Oleh Usman Mafruhin
Dahulu waktu saya kecil, layangan putus menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu. Pada akhir pekan ini, istilah layangan putus kembali booming dengan konsepsi tidak seperti dulu yang ditunggu anak-anak. Akan tetapi menjadi judul drama yang justru anak-anak dan orang dewasa tidak boleh menirunya. Ini sedang viral di media sosial.
Cerita tersebut mengisahkan tentang kondisi pasangan suami istri yang terpaksa berpisah karena adanya orang ketiga. Kisah layangan putus tersebut menuai simpati dari warganet. Setelah mendapatkan atensi, netizen ramai-ramai membagikan berita tersebut.
Bahkan viralnya kisah ini membuat banyak orang memercayai kisahnya hingga mencari tahu sosok laki-laki dan perempuan yang dituduh menjadi orang ketiga dalam hubungan tersebut. Kejadian ini kemudian menimbulkan pertanyaan, mengapa banyak warganet yang terbawa emosi dengan kisah tersebut?
- Iklan -
Jelas bikin emosi ketika warganet membaca berita yang sedang viral di media tetapi melenceng dari tatanan kehidupan sehari-hari. Sebelumnya juga ada artis Youtubers dengan santainya di media berbicara “Tidak apa-apa jika pacar kamu hamil di luar nikah asalkan berani bertanggung Jawab”. Kemudian muncul lagi kisah layangan putus, yang kemudian membuat geram netizen jika membaca dan sadar betul dengan apa yang dibaca.
Mengapa demikian, karena jika masuk dari segi tatanan moralnya jelas kisah-kisah itu sangat tidak mendidik generasi selanjutnya, perilaku demikian layaknya di Indonesia diperbolehkan seks bebas di luar nikah padahal tidak. Kemudian yang satunya lagi dengan menyelingkuhi pasangan itu merupakan suatu tindakan yang juga tidak bermoral. Ya, walaupun dalam agama Islam diperbolehkan.
Banyak sekali ustaz-ustaz belakangan ini yang berpoligami. Entah maksud tujuan mereka untuk mengikuti sunnah, atau hanya sebagai alat untuk rasa syahwat yang tersembunyi. Perlu kita garis bawahi ketika seorang ingin berpoligami syaratnya harus adil kepada semua istrinya, apakah di masa sekarang bisa demikian seperti yang rasul lakukan? Sangat susah.
Jangan sampai hasrat nafsu ingin beristri banyak mejadi tren, biasanya hal demikian sering kali terjadi karena beberapa hal yang memang menjadi pemicu untuk melakukan perselingkuhan walaupun hubungan angara suami dan istri sangat baik, waspadalah godaan disetiap lini pasti akan datang.
Hasrat Nafsu
Sekali manusia percaya pada segala suatu hal, maka ia akan berpegang teguh pada hal tersebut. Bias dengan komunikasi adalah kecenderungan seseorang untuk mencari informasi tambahan guna mendukung kepercayaan mereka, meski hal tersebut salah.
Hal ini dilatarbelakangi karena adanya kecenderungan manusia mengelilingi dirinya sendiri dengan hal yang mereka percayai. Hal apapun mesti dilakukan untuk mengali informasi. Sebagai contoh di media sosial, seseorang cenderung mengikuti akun-akun yang sesuai dengan kepercayaan dan kepribadian mereka sendiri.
Kecenderungan inilah yang membuat mereka pada akhirnya mendapatkan pandangan sesuai dengan apa yang mereka yakini. Dengan kata lain, ketika sebuah kabar tersebar dan sesuai dengan apa yang diyakini, sebagian besar orang bisa langsung memercayainya tanpa di dasari dengan paham ataupun nilai-nilai norma keagamaan.
-Penulis adalah mahasiswa Prodi PAI STAINU Temanggung.
Terkadang juga faktor tersebut kurangnya ketebalan iman maupun kecukupan pengetahuan sehingga terbawa oleh arus media, kemudian melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Dan yang terpenting adalah jangan sampai adanya miskomunikasi agar segala sesuatu dapat terselesaikan dengan cara yang indah.