Semarang, Maarifnujateng.or.id – Dalam rangka implementasi program kemitraan antara LP Ma`arif NU dengan UNICEF, Sabtu, 26 Oktober 2019 bertempat di Ruang Pertemuan Rumah Makan Cikal Gading Kab. Semarang, LP Ma`arif NU Kabupaten Semarang melaksanakan Kampanye Inklusi.
Kegiatan Kampanye ini juga diikuti dengan deklarasi 4 Madrasah Ma`arif (MTs NU Ungaran, MI Ma`arif Pabelan, MI Ma`arif Keji, MI Gedanganak) sebagai Madrasah pelaksana pendidikan inklusi.
Kegiatan tersebut di hadiri kurang lebih 400 peserta yang terdiri dari Jajaran Pengurus PCNU Kab. Semarang, Pengurus LP Ma`arif NU Kab. Semarang, Seluruh Pengurus Badan Pelaksana Peyelenggaran Pendidikan Nahdlatul Ulama (BPPPMNU) Ma`arif Se Kab. Semarang, Kepala Madrasah / Sekolah Ma`arif NU Se Kabupaten Semarang, dan juga ketua Lembaga/Banom PCNU Kabupaten Semarang. Hadir juga dalam kegiatan ini tim Inklusi LP Ma`arif PWNU Jawa Tengah dan Perwakilan UNICEF Kantor Surabaya, Supriono Subakir.
Hadir sebagai keynote speace kegiatan Kampanye, Bupati Kab. Semarang dan beberapa Nara Sumber Kampanye yaitu; Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas DIKBUD Kab. Semarang dan Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Semarang.
Bupati Kab. Semarang, dr. H. Mundjirin ES, SP.OG, selaku keynote speace kegiatan kampanye menyampaikan apresiasi dan dukungan kepada LP Ma`arif NU yang telah menyelanggarakan kegiatan Kampanye ini.
- Iklan -
“Saya menyampaikan terima kasih kepada LP Ma`arif NU yang menyelanggarakan ini, meskipun baru 4 madrasah saya berharap madrasah yang lain bisa mengikuti. Mari kita pikirkan bareng-bareng sehingga ini bisa menyatukan pendidikan kita, kalau anak-anak difable sendiri-sendiri yang non difable di sekolah berbeda, maka melalui madrasah inklusi ini kita menyatukan mereka,” demikian disampaikan Bupati Kabupaten Semarang.
Dalam penyampaian materi Kampanye, Sekretaris Dinas DIKBUD Prov. Jawa Tengah Dr. Padmaningrum, SH.,MPd., menyampaikan bahwa kita semua perlu kesabaran dalam mengelola anak ABK dan berpesan agar jangan ada anak/orang tua yang menbully anak ABK. Prinsip utamanya bahwa semua warga negara harus mendapatakan akses dan manfaat dari seluruh hasil pembangunan termasuk pelayanan ABK.
“Dinas DIKBUD Provinsi Jateng memiliki dua sekolah layanan disabilitas dan sekolah SLB. Saya mengeluarkan surat tugas kepada guru-guru mereka agar mendampingi sekolah/madarsah yang melaksanakan pembelejaran inklusi. Silahkan Bapak/ibu berkirim surat kepada kami, nanti saya akan keluarkan surat tugasnya,” demikian disampaikan Ibu Padmaningrum.
Dalam kesempatan sambuatan, Wakil Ketua LP Ma`arif NU Jawa Tengah, Fakhruddin Karmani menyampaikan harapan kepada Madrasah-madrasah yang sudah mendeklarasikan diri sebagai madrasah Inklusi ini bisa konsisten dan menjadi pioner bagi Madrasah/sekolah lan dibawah LP Ma`arif menuju madrasah yang inklusif.
“Kami berharap melalui kampanye inklusi ini dan di mulai dengan deklarasi oleh 4 Madrasah, semua sekolah/madarsah yang lain bisa mengikuti dan belajar ke 4 madrasah inklusi, terutama ke MI Ma`arif Keji yang secara Nasional sudah menjadi Madarsah rujukan untuk belajar mengelola anak ABK” demikian ungkap Fakhruddin.
Supriono Subakir, selaku perwakilan UNICEF menyampaian apresiasinya kepada LP Ma`arif NU Kab. Semarang yang sudah melaksanakan Kampanye sekaligus diiringi deklarasi madrasah inklusi. “Kami sudah koordinasi dengan LP Ma`arif NU Jateng untuk mendorong semua madarsah menjadi inklusi dan saya berharap kepada seluruh kepala sekolah/madrasah yang hadir pada kesempatan ini bisa belajar dengan 4 madarasah inklusi. Harapannya semua madrasah/sekolah Ma`arif di Kabupaten Semarang menjadi Inklusif” ujar Supriyono. (Ibda).