Oleh Ahmad Hamid
Belakangan ini China menjadi kiblat dunia, bukan masalah Natuna bukan juga penindasan pemerintah China terhadap minoritas muslim Uighur. Tetapi tentang datangnya virus mematikan yang orang sering sebut sebagai virus corona.
Memang berbicara tentang China tidak akan ada habisnya, raja pasar ekonomi dunia yang sempat hangat dengan Amerika, Indonesia juga pernah bersitegang dengan China karena klaim China terhadap laut indonesia.
Yang paling hangat adanya “brendel” dilarangnya tanyang Liga Primer Inggris, khususnya tim Arsenal karena salah satu pemainya yang bernama Mesut Ozil bercuit di sosial media mengenai dukungannya terhadap muslim Uighur.
- Iklan -
Mesut Ozil adalah pemain sepak bola muslim asal Jerman yang punya darah keturunan dari Turki. Karena dukungannyan Ozil dihapus dari pes China 2020. Ozil tetap mendapat dukungan dari warga Turki. Kalau timnya, Arsenal tidak ikut campur karena menurut manajeman bola tidak ada urusan dengan politik.
Tetapi belakangan kabar tersebut sirna yang muncul adalah China dengan sebutan “kota hantu”.
Banyak yang mengaitkan virus mematikan tersebut adalah azab kepada China karena perlakuan terhadap muslim Uigur yang kurang manusiawi.
Memang banyak media yang memberitakan tentang kekejaman pemerintah China terhadap minoritas muslim di sana khusunya muslim Uighur. Banyak yang mengatakan perusahaan atau kantor-kantor melarang pegawai muslim berpuasa pada bulan Ramadhan, menumbuhkan jengot saja di larang. Intinya mereka “anti” dengan yang berhubungan dengan Islam.
Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah China mengklaim tidak ada pelangaran HAM terhadap muslim Uighur, bahkan mengatakan Mesut Ozil termakan dengan berita hoax di media. Tetapi menurut penulis tidak akan ada asap kalau tidak ada api. Memang bagi negara-negara anti islam. Menganggap Islam adalah agama yang dikaitkan dengan teroris, padahal Kapolri yang baru, mengatakan bahwa teroris adalah kriminal tidak ada kaitannya dengan agama manapun.
Memang oknum teroris adalah beragama Islam, tetapi jangan lantas melabeli Islam adalah agama teroris karena itu hanya oknum. Bukan keseluruhan. Sekali lagi teroris adalah kejahatan atau kriminal bukan agama. Dan perlu digarisbawahi bahwa yang kriminal, yang jahat tidak hanya orang Islam tetapi hampir semua pemeluk agama ada yang berbuat jahat. Dan agama manapun melarang perbuatan tersebut.
Islam punya keyakinan bahwa orang yang teraniaya atau didzalimi doanya akan terkabul, mungkin corona adalah doa-doa etnis Uighur yang dikabulkan oleh Allah Swt.
Penulis beropini seperti ini bukan berarti bahagia karena China terkena wabah mematikan. Agama Islam yang rahmatal lil’alamin mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu SMS (Susah melihat orang lain susah, bukan senang melihat orang lain susah).
Kejadian tersebut sebagai cermin untuk kita semua bahwa sehebat-hebatnya kita, sehebat-hebatnya negara akan lemah juga jika yang pencipta yang berkehendak. Dikatakan bahwa ekonomi China anjlok karena pengaruh virus tersebut. Bagaimana tidak semua warga China di larang berpergian ke dalam atau ke luar negeri semua penerbangan semua diisolasi. Bahkan warga China yang ada di Malaysia dan Thailand dideportasi untuk pulang ke negara asal.
Di Indonesia juga hampir demikian, WNI yang di pulangkan akan dikarantina di Natuna. Lalu bagaimana ekspor dan Impor barang-barang China?. Contoh kecil saja kemarin ada seorang teman yang memesan raket dari China via online kemudian mendengar kabar corona, dia langsung membatalkan pesanan tersebut. Ajang olahraga badminton bergengsi China Masters 2020, Indonesia juga apsen dengan tidak mengirim atlet-atlet terbaiknya. 300 pekerja MRT yang dari China juga dilarang kembali ke Indonesia. Tentunya sangat merugikan.
Makanya jangan ajimumpung semua hanya titipan, suatu saat roda pasti ada di bawah. Jangan mentang-mentang berkuasa lalu berbuat semaunya. Jangan mentang-mentang berduit lalu membuat sulit yang lain. Uangpun tidak ada harganya bagi pasien corona karena yang terfikir bukan itu lagi. Bukan uang tetapi kesehatan uang banyakpun tidak bisa membeli kesehatan.
Pasar Wuhan yang terkenal dengan penjual daging-daging binatang liarpun kini telah ditutup. Karena dugaan awal bahwa penyebarab virus ini berasal dari sini. Banyak video yang beredar di youtube tentang “rakus”nya masyarakat china mengkonsumsi daging Anjing, babi, kelelawar, bayi tikus, ular dan lain-lain. mereka bilang daging-daging hewan ini sangat murah dibanding dengan hewan lain, katakanlah daging sapi. Dan ketika ditanya oleh salah seorang wartawan kenapa memakan hewan peliaharaan seperti kucing dan anjing, bukankah itu kejam? Mereka menjawab lebih kejam memakan daging sapi karena sapi membantu manusia dalam pertanian untuk membajak.
Kini setelah pemerintah menutup kota Wuhan, dan virus corona disebut sebut ditularkan dari binatang, mereka yang mempunyai peliharaan kucing dan anjing, dilempar dari cendela apartemen ke jalan-jalan dan mati mengenaskan. Dulu dipuja-puja sekarang berserakan di jalan-jalan, mati mengenaskan nasibmu hewan peliharaan di China. Mana naluri kemanusiannya?.
Dari kejadian ini mudah-mudahan menjadi momentum untuk kita semua khusunya umat muslim untuk semakin bersatu untuk mengamalkan Islam rahmatal lil’alamin.
Dan untuk saudara-saudara kita, khusunya yang ada di China mudah-mudah diberi kekuatan untuk menghadapi virus corona tersebut dan menjadikan mereka sadar bahwa yang dilakukan selama ini adalah salah.
Banyak beredar juga meme di media sosial “virus corana made in China” jadi tidak akan bertahan lama. Mudah-mudahan meme tersebut jadi nyata.
-Penulis adalah Relawan Literasi Ma’arif dan Guru di Yayasan Al Madina Unsiq Wonosobo