Oleh Abdul Aziz, M. Pd
Kemerdekaan Indonesia pada 14 Agustus 1945 tidak didapat dengan mudah. Namun butuh perjuangan dan pengorbanan dari para pahlawan yang rela mengorbankan harta dan nyawanya demi kemerdekaan Indonesia. Apalagi, Indonesia harus keluar dari belenggu penjajahan selama kurang lebih 3,5 abad.
Mempertahankan jauh lebih susah dari pada merebut. Mempertahankan kemerdekaan membutuhkan perjuangan dan perjuangan yang sesungguhnya terletak pada ketulusan dan kecintaan kita terhadap negara Indonesia dengan terus menjaga eksistensi kedaulatan, keamanan dan masa depan Indonesia sesulit apapun keadaannya.
Mempertahakan kemerdekaan perlu adanya strategi yang jitu. Dalam hal ini adalah pendidikan, karena menjadi pilar amat vital dalam upaya mempertahankan kemerdekaan. Pendidikan mampu menumbuhkan dan mengantarkan warga negara agar cerdas, terampil, berkarakter serta mencintai bangsa, negara dan masyarakatnya. Sehingga, mampu bersaing dan tidak ketinggalan dengan negara lain apalagi sekarang sudah memasuki Revolusi Industri 4.0.
- Iklan -
Pendidikan pada hakikatnya mempunyai jangkauan makna yang sangat luas dalam rangka mencapai kesempurnaanya, memerlukan waktu dan tenaga yang tidak kecil, dalam khazanah keagamaan dikenal dengan ungkapan minal mahd ilal lahd. Ungkapan ini belum sepenuhnya kita laksanakan, hanya sedikit waktu yang disediakan peserta didik dan kecil sekali dana dan tenaga yang diberikan mereka pengembangan pendidikan.
Membicarakan pendidikan tanpa mengaitkan dengan kehidupan masa depan adalah bagaikan kerjanya orang yang sedang mimpi. Mereka seolah olah hidup padahal yang sebenarnya mereka sedang tidur (Suprayogo, 2013:213). Pendidikan tidak boleh hanya sebatas menunaikan tugas yakni menyampaikan seperangkat pelajaran kepada siswanya. Namun harus berorientasi pada masa depan dan memiliki makna bagi kehidupan siswa tersebut.
Pendidikan selalu dikaitkan dengan filsafat hidup, bangsa Indonesia memiliki falsafat Pancasila dan UUD 1945, maka harus memiliki pandangan dan keinginan untuk membangun persatuan Indonesia dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Pentingnya Pendidikan
World Economic Forum (WEF) merilis hasil pemeringkatan yang dilakukan Worldwide Educating for the Future Index (WEFFI) pada 12 Maret 2019. Laporan WEFFI oleh Economist Intelligence Unit menggunakan 3 indikator utama yakni: (1) inisiatif kebijakan, (2) metodologi pengajaran, dan (3) lingkungan sosial ekonomi dan melibatkan 50 negara sebagai target penelitian
Dalam laporan ini, Mesir, Nigeria, Aljazair, Iran, dan Pakistan masuk ke dalam 5 peringkat paling bawah. Dari 50 negara yang menjadi partisipan penelitian, Indonesia berada di posisi ke-43 di bawah China, India dan Kenya (Kompas.com, 28/3/2019). Hal ini seharusnya menjadi cambuk bagi kita semua untuk lebih bersemangat lagi dalam meningkatkan kualitas pendidikan kita.
Pendidikan merupakan instrumen dalam modernisasi yang lebih mudah dibandingkan dengan modernisasi dalam bentuk modal untuk membeli teknologi. Pendidikan akan mendorong berkembangnya intelegensi dan produk kebudayaan masyarakat (Latief, 2015:3).
Dalam UU Sisdiknas Pasal 3 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa kedudukan ilmu selalu menjadi yang tertinggi, sehingga kebutuhan akan ilmu juga menjadi kewajiban bagi manusia dan kemanusiaan. Ilmu adalah landasan kebangkitan dan kemajuan, pilar peradaban serta menjadi soko guru kehidupan bahkan agama Islam yang hebat ini tegak berdiri di atas landasan ilmu yang kuat. Ayat Alquran yang pertama turun menjadi buktinya yaitu berbicara tentang ilmu (QS Al-Alaq:96:1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, selain perintah membaca Allah bersumpah dengan pena dan jejak yang ditinggalkannya (QS. Al-Qalam: 68:1) demi kalam dan apa yang mereka tulis,
Selain itu, Allah dengan tegas menyatakan perbedaan kedudukan antara orang-orang yang berpengetahuan dan orang-orang bodoh (QS Thaha. 20:114), Allah meletakan ilmuan di ketinggian atau diistimewakan (QS Al Mujadalah. 58:11). Selain ayat-ayat tersebut masih banyak lagi hadis yang menerangkan tentang keutamaan ilmu.
Menjawab Tantangan
Sekarang kita hidup di era Revolusi Industri 4.0 atau zaman serba mudah dengan mengandalkan bantuan teknologi, pernyataan ini didukung dengan adanya digitalisasi dalam segi kehidupan kita sehingga memudahkan kita untuk beraktivitas. Sebagai contoh adalah situs belanja online, kecanggihan HP, transportasi dan lainya. semuanya berbasis digital yang secara fundamental mengubah cara kita hidup, bekerja dan berhubungan satu sama lain.
Namun ada hal yang harus kita waspadai dari kemajuan ini, tantangan tantangan yang berskala global, kompetisi internasional, konektivitas fisik sedang diganti dengan peningkatan jumlah tautan digital, mesin menggantikan orang dan sistem ekonomi baru tercipta. Hal ini kalau tidak segera direspon dengan baik maka orang-orang Indonesia hanya akan menjadi objek dari para pelaku industri atau bahkan bisa lebih lebih parah dari itu.
Penjajahan bukan lagi dengan perang senjata namun sudah bergeser ke perang digital, dagang (ekonomi) dan teknologi. Hal ini harus diwaspadai sejak dini kalau kita tidak mau terjajah lagi dengan model yang berbeda. Kita tahu bahwa Amerika yang notabene adalah Negara Adikuasa masih segan dan khawatir terhadap perang dagang yang dilancarkan oleh China, apalagi Indonesia!
Peningkatan kualitas SDM untuk bisa berpartisipasi bahkan menjadi pelaku di era revolusi 4.0 ini dirasa sangat perlu. Kita butuh SDM yang unggul untuk bisa bersaing dan berkompetisi dengan dunia global hal ini senada dengan slogan HUT ke 74 RI yaitu menuju “Menuju Indonesia Unggul”.
Kemerdekaan Indonesia harus kita jaga dengan menciptakan SDM yang unggul dan berkualitas, dalam hal ini pendidikan menjadi sarana untuk menjadikan manusia Indonesia menjadi unggul dan berkompeten sehingga eksistensi Indonesia sebagai sebuah negara tetap terjaga. Wallahu ‘A’lam
–Penulis merupakan Lulusan S2 PTIQ Jakarta, dan kini menjadi praktisi pendidikan di Jakarta Barat.