Semarang, Maarifnujateng.or.id – Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan digelar pada 27 November 2024 mendatang, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH. Abdul Ghoffar Rozin (Gus Rozin) mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kerukunan dan persatuan. Melalui Jalan Sehat Santri NU Jawa Tengah yang dilaksanakan hari ini, Ahad (27/10/2024), Gus Rozin menyampaikan bahwa santri sebagai perwakilan Nahdlatul Ulama di masyarakat harus menjadi katalisator mewujudkan harmoni di tengah perbedaan dalam tahun politik ini.
Acara Jalan Sehat Santri NU Jawa Tengah ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Hari Santri Nasional PWNU Jawa Tengah 2024 dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga keharmonisan sosial, khususnya menjelang masa pemilu. Dengan mengangkat tema “Santri Siap Menuju Indonesia Emas 2045”, PWNU Jateng mengajak warga untuk menjadikan Pilkada sebagai momen memperkuat silaturahmi dan semangat persaudaraan, bukan sebagai ajang perpecahan.
- Iklan -
Jalan Sehat Santri NU Jawa Tengah hari ini, dari data total pendaftar adalah 28.000 yang awalnya hanya ditarget 20.000 peserta sebagai puncak resepsi Hari Santri Nasional (HSN) 2024 di Lapangan Pancasila Simpanglima, Kota Semarang. Kegiatan dimeriahkan dengan penampilan grup band dari Soulgroove, Qasima, dan spesial master of ceremony (MC) Sela Good. PWNU Jawa Tengah memberikan doorprize jalan sehat dengan hadiah utama satu unit mobil Toyota Calya. Selain itu, terdapat doorprize dua tiket umrah, tiga unit sepeda motor beat, lima unit sepeda listrik, lima unit kulkas, lima unit televisi, lima unit sepeda, 10 unit dispenser, 10 unit kipas angin, 10 unit kompor gas, 50 sarung al-Juwani, puluhan tumbler minum, dan lainnya.
Santri: Perekat Persatuan Negeri
Menurut Gus Rozin, menjaga kerukunan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau aparat keamanan, tetapi juga seluruh elemen masyarakat. “Pilkada adalah pesta demokrasi, bukan ajang untuk saling menjatuhkan atau menebar kebencian. Kami berharap masyarakat dapat menyikapi perbedaan pilihan politik dengan bijak dan menjadikan keberagaman ini sebagai kekayaan bangsa,” pesannya.
Ditegaskan Gur Rozin, dalam Pilkada Serentak 2024, peran santri di Jawa Tengah kian terasa sebagai penjaga harmoni sosial dan perekat persatuan. “Di tengah berbagai persaingan politik yang kadang menyulut perpecahan, santri dari berbagai pesantren dan lembaga pendidikan agama terus bergerak untuk menguatkan pesan perdamaian dan persaudaraan di antara masyarakat,” tegasnya.
Bagi kalangan santri, Pilkada bukan sekadar ajang politik tetapi juga panggilan untuk menjaga persatuan bangsa. Para santri memahami pentingnya menjaga situasi yang kondusif, dengan menghadirkan nilai-nilai Islami yang menyejukkan dalam kehidupan masyarakat. Dengan kepekaan sosial yang dimiliki, santri berperan sebagai penjaga kerukunan dengan terus mengajak masyarakat untuk menghargai perbedaan pandangan politik.
Gus Rozin mengungkapkan bahwa santri memiliki peran penting sebagai pembawa pesan damai di tengah situasi politik yang dinamis. “Santri adalah bagian dari masyarakat yang terdepan dalam memelihara ukhuwah, baik antarumat seagama maupun antarwarga yang berbeda latar belakang. Dalam setiap pemilu atau pilkada, santri dibekali oleh para kiai dengan pemahaman untuk tetap netral, tetapi aktif dalam mengajak masyarakat menjaga ketenangan,” ujarnya.
Dalam konteks Pilkada, santri juga aktif mengikuti pendidikan politik yang beretika serta bijak, baik dari pengasuh pesantren maupun tokoh-tokoh agama lainnya. “Mereka dibekali pemahaman tentang pentingnya demokrasi yang bersih dan aman, serta didorong untuk menjadi penghubung komunikasi antara berbagai lapisan masyarakat, terutama dalam lingkungan pedesaan yang sering kali terpengaruh oleh isu-isu politik lokal,” bebernya.
Santri juga turut berperan sebagai relawan pemilu yang membantu mengedukasi masyarakat tentang proses pemilu yang jujur dan adil. “Mereka mengajak warga untuk menyikapi perbedaan pilihan politik dengan kepala dingin dan menghindari hoaks serta kampanye hitam yang berpotensi memecah belah persaudaraan,” jelas Gus Rozin.
Peran santri adalah sebagai perekat yang menghubungkan semua elemen masyarakat. “Mereka hadir tidak hanya sebagai pelajar agama, tetapi juga sebagai pendorong kedamaian yang mendukung persatuan negeri. Kami percaya, dengan kehadiran santri, Pilkada Serentak 2024 di Jawa Tengah ini akan lebih damai dan menjadi momentum untuk memperkuat solidaritas bangsa,” tutur pengasuh Ponpes Maslakul Huda Kajen Pati tersebut.
