Oleh: Risky Arbangi Nopi
Di masa pandemi tahun ini khususnya 2020 yang akan memasuki tahun baru. Protokol kesehatan selalu di praktikan dengan gotong royong, akan tetapi pandemic juga belum terselesaikan. Namun kabar baik di akhir tahun bahwasannya, vaksin Covid-19 di Indonesia sudah siap di distribusikan. Pelaksanaan akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Badan POM, berdasarkan hasil uji klinik di luar negeri atau Indonesia. Mengutip dari laman Kompas.com bahwasannya Menteri coordinator Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid dan Pemulihan Ekonomi Nasioanal Airlangga Hartato mengatakan stok Vaksin Covid-19 bagi 135 juta orang pada tahun 2021.
Dengan adanya pandemic yang kian menghiasi peradaban, tak ayal berbagai dimensi kehidupan bergerak secara drastis. Hal ini membawa dampak di berbagai sektor termasuk dalam sektor pendidikan. Alhasil, Menteri Pendidikan yaitu Nadiem Makarim melakukan sebuah keputusan yaitu, pembelajaran jarak jauh harus di terapkan atau biasa disebut dengan Daring (Dalam Jaringan).
Setidaknya yang harus diperhatikan adalah, kesiapan seorang pendidik untuk melakukan sebuah perubahan pemebelajaran yang nantinya akan dipraktikan sebagai media pembelajaran Daring. Kemudian, peran orang tua juga termasuk kedalam sebuah kesiapan, tatkala peran tersebut sangat penting untuk mengetahui proses pembelajaran si peserta didik. Peran orang tua dilakukan dengan cara mendampingi, sebagaimana proses tersebut akan memunculkan semangat yang bersinergi untuk mencapai monisasi dan berkesinambungan atara peran orang tua dan pendidik.
- Iklan -
Tidak mudah memang memenuhi tuntutan beradaptasi dalam waktu demikian cepat dan bahkan mendadak. Kendala-kendala kerap muncul dalam pembelajaran dengan menggunakan sistem baru, baik secara teknis maupun emosi. Pertanyaanya adalah? Apakah semua sektor pedidikan di sekolah siap dengan metode pembelajaran daring? Tatap muka secara langsung yang biasa dilakukan sekarang terbalik dengan menggunakan daring.
Para orang tua dan siswa sempat mengeluh dengan mekanisme baru, pembelajaran yang terkesan tugas, tugas, tanpa adanya umpan balik dari para pendidik. Memang benar, dan itu termasuk hal wajar. Sebab, hal baru akan terselesaika dengan masa adaptasi. Maka dari itu peran orang tua dan pendidik sangat penting untuk mendukung proses pembelajaran baru, tatkala hal itu akan mendorong peserta didik lebih mensyukuiri atas karunia yang telah diberikan.
Di sisi lain, pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia khususnya di tingkat SMP merupakan wahana untuk membekali siswa dengan pengetahuan, kretivitas, inovatis, serta kritis. Tatkala hal itu dilakukan untuk melanjutkan pendidikan dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang begitu mendadak. Pembelajaran Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan seseorang untuk lebih berpikir kritis, yang akan menghasilkan generasi melek baca. Memperbanyak sumber bacaan serta dituntun dengan haus ilmu.
Walaupun pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh tanpa adanya keterlibatan tatap muka secara langsung, pendidik juga harus mampu menciptakan pembelajaran yang menyenangkan (Joyful Learning) dengan didampingi bersama orang tua tentunya, dengan tema praktik membuat naskah teks prosedur, serta mempraktikan langkah-langkahnya.
Hal itu akan menciptakan strategi pembelajaran yang menyenangkan. Dimana, pembelajaran tersebut dapat menciptakan kreativitas serta pendekatan terhadap orang tua, dimana yang tadinya memiliki jarak antara si peserta didik denga orang tua, yang tadinya kurang adanya romantisme kedekatan antara kedua belah pihak, dengan adanya praktik pembelajaran yang dilakukan bersama orang tua akan menciptakan keharmonisan dan proses pembelajaran yang baik serta menyenangkan tentunya.
Dengan pembelajaran yang menyenangkan tentunya pendidik akan merasakan pembelajaran menulis terasa ringan. Sebab dalam proses pembelajaran mengandung “Inner motivation” dimana pendidik akan mendorong peserta didik menjadi lebih kritis dengan hal-hal baru. Ketika peserta didik mendapatkan tugas dengan dibarengi praktik yang sering dilihat di kehidupan sehari-hari, secara tidak langsung akan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tentunya.
Dalam proses pembelajaran berlangsung. Secara tidak sadar, peserta didik juga mendapatkan (Doing dan Observing) yaitu komunikasi serta refleksi, dimana hal itu sangat berkesinambungan bersama kurikulum k-13. Hal itu akan menumbuhkan proses kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran berlangsung.
Secara kontekstual, teks prosedur adalah teks yang berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan terdapat penjelasan/keterangan dalam langkah tersebut. Teks Prosedur berisikan satu langkah atau tahapan disusun secara informatif menggunakan syarat atau pilihan langkah berkelanjutan dengan penjelasan sifat universal, logis, objektif, aktual dan akurat.
Macam teks prosedur yang pertama, Teks Prosedur sederhana, dimana prosedur yang ditempuh dengan hanya dua atau tiga langkah saja. Dalam pembelajaran ini, peserta didik diminta untuk melihat lingkungan sekitar kegiatan yang ada dirumah. Kemudian dengan melihat kejadian, peserta didik utuk melakukan sebuah praktik membuat laporan Teks Prosedur, setelah itu peserta didik diminta untuk berkerja sama mempraktikan prosedur tersebut dengan Teks yang telah dibuatnya.
Seperti halnya, kegiatan belajar dimulai dengan cara peserta didik melihat peran orang tua (Ibu) melakukan sebuah aktivitas seperti, sedang memasak di dapur. Peserta didik melihat bahan-bahan makanan yang sudah siap untuk di masaka, kemudian peserta didik melihat peran orang tua (Ibu) melakukan langkah-langkah mengolah bahan mentah menjadi sebuah hidangan. Pada tahap ini, peserta didik dan peran orang tua ikut serta dalam bekerja sama melakukan praktik prosedur yang sering dilakukan di aktivitas rumahnya. Yaitu memasak bersama dan kemudian dihidangkan untuk dimakan bersama sekeluarga, kemudian tidak lupa peserta didik menyerahkan hasil laporan teks prosedur yang telah dibuatnya.
Di tahap terakhir peserta didik melakukan identifikasi, menentukan bahan apa yang akan dibuat menjadi teks prosedur. Kemudian, peserta didik melakukan komunikasi ketika mempraktikan teks prosedur yang telah di buatnya, yaitu dengan cara menggunggah video praktik melakukan kegiatan bersama orang tua yang berkaitan dengan Teks Prosedur melalui Google Clasroom. Kemudian pada tahap refleksi, peserta didik dituntut untuk melihat kembali pengalaman pelajar serta mengambil hikmah pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pembelajaran seperti itu dapat dilaksanakan dengan mudah tatkala peran pendidik dan peserta didik maupun orang tua mampu menjalankan peran masing-masing sesuai dengan proses belajar. Dengan adanya ketersinambungan, semua proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik dan teratur. Kenapa? yang pertama adalah, peserta didik melakukan kegiatan proses pembelajaran di rumah, sebab masih ada kegiatan atau kejadian yang bisa disangkut pautkan dengan pembelajaran. Kedua, peserta didik juga mampu memanfaatkan bahan-bahan yang ia lihat untuk menunjang proses pembelajaran. Proses pembelajaran akan sangat teratur dan menjadi baik selama masih megikuti protokol kesehatan. (*)
-RISKY ARBANGI NOPI: Lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah. Merupakan Guru Bahasa Indonesia di MTS Negeri 1 Banjarnegara. Menyelesaikan pendidikan formal di fakultas Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Dia bisa dihubungi di Riskyarbangi17@gmai.com. Seputar aktivitasnya bisa disimak di akun Instagram: @Riskyarbangi.