Penguatan ideologi ahlussunnah wal jamaah annahdliyah di tingkat satuan pendidikan Ma’arif perlu dikuatkan. Sebab peserta didik di Ma’arif akan menjadi kader NU di masa depan.
Hal itu dikatakan Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Banyumas, Prof. Dr. Fauzi, M.Ag pada rapat koordinasi evaluasi 2020 dan proyeksi 2021 program kerja Pengurus Cabang LP Ma’arif NU Kabupaten Banyumas di Rempoah, Baturraden, Selasa (29/12/2020).
Pada proyeksi tahun 2021 banyak agenda yang akan digarap pengurus. Program baru yang direncanakan diantaranya lanjutan penguatan ideologi aswaja, Ma’arif Banyumas Award, beasiswa S2 bagi guru non PNS, regenerasi Sako Ma’arif, pembentukan tim pendamping sekolah baru, studio podcast, festival banyumas satria dan di tahun 2022 Banyumas menjadi tuan rumah Porsema Jateng dan sebagainya.
Prof. Fauzi mengatakan, NU sebagai harakah tashwirul afkar pada permulaannya menjadi gerakan intelektual keilmuan yang di mulai dari pendidikan. LP Ma’arif mengemban amanah jam’iyah untuk menanamkan nilai aswaja annahdliyah sejak dini di lingkungan pendidikan.
- Iklan -
“Penguatan ideologi aswaja harus didukung melalui optimalisasi mata pelajaran ke-NU-an. Pendidik mapel aswaja harus memiliki sumber daya yang mumpuni, bukan asal tunjuk asal mengajar,” ujarnya.
Satu diantara tugas LP Ma’arif adalah mengawal berjalannya penanaman aswaja pada tingkat satuan pendidikan. Untuk itu, lanjut Prof. Fauzi, guru yang mengajar mapel ke-NU-an harus kompeten. Guru tidak boleh sembarangan dalam menyampaikan nilai aswaja kepada peserta didik.
“Ke depan guru mapel ke-NU-an harus diperhatikan secara khusus oleh Satuan Pengawas Ma’arif. Pastikan guru mengajar dengan segala kelengkapan kompetensi untuk mengoptimalkan penanaman ideologi aswaja,” jelas Wakil Rektor I IAIN Purwokerto tersebut.
Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Banyumas, Kiai Sabar Munanto, S.Ag., M.Pd.I menyampaikan rapat evaluasi dan proyeksi ini harus menghasilkan pembaharuan program yang sesuai kondisi kekinian. Pendidikan itu menciptakan perubahan lingkungan baru atau pendidikan diciptakan oleh lingkungan, keduanya menjadi pilihan.
“Lembaga pendidikan perlu berkolaborasi dengan berbagai unsur untuk dapat menghasilkan produk. Melalui kejuruan dan keterampilan peserta didik, sekolah/madrasah dapat mengoptimalkan potensi memproduksi kebutuhan dasar masyarakat,” terangnya.
Menurutnya, LP Ma’arif memiliki peluang yang besar untuk mempengaruhi tingkat kebutuhan masyarakat, seperti memproduksi sabun mandi dan cuci, shampo, hand sanitizer, disinfektan dan lainnya. Sebab di zaman masyarakat industri sekarang ini, kompetensi lulusan harus mampu bersaing.
“Melalui rapat koordinasi evaluasi dan proyeksi diharapkan pengurus dapat mengambil langkah strategis peluang yang muncul disaat pandemi. Perlu berkolaborasi untuk meningkatkan bidang ekonomi pendidikan untuk kesejahteraan kelembagaan,” pungkasnya.(Musmuallim)