Di tengah berbagai dinamika yang ada, Gus Rozin berharap semua santri yang mengikuti Jalan Sehat Santri NU Jawa Tengah tersebut bisa menjadi perekat persatuan negeri bukan hanya menjaga ketenangan menjelang Pilkada, tetapi juga memperkuat jiwa nasionalisme dan cinta tanah air di tengah-tengah masyarakat.
Santri Jateng Siap Sambut Indonesia Emas 2024
Kegiatan Jalan Sehat Santri NU Jawa Tengah yang bertemakan “Santri Sehat Menuju Indonesia Emas 2045” memberikan pesan bahwa di tengah situasi politik yang memanas, pesan yang diusung PWNU Jawa Tengah ini menjadi sangat relevan.
Sebagai generasi muda yang berlandaskan pada ajaran agama dan nilai-nilai Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyah, para santri memiliki potensi besar dalam menggerakkan perubahan sosial yang positif. Gus Rozin menekankan bahwa santri harus mengambil bagian aktif dalam pembangunan bangsa. “Santri bukan lagi hanya sebagai pelajar yang mendalami ilmu agama, tetapi juga sebagai calon pemimpin masa depan yang berakhlak mulia dan cinta tanah air. Mereka harus siap berperan lebih besar dalam menyambut visi Indonesia Emas 2045,” tuturnya.
Para santri kini tak hanya mempelajari ilmu keagamaan, tetapi juga dilatih untuk mengembangkan keterampilan dan wawasan dalam teknologi, kewirausahaan, dan sosial kemasyarakatan. Di berbagai pondok pesantren, para santri sudah mulai terlibat dalam program-program pelatihan digital, pertanian modern, hingga wirausaha berbasis syariah. Langkah-langkah ini diambil untuk mempersiapkan mereka menjadi generasi yang mampu menghadapi tantangan zaman dan berkontribusi dalam membangun ekonomi bangsa.
“Dengan bekal agama yang kuat, para santri mampu menjadi pelopor perdamaian, toleransi, dan gotong-royong. Nilai-nilai ini sangat penting bagi Indonesia yang majemuk, khususnya dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas yang menjunjung tinggi persatuan di atas segala perbedaan,” ujarnya.
Di tahun 2024, santri diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, sosial, ekonomi, hingga politik. Dengan keterlibatan aktif dalam berbagai bidang tersebut, santri siap menjadi agen perubahan yang berperan besar dalam mewujudkan Indonesia yang lebih maju dan bermartabat.
Sebagai bagian dari visi ini, PWNU Jawa Tengah juga mendukung berbagai inisiatif untuk memperkuat keterampilan dan pemahaman para santri terhadap tantangan dan peluang masa depan. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi, santri diajak memahami dan memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah yang efektif serta untuk menyebarkan pesan-pesan positif yang mendukung kerukunan bangsa.
Oleh karena itu, PWNU Jawa Tengah periode 2024-2029 mengusung visi “Terwujudnya Jamiyah Nahdlatul Ulama sebagai Organisasi Keagamaan-Kemasyarakatan yang Digdaya dan Bermartabat, Perekat Kemanusiaan, dan Kebangsaan berbasis Nilai-nilai Ahlussunah Waljamaah” dengan Nawa Kartiga 9 Program Strategis. Pertama, transformasi digital dengan melakukan transformasi digital dalam organisasi untuk mendorong terwujudnya organisasi jamiyyah Nahdlatul Ulama yang efektif, efisien serta bisa dirasakan kehadiran dan kemaslahatannya oleh jamaah secara luas dan jamiyah mulai tingkat ranting, MWC, hingga cabang.
Kedua, memperkuat organisasi PWNU, yaitu untuk memperkuat organisasi PWNU sejak dari ranting. Penguatan ini dilakukan secara aktif, komunikatif, dan efektif agar agenda, program dan kegiatan di tingkat wilayah hingga ranting bisa berjalan secara sinkron, saling mendukung, memperkuat, dan memberi manfaat.
Ketiga, fasilitasi pembelajaran program, yaitu untuk memfasilitasi pembelajaran program di antara pengurus tingkat cabang agar pencapaian unggul dan sukses di tingkat pengurus cabang bisa ditranformasikan ke pengurus cabang lainnya.
Keempat, kemandirian organisasi, yaitu untuk memfasiliatsi pembelajaran program di antara pengurus tingkat cabang agar pencapaian unggul dan sukses di tingkat pengurus cabang bisa ditranformasikan ke pengurus cabang lainnya.
Kelima, membangun kemitraan dan Kerjasama dengan pemerintah daerah dan pihak lainnya dengan posisi kerja sama sebagai mitra yang kritis dan produktif.
Keenam, penguatan Aswaja dan karakter moderat untuk menyemai dan menyebarkan paham Ahlussunah wal jamaah dan penguatan karakter moderat di berbagai level terutama di daerah Jawa Tengah yang masuk dalam kategori zona merah intoleransi dan radikalisme ekstrem.
Ketujuh, sinergi antarlembaga, yaitu untuk mengembangkan konektifitas