakat.

KH Asy’arie merupakan perintis awal atau tokoh awal penyebar Agama Islam di wilayah Wonosari, dan sekitarnya. Beliau merupakan murid Syech Kholil Bangkalan yang pada masa sebelum kemerdekaan atau saat masa-masa kolonial Belanda berkuasa, Pondok Pesantren Syech Kholil Bangkalan menjadi tempat belajar para santri yang kelak di masa mendatang menjadi ulama-ulama tangguh di bidangnya.

Bacajuga:

Nyai Hj. Khoiriyah Hasyim, Ulama Perempuan Tangguh

Nyai Hj. Khoiriyah Hasyim, Ulama Perempuan Tangguh

09/07/2020
147
Mengusulkan KH Subkhi Menjadi Pahlawan Nasional

Mengusulkan KH Subkhi Menjadi Pahlawan Nasional

19/02/2020
83
KH. Cholil Asya’ari: Pejuang NU di Kota Tembakau

KH. Cholil Asya’ari: Pejuang NU di Kota Tembakau

15/09/2019
186

NU Harus Kuatkan Ekonomi Nahdliyin

20/06/2019
9

Para santri yang pernah belajar di bawah asuhan Syech Kholil selain alm.KH. Asy’arie, ialah Hadratus Syech KH. Hasyim Asy’arie (pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama dan pendiri Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang), KH. Ali Wafa (pendiri Pondok Pesantren Temporejo, Jember), KH. M. Munawwir (pendiri Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta), KH. R. Abdul Fattah (pendiri Pondok Pesantren Al Fattah, Tulungagung), KH. Romli Tamim (Jombang), dan sebagainya (Arrifa’i, 2010).

Sebagai seorang tokoh agama, alm. KH. Asy’arie kemudian mencari solusi agar dakwahnya diterima sehingga bisa mengurangi tindak kejahatan yang terjadi di wilayah Wonosari dan sekitarnya. Solusi ini kemudian melahirkan suatu ide berdakwah islami dengan cara a maèn kèjung. Istilah lokal ini berasal dari Bahasa Madura yang apabila diterjemahkan berarti menyanyi mirip seperti sinden atau tindakan saling memukul dengan rotan. Dalam kasus ini a maèn kèjung yang dimaksud adalah tindakan saling memukul dengan rotan.

Kèjung merupakan tradisi yang pelaksanaanya hampir mirip dengan kesenian Tiban di wilayah Tulungagung, dimana para pemain, saling berhadapan dan saling cambuk dengan rotan. Kèjung dalam tulisan ini dimaksudkan sebagai ajang perlombaan, untuk menguji nyali, kekuatan fisik, taktik dan ketangkasan para pemain. Setiap pemain membawa rotan untuk dipukulkan ke lawannya. Pemain dikatakan menang jika berhasil menjatuhkan lawan. Kèjung merupakan tradisi yang juga ditemukan di kebudayaan Jawa, seni ini memadukan ke uatan fisik, kanuragan, gerakan dan terkadang diiringi dengan musik, meskipun dalam prakteknya kèjung yang dilakukan oleh alm KH. Asy’arie dipengaruhi oleh kebudayaan Madura yang kuat. Aspek yang ditonjolkan ialah gerakan dari pemain kèjung itu sendiri yang dinamis, bertenaga, dan tidak terlalu menonjolkan musik. Tradisi ini sering dijadikan ajang taruhan ataupun judi oleh para peserta yang melihatnya, disini perlahan alm KH. Asy’arie merubah aturan ini.

alm KH. Asy’arie memanfaatkan kèjung untuk menundukkan lawan-lawannya yang kemudian beliau rangkul dalam proses pembelajaran islam. Hal ini nampak ketika lawan-lawan beliau yang umumnya merupakan bromocorah, preman dan penjahat menggunakan ilmu hitam namun berbeda dengan alm KH. Asy’arie, yang menekankan pada penggunaan ilmu putih atau ilmu agama untuk menghadapi para bromocorah, preman dan penjahat. Para bromocorah, preman dan penjahat yang kalah ini, tertarik mengetahui ilmu yang dipakai oleh alm KH. Asy’arie, sehingga ini mengundang mereka untuk mendalami Islam lebih giat. Beliau menggunakan tradisi lokal sebagai sarana dakwah, karena dakwah secara langsung di kalangan masyarakat Wonosari dan sekitarnya yang dihuni preman, penjahat, dan bromocorah dengan jumlah yang banyak, berpotensi memunculkan konflik dan pertentangan.

Seiring berjalannya waktu, proses dakwah dengan media seni ini memunculkan kesan bagus kepada masyarakat termasuk para preman, penjahat dan bromocorah di wilayah tersebut. Perlahan mereka tertarik untuk melihat lebih dekat kesenian kèjung ini dan terlibat di dalamnya, lama-kelamaan usaha dakwah alm. KH. Asy’arie dalam menyebarkan Agama Islam di wilayah Wonosari dan sekitarnya menuai hasil. Keberhasilan ini diikuti pula dengan jerih payah beliau untuk merintis dan mendirikan Pondok Pesantren Daruth Tholabah, serta menjadi Pembina Pertama Jam’iyah Nahdlatul Ulama di wilayah Kabupaten Bondowoso. Keberhasilan mendirikan pondok pesantren tersebut tidak lepas dari usaha beliau merangkul masyarakat di sekitar, khususnya para preman, penjahat, dan bromocorah di kawasan itu.

Usaha dan do’a dari sesama kyai tidak bisa dipungkiri perannya, salah satunya adalah beliau KH. R. Syamsul Arifin merupakan ayah dari KH. As’ad Syamsul Arifin (pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo). KH. R. Syamsul Arifin menjadi dewan penasehat atau pembina di Pondok Pesantren Daruth Tholabah dan daerah Wonosari, Bondowoso antara tahun 1910-1950 M.

Saat berdirinya Pondok Pesantren Daruth Tholabah, merupakan masa-masa yang begitu genting dimana kolonialisasi Belanda masih melanda wilayah Bondowoso dan sekitarnya, kemudian diikuti pula penjajahan Jepang. Kondisi ini membuat Pondok Pesantren Daruth Tholabah selain sebagai pusat pendalaman ilmu agama, juga difungsikan sebagai basis pertahanan dan perjuangan rakyat melawan penjajah. Selama masa perjuangan, masyarakat Wonosari dan sekitarnya termasuk di dalamnya santri Pondok Pesantren Daruth Tholabah, yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat khususnya preman, penjahat dan bromocorah ikut terlibat dalam perjuangan melawan penjajah.

Alm. KH. Asy’arie wafat tahun 1948 yang pada saat itu, Indonesia baru merayakan kemerdekaannya yang ke tiga. Tradisi kèjung yang beliau pakai untuk berdakwah, kini mulai luntur, harapan kita semua semoga tradisi ini bisa terpelihara untuk menambah khasanah kebudayaan nusantara. Alm. KH. Asy’arie dimakamkan di pemakaman keluarga yang terletak di Jalan Kelapa Sawit, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso. Makam beliau berada di sisi sebelah barat Jalan Kelapa Sawit dan berdekatan dengan pemukiman penduduk dan areal persawahan.

Semoga perjuangan beliau mampu diteruskan oleh generasi-generasi muda ke depan, dan tentu saja kita bisa mengambil hikmah dari perjuangan beliau di masa lalu, Amin, Insya Allah. Al Fatihah untuk beliau dan keluarga-keluarga beliau, semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka, termasuk mengampuni dosa-dosa kita semua. Harapan lebih jauh dari tawassul singkat ini agar kita semua diberi keselamatan untuk hidup di dunia ini dan akherat kelak, amin ya robbal alamin.

Tags: Tokoh NU
ShareSendTweet
Previous Post

Kiai Wahab Hasbullah, Pahlawan Tanpa Gelar

Next Post

KH RADEN ASNAWI, Berjalan Kaki 18 Km. ke Gunung Muria untuk Mengajar

Related Posts

Nyai Hj. Khoiriyah Hasyim, Ulama Perempuan Tangguh
Artikel

Nyai Hj. Khoiriyah Hasyim, Ulama Perempuan Tangguh

09/07/2020
147
Mengusulkan KH Subkhi Menjadi Pahlawan Nasional
Artikel

Mengusulkan KH Subkhi Menjadi Pahlawan Nasional

19/02/2020
83
KH. Cholil Asya’ari: Pejuang NU di Kota Tembakau
Artikel

KH. Cholil Asya’ari: Pejuang NU di Kota Tembakau

15/09/2019
186
Next Post
KH RADEN ASNAWI, Berjalan Kaki 18 Km. ke Gunung Muria untuk Mengajar

KH RADEN ASNAWI, Berjalan Kaki 18 Km. ke Gunung Muria untuk Mengajar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

IKUTI KAMI

  • 2.1k Fans
  • 1.5k Followers
  • 1.7k Subscribers
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

Hasil Survei: Hanya 11 Persen Masyarakat Jateng Setuju PJJ Dipermanenkan

26/07/2020
Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

Pendapat Bapak Kedokteran Dunia yang Belum Dipahami

28/10/2019
Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

Panduan Memahami Akidah Aswaja dan Tauhid Wahabi

20/03/2020
Urgensi Statistika dalam Pendidikan

Urgensi Statistika dalam Pendidikan

24/07/2020
Urgensi Berpuasa dari Media Sosial

Membebaskan Pikiran dari Terorisme Digital

40
Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

Muslim Wajib Peduli Alam dan Lingkungan

33
Penyakit Kronis Penulis Pemula

Membangkitkan Media Sosial PTKIS

31
Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

Kebijakan Berbasis Maqasid Syariah Era Pandemi

29
Jangan Jadi Racun di Kehidupan Orang Lain

Jangan Jadi Racun di Kehidupan Orang Lain

19/05/2022
BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah

Sekolah: dari Pandemi hingga K-Pop

17/05/2022
Puisi-Puisi Saiful Bahri

Aswaja dan Budaya Jawa dalam Pendidikan Islam

17/05/2022
Rusman Merindukan Kiriman

Rusman Merindukan Kiriman

14/05/2022

Tulisan Terbaru

Jangan Jadi Racun di Kehidupan Orang Lain

Jangan Jadi Racun di Kehidupan Orang Lain

19/05/2022
0
BK Preventif dalam Meningkatkan Nilai An-Nahdliyah

Sekolah: dari Pandemi hingga K-Pop

17/05/2022
6
Puisi-Puisi Saiful Bahri

Aswaja dan Budaya Jawa dalam Pendidikan Islam

17/05/2022
6
Rusman Merindukan Kiriman

Rusman Merindukan Kiriman

14/05/2022
11
LP Maarif NU Jateng

Maarifnujateng.or.id merupakan media siber resmi milik Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Jawa Tengah. Platform ini merupakan media penerbitan multisegmen yang memfasilitasi dan memotivasi pendidik, peserta didik LP Ma’arif NU serta masyarakat umum untuk memahami, menjiwai dan mencintai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah serta mengembangkan kemampuan literasi.

Instagram

  • #harlahansor #harlahansor88
  • #harlahfatayatnu #harlahfatayatnu72
  • #maarifnujateng #maarifnu #maarif #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng
  • Marhaban ya Ramadhan..
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #pergunupusat #harlahpergunu #harlahpergunu70
  • Selamat 70th Harlah PERGUNU, Guru Mulia Membangun Peradaban Bangsa.

#pergunu #pergunujateng #harlahpergunu70 #harlahpergunu
  • #pwnujateng #pwnu #pwnujawatengah #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • #pwnujateng #pwnujawatengah #pwnu #nujateng #lpmaarif #lpmaarifnu #lpmaarifnujateng #maarifnujateng #maarifnu
  • Mugi husnul khatimah, yai...

Alamat Redaksi

Jalan dr. Cipto No. 180 Karangtempel, Kota Semarang, Jawa Tengah 50124

Email:
asnapustaka@gmail.com
HP: 0821-3761-3404

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Cara Kirim Tulisan

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

No Result
View All Result
  • Berita
  • Artikel
    • Opini
    • Esai
  • Sastra
    • Cerpen
    • Puisi
    • Pustaka
  • Keislaman
    • Hikmah
    • Fikih
    • Tokoh
  • Program
    • LSP P2
    • Ma’arif Career
  • Lomba
    • Lomba Sekolah dan Madrasah Unggulan
  • Unduh
  • Kirim Tulisan!

© 2020 Maarifnujateng.or.id - Hak cipta terpelihara Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Jawa Tengah.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Go to mobile version