Oleh Idammatussilmi
Sebagai seorang guru, kurikulum menjadi seperangkat senjata dalam mencapai tujuan pendidikan, memecahkan permasalahan, membabak pengalaman baru dan meyirami ilmu pengetahuan kepada peserta didiknya. Pintu pagi menjadi langkah guru dalam berjuang yang dibekali dengan niat serta harapan yang begitu besar terhadap perkembangan pendidikan. Namun, dalam memasuki tahun ajaran baru 2025/2026 ini, ada beberapa pemikiran yang menghantui para guru. Salah satunya yaitu penerapan pendekatan deeplearning atau deep learning dalam kurikulum merdeka. Kebanyakan guru masih terngiang akan penerapan Kurikulum Merdeka dengan pendekatan deeplearning yang menjadi topik terhangat dunia pendidikan saat ini. Pendekatan deeplearing telah di tetapkan oleh Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Nomor 13 Tahun 2025 sebagai perubahan atas Permendikbudristek Nomor 12 tahun 2024 (Kemendikdasmen, 21 Juli 2025).
Deeplearning merupakan pembelajaran mendalam yang mengedepankan proses pembelajaran dengan prinsip mindfull learning, meaningfull learning, dan joyfull learning. Pendekatan ini di aplikasikan dengan menitikberatkan pada pemahaman konsep yang menyeluruh, berpikir kritis, dan reflektif dalam proses pembelajaran. Dalam mengaplikasikan pendekatan deeplearning, para guru tidak lepas dari pemahaman terhadap karakteristik masing-masing peserta didik. Pemahaman karaktersitik peserta didik ini merupakan prinsip dari implementasi Kurikulum Merdeka yang harus tetap dilakukan oleh para guru. Namun pada kenyataannya, para guru masih sulit untuk mengatasi keberagaman karakter peserta didik agar pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah disiapkan dan juga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Karena masih banyak guru yang menerapkan teknik pembelajaran belum sesuai dengan karakter peserta didik sehingga pembelajaran belum sesuai dengan apa yang diharapkan dalam tujuan pembelajaran. Adapun kunci guru agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yaitu guru harus memahami karakter setiap peserta didik.
Karakter yang dimiliki oleh peserta didik sangat beragam, karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda oleh karena itu, setiap anak memiliki keistimewaan masing-masing. Seperti yang telah dijelaskan oleh (Amstrong, 1993) dalam pandangan pokok teori multiple intelligence yang menjelaskan bahwa semua anak dapat mengembangkan kecerdasan hingga tingkat penguasaan yang memadai apabila didorong dengan dukungan, pengajaran dan pengayaan yang tepat. Untuk itu, guru harus dapat memahami karakter setiap peserta didik dengan bisa menfasilitasi pembelajaran sesuai dengan keunikan mereka agar dapat meningkatkan pemahaman konsep yang menyeluruh, berpikir kritis dan reflektif dalam proses pembelajaran.
- Iklan -
Lalu, bagaimana guru dalam menciptakan progam pembelajaran yang bisa di terima mereka?. Apakah guru mengajar peserta didik dengan pengelompokan berdasarkan keunikanya?, Apakah guru harus menyiapkan banyak metode pembelajaran dalam setiap pertemuanya?, ataukan guru harus menghadapi satu persatu anak?.
Kebutuhan anak yang unik apakah guru harus panik
Setiap anak didik memiliki karakter yang sangat unik dan berbeda, oleh karena itu pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dari keunikan yang di bawa oleh peserta didik. Peserta didik dapat menerima pelajaran sesuai dengan karakter pribadinya. Tidak semua informasi yang di berikan oleh guru dapat di cerna oleh peserta didik, mereka memiliki teknik tersendiri dalam menyaring setiap pembelajaran yang diterima.
Berbicara tentang keunikan, maka hakikatnya setiap peserta didik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Setiap peserta didik harus mendapatkan hak yang sama dari guru, karena sejujurnya setiap peserta didik itu tidak mau mendapat perlakuan yang berbeda yang tidak sesuai dengan kebutuhanya. Mereka akan merasa apa yang diinginkan tidak terpenuhi dan harus menjalankan seuatu yang sukar untuk bisa diterima, sehingga anak akan cenderung mengerjakan dengan asal-asalan. Seperti halnya dalam kegiatan pembelajaran, guru memberikan menjelaskan materi dengan metode yang di tetapkan tanpa menimbang kebutuhan belajar setiap peserta didik. Peserta didik yang bisa menerima metodenya dapat mudah menerima pelajaran, sedangkan peserta didik lain yang belum bisa menerima materi pembelajaran akan megikutinya dengan respon dan semangat yang kurang. Sehingga, peserta didik tidak akan mengalami perkembangan, potensi dalam belajar akan melemah mobilitas perkembangan peserta didik juga monoton. Untuk itu, guru harus mengetahui keunikan peserta didik ini dengan memahami karakter dari setiap individu.
Pemahaman karakter bisa dilakukan dengan berbagai metode salah satunya yaitu dengan melakukan observasi, membangun kedekatan anak dengan melakukan komunikasi dua arah, seringnya melakukan komunikasi dengan orangtua, dan menganalisis perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran. Sehingga, dari pemahaman karakter ini menjadi bekal guru dalam malangkah ketahapan pembelajaran yang selanjutnya agar pembelajaran bisa diterima oleh peserta didik. Oleh karena itu, guru dalam menghadapi keunikan dari masing-masig peserta didik harus didasari dengan hati senang, pikiran tenang, dan jangan menjadikan hal ini sebagai beban, agar guru bisa lebih rileks dalam meberikan pengajaran kepada peserta didik yang maksimal.
Deeplearing: Jalan keluar guru saat ini
Pendekatan deeplearing ini tidak menuntut guru untuk menyiapkan program pembelajaran yang banyak agar pembelajaran lebih mendalam seperti yang dibayangkan oleh para guru. Kalimat pembelajaran mendalam ini sering di salah pahami oleh para guru, bukan pembelajaran yang menuntut peserta didik harus paham akan materi, namun makna dari pembelajaran mendalam ini yaitu pembelajaran yang mampu mendorong peserta didik agar lebih mengutamakan proses berpikir kritis, eksploratis, reflektif dan kolaboratif. Guru dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan pendekatan deeplearning yang disesuaikan dengan karakter masing-masing peserta didik. Deeplearing menjadi solusi bagi guru dengan menawarkan tiga fondasi utama, yaitu: mindfull learing yang menekankan keaktifan siswa untuk membantu pemahaman kuat terhadap materi, meaningfull learning mengintegrasikan pembelajarn dengan kehidupan nyata, serta joyfull learning pembelajaran yang menyengkan dan bermakna. Kombinasi dari ketiga fondasi ini dapat menciptakan pembelajaran yang holistik yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Maka, dari pemahaman yang kurang guru-guru menjadi panik, kepanikan guru-guru akan berdampak pada pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Apakah pendekatan ini menjadi sebuah masalah atau solusi bagi guru?.
Permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru saat ini dapat teratasi dengan pendekatan deeplearing dalam penerapan kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka fokus menekankan pada fleksibilitas, kemandirian peserta didik, pengembangan karakter serta kecapan peserta didik dalam masa depan. Adapun deaplearning ini mampu melengkapinya dengan menghadirkan pendekatan pembelajaran yang efektif yaitu menekankan pada pebelajaran yang mendalam yang terintegrasi dnegan kehidupan nyata serta menciptakan pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran mendalam ini bukan semata hanya mampu memahami materi saja, namun bagaimana guru dapat membentuk karakter serta meningkatan kemampuan berpikir skitis pada peserta didik. Dari proses pembelajaran inilah yang akan menentukan dan membentuk peserta didik untuk berkembang. Deeplearing menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi para guru yang mampu mentransformasikan pendidikan agar lebih koperhensif.
Implemenatsi Kurikulum Merdeka dengan pendekatan deeplearning ini merupakan suatu stategi pengembangan pendidikan yang serasi. Hal ini ditunjukan bahwa kurikulum merdeka dan pendekatan deeplearning ini berjalan beriringan yaitu; 1) sama-sama berorientasi pada kompetensi, 2) pembelajaran yang sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan peserta didik, 3) pembelajaran lebih fleksibel, 4) pengembangan pembelajaran berbasis proyek, 5) menekankan pada pentingnya evaluasi. Jadi, penerapan pendekatan deeplearning ini menjadi solusi guru saat ini, untuk menyiapkan generasi yang berprestasi yang mampu menaggapi tantangan masa depan dan mengoptimalkankualitas pendidikan Indonesia yang lebih maju.
– Guru MI Najmul Huda



