DI DALAM TANAH
Barangkali kita perlu menundukkan kepala sejenak
Bukan hanya melihat jasa pahlawan yang telah terkubur
- Iklan -
Euforia perlombaan
Tetapi melihat panas yang membara
Bersembunyi dalam tanah
Telah disediakan untuk menyelamatkan malam agar tetap bercahaya
Dan kompor listrik ibu
Serta mainan elektronika anak-anak
Sebab setiap akhir pekan selalu mengabarkan
Token yang perlu diisi
Harganya selalu berlomba kejar-kejaran dengan gaji bapak
Tapi bapak selalu mengalah dengan takdirnya
Tetap mengisi sejumlah kebutuhan
Panas yang membara perlu dibebaskan
Diberi jalan mendampingi napas kita
Agar beban kepala lebih ringan dan
Kedua kaki tetap tegak menatap hari esok
Karangtengah, Agustus 2025
MEMANDANG MENARA TERATAI
Re, di sini aku hanya mengajakmu bertualang sejenak
Keluar dari rutinitas yang
tak akan tuntas mengejar doamu
Lantai lima/
Re, kau pasti mencium kepulan asap
Telah membuat rasa laparmu mencari sumber makanan
Mari makanlah sejenak
Meski harga dan isi dompetmu sedikit berseteru
Tapi ayolah mengalah dengan kekhawatiran di dadamu
Dia hanya ingin menakutimu tentang hari esok yang tidak elok
Adakalanya kita perlu membeli kebahagiaan
Membagi keberkahan untuk para pelayan
Lantai empat/
Re, kita menjadi orang tertinggi di kota ini
Biarkan matamu dimanjakan malam yang kelam
Dengan ribuan lampu-lampu
Biarkan angin kota berhembus kencang
Menerbangkan rasa lelahmu
Biarkan angin bekerja membawamu menuju rasa nyaman
Tersenyumlah, dunia sedang bereforia menghiburmu
Lantai tiga/
Re, Barangkali kau kehilangan gemerlap lampu dan hembusan angin
Hanya ada kaca yang menampakkan wajahmu tubuhmu
Ruang ini mengajakmu melihat diri
Jika kau melihat bayangan rasa lelah dan kecewa
Kesejukan AC bersiap memberimu hiburan kecil Tapi fokuslah dengan jembatan kacanya
Disiapkan untuk menundukkan kepalamu
Matamu mungkin melihat ketakutan di dasar lantai
Ketakutan itu dirasakan semua orang ketika kesadaran terjaga saat di atas kebahagiaan,
Tapi tenanglah bukankah kita bisa berpegangan dengan besi yang sudah disiapkan?
Berpegangan dengan Allah yang tidak pernah lelah membagi kasih dan sayangnya ?
Lantai dua/
Re, sudahi rasa takutmu
Kebahagiaan dan kesedihan seperti kedua kakimu yang melangkah
Yang terpenting kedua rasa itu melebur menjadi ridha
Lelahmu lilah
Semua akan baik-baik saja, dan
Di lantai ini aku ingin mengajakmu minum sejenak
Karena ketenangan jiwa perlu kita dapatkan sebelum keluar dari menara ini
Lantai satu/
Kau telah membaca cerita tentang Raden Banyak Catra di sini
Dan semestapun akan membaca cerita hidupmu.
Indah atau kurangnya tergantung kemana langkah kakimu akan dialamatkan
Sudahkah kau siap keluar sambil melangitkan syukur atas usiamu sebelum pulang ?
Purwokerto, 2024
RUMAH WARISAN
rumah ini tidak banyak hiasan
selain foto keluarga
dan beberapa doa yang dilangitkan bersama
setiap magrib berkarib
selain beberapa mawar
kasih sayang juga tertanam di halaman rumah
aromanya mewangikan pagi
melangitkan puisi
kami pulang dan pergi bekerja setiap hari
untuk menyelamatkan diri dari sifat meminta-minta
kami tidak mengharapkan warisan karena
hanya cerita dan rumah ini yang orang tua miliki
setelah orang tua tiada
rumah ini tidak diperjualbelikan
sebab ibu terus hidup
pada kursi kayu favoritnya
pada dapurnya
menjaga senyum teduh dan kesabarannya
ruang tamu sering didatangi bapak
membagikan cerita juga cintanya
saat kami menziarahi ingatan
dan nama mereka selalu kami panggil
untuk mendamaikan murka yang kadang nyala
di antara gesekan kata
Pasir Wetan, 2025
PUISI UNTUK AIRMATA
kita terlahir dari kasih sayang Tuhan
jalan yang dilalui ingin seindah magrib dengan senja di langit
sudah seharusnya tangan kita saling menjabat
kata maaf menjatuhkan luka
saat hati kita bersengketa
mata kita yang saling tatap
akan saling mengirimkan binar kegembiraan
bukankah kita menginginkan yang terlahir dari pertemuan kita
adalah perdamaian?
Pasir Wetan, 2025
Irna Novia Damayanti, lahir di Purbalingga 14 September 1992. Peraih penghargaan Apresiasi Pendidikan Islam (API) dari kementerian Agama dan DIKTI sebagai “Penulis Aktif Media” tingkat mahasiswa PTAIN se-Indonesia tahun 2015. Biodatanya masuk dalam buku “Apa dan Siapa Penyair Indonesia” (Yayasan Hari Puisi, 2018). Selain itu menjadi Penulis dan Sastrawan Terpilih Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah tahun 2023. Buku antologi puisi tunggalnya berjudul Jarum Pentul (Wawasan Ilmu, 2022), (085726262851)



