Judul Buku: Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Penulis: Wiwin Nur Hidayah
Penerbit: CV. Pilar Nusantara
Cetakan: 1 Februari 2020
- Iklan -
Tebal: 13 X 19 cm, x + 69 Halaman
ISBN: 978-623-7590-55-2
Buku ini merupakan tulisan dari salah satu mahasiswi STAINU Temanggung, sekaligus kader PMII yang menuliskan gagasannya menjadi sebuah buku, buku ini terdiri dari tiga bagian yang dijabarkan menjadi beberapa sub bab. Sebelum anda memasuki bagian pertama anda akan disuguhi kutipan “Jodoh memang di tangan Tuhan, tapi jika sudah 27 tahun Tuhan lepas tangan” ini merupakan kutipan dari buku Stop Pacaran, Ayo Nikah!. Sebuah kutipan yang sedikit mengelitik dan akan membuat kita penasaran untuk memahami lebih dalam tentang buku ini.
Pada bagian petama buku ini mengulas tentang geneologi nilai-nilai pendidikan Islam. Menurut beberapa ahli nilai diartikan sebagai kualitas suatu hal atau benda, ini merupakan pendapat dari Hamid Darmadi. Menurut Kuperman nilai merupakan sebuah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya diantara tindakan alternatif. Menurut Kluckhohn nilai ialah konsepsi dari apa yang diinginkan, yang dapat mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan, dan akhirnya adalah sebuah tindakan. Nilai dapat diartikan sebagai sifat kualitas suatu patokan normatif dalam menentukan sebuah tindakan.
Dalam buku ini kita juga akan disuguhkan tentang hakikat dari pendidikan Islam, pendidikan merupakan aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didiknterhadap aspek perkembangan kepribadian, baik jasmani maupun rohani, secara formal, informal, maupun nonformal yang berjalan terus menerus guna mencapai kebahagiaan dan nilai yang tinggi, baik insaniyah maupun ilahiyah. (Hlm. 3) pendidikan juga diartikan sebagai sebuah proses perubahan menuju arah yang lebih baik.
Ada beberapa sumber dalam ajaran Islam. Pertama, Alquran merupakan kitab suci yang isinya mengandung firman Allah, turunnya secara bertahab melalui malaikat Jibril melalui Nabi Muhammad SAW susunannya dimulai dari surah Al-Fatihah dan ditutup dengan surah an-Nas. Alquran adalah pedoman yang lengkap bagi umat manusia banyak hal yang sudah diatur dalam Alquran yang akan menyelaraskan kehidupan umat manusia.
Sumber hukum yang selanjutnya dalah as-sunah, ini merupakan segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi SAW, berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapannya. Fungsi dari hadist sendiri ialah mempertegas ayat Alquran yang sifatnya global, sebagai pengecualian terhadap isyarat Alquran yang bersifat universal, sebagai pembatas Alquran yang sifatnya mutlak juga sebagai pemberi informasi terhadap sesuatu kasus yang tidak disampaikan dalam Alquran.
Pendidikan islam sendiri memiliki beberapa pengertian salah satunya adalah pendidikan Islam adalah sebuah upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia, baik individu, maupun sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar, maupun ajar yang sesuai dengan potensinya dalam proses intelektual dan spiritual berlandaskan nilai Islam dalam mencapai kebahagiaan. (Hlm. 9)
Ada beberapa dasar dalam pendidikan Islam ini dijadikan guna mencapai dasar odeal dari sebuah pendidikan. Menurut Hasan Langgulung dasar pendidikan Islam di bagi menjadi enam. Yakni: historis, sosiologi, ekonomi, dasar politik, psikologi, dan filosofi. Dalam buku ini anda akan menemukan penjabaran dari dasar-dasar yang diuraikan dengan bahasa yang mudah dipahami.
Pada bagian kedua buku ini membahas tentang remaja dan pacaran dalam prespektif Islam. Pacaran sendiri sudah menjadi budaya dikalangan anak muda, hampir setiap muda-mudi selalu mempunyai pacar yang bisa mereka jadikan sebagi tempat berkelu kesah, menghabiskan waktu bersama, berbagi suka duka, teman cerita maupun sebagai peghibur saat duka melanda, hanya sebagian orang yang menghabiskan masa mudanya tanpa pacaran.
Buku ini banyak mengulas dan mengutip dari buku tulisan Hamidulloh Ibda yang berjudul “Stop Pacaran, Ayo Nikah!” nilai pendidikan dari buku tulisan Ibda ini diantaranya adalah nilai I’tiqadiyyah yakni nilai keimanan kepada Allah SWT, malaikat, kitab Allah, rosul dan hari akhir juga takdir. Sering disebut dengan rukun iman, yang kedua, nilai Khuluqiyyah yakni nilai yang berkaitan dengan pendidikan etika, dengan tujuan untuk membersihkan diri dari perilaku rendah dan juga menghiasi dengan perilaku yang terpuji.
Ketiga, nilai amaliyah yang terbagi menjadi beberapa bagian yaitu: nilai ibadah: ini merupakan hubungan manusia dengan TuhanNya, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan nazar dengan tujuan ubudiyah. Nilai sedekah yakni mengamalkan harta di jalan Allah dengan ikhlas tana mengharapkan imbalan, dan dengan pengharapan ridhonya ini adalah perwujudan sedekah yang sebenarnya.
Pada bagian terakhir buku ini menguak tentang implikasi nilai-nilai pendidikan Islam terhadap perilaku remaja. Buku ini adalah penjabaran dan banyak menyadur dari buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Antara lain sebagai berikut: yang pertama, mengetahui hakikat pacaran dalam Islam. Pacran sendiri dalam kehidupan remaja sudah membudaya dalam kehidupan.
Dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! Membahas bahwa pacaran dalam Islam belum jelas hukumnya baik halal, haram, ataupun subhat tapi jelas diterangkan penulis bahwa pacaran membawa pada perilaku menyimpang dan perbuatan zina. Kedua, yakni dapat menerapkan nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! perilaku yang harus diterapkan remaja muslim ialah bersifat rendah hatidan tidak sombong, sederhana, selalu bersahabat dan melunakan suara perempuan dengan cara menjaga perkataan yang baik. (Hlm. 61).
Ketiga, mengajak beberapa orang menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam buku Stop Pacaran Ayo Nikah! remaja muslim yang baik bukan hanya dapat menerapkan perilaku tersebut dalam dirinya sendiri, tetapi juga dapat mengajak remaja lain untuk menerapkan nilai pendidikan Islam seperti menutup aurat, menjaga kehormatan, memiliki perilaku rendah hati dan memiliki perilaku sopan dan memiliki perilaku sesuai ajaran Islam. Misalnya untuk tidak berduaan dalam ruangan, untuk tidak bersentuhan denngan yang bukan mahrom, dapat munundukan pandangan dan melunakan suara.
Keempat, memberi contoh pada orang lain, setelah tau diharapkan bisa menerapkan, mengajak seseorang yang terakhir ialah memberikan contoh pada orang lain, seperti memberi contoh kepada seseorang yang usianya di bawahnya, misal adiknya, sepupunya, adik tingkat atau sejenisnyan supaya merek atidak terjerumus pada budaya pacaran yang meraja lela.
Buku ini adalah salah satu tulisan mahasiswa prodi PAI, menunjukan bahwa mahasiswa juga bisa produktif dalam dunia penulisan berkat dukungan dan bimbingan salah seorang Dosen yakni Bapak Hamidulloh Ibda. Buku ini kurang tebal sehingga pembahasan kurang mendetail dan mendalam.
-Diresensi Anisa Rachma Agustina mahasiswa Prodi PAI, Penggiat literasi Pena Aswaja STAINU Temanggung.