Semarang, Maarifnujateng.or.id – Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif PWNU Jawa Tengah mengunjungi SD Cita Bangsa Kalicari, Pedurungan, Kota Semarang yang telah menerapkan pendidikan inklusi.
Kunjungan itu dilakukan Ketua LP Ma’arif PWNU Jateng R. Andi Irawan, Koordinator Gerakan Literasi Ma’arif (GLM) Hamidulloh Ibda, dan Education Officer Program Inklusi LP Ma’arif PWNU Jateng Miftahul Huda, Jumat pagi (7/2/2020). Kehadiran mereka diterima langsung Kepala SD Cita Bangsa Veva Lenawaty, SPsi, MPSi bersama suaminya yang juga sastrawan senior, Triyanto Triwikromo.
Ketua LP Ma’arif PWNU Jateng R. Andi Irawan mengatakan bahwa kunjungan itu selain silaturahmi juga menjalin sinergi dalam pengembangan program sekolah/madrasah inklusi di Jateng. “Kami LP Ma’arif PWNU Jateng bersama Unicef memiliki program pendidikan inklusi yang membutuhkan sinergi dengan berbagai lembaga, salah satunya SD Cita Bangsa ini. Sudah ada empat kabupaten di Jateng menjadi piloting progam inklusi kami,” kata Andi.
Sementara itu, Kepala SD Cita Bangsa Veva Lenawaty, SPsi, MPSi merespon baik sinergi tersebut. “Sekolah ini berdiri tahun 2007. Tahun ini masih mengontrak. Lalu 2012, alhamdulillah sudah bisa membeli tanah sendiri,” katanya.
- Iklan -
Kemudian, tahun lalu baru saja melakukan akreditasi dan mendapat nilai bagus. “Kemarin dapat nilai B gemuk, kurang sedikit sudah A. Tapi dapat B itu sudah bagus,” tegas psikolog tersebut.
Pihaknya menceritakan, bahwa SD yang ia kelola itu menjadi tempat belajar, riset bagi para akademisi, baik dosen atau mahasiswa. “Kami juga bermitra dengan beberapa kampus, mereka meneliti di sini, bahkan program terbaru juga kami jalin dengan salah satu perguruan tinggi besar di Semarang,” paparnya.
Ke depan, sinergi itu akan dikembangkan dan ditindaklanjuti ke dalam berbagai program pendidikan inklusi. “Warga Semarang ini rata-rata belum paham dan sadar inklusi, belum juga peduli dengan inklusi,” lanjutnya.
Ia berharap, ke depan makin banyak masyarakat yang terbangun pola pikirnya untuk peduli dengan pendidikan inklusi. “Mengelola pendidikan inklusi itu bagi kami ya sangu akhirat. Karena kalau mengejar dunia itu tak ada habisnya,” tutur dia. (Admin/Ibda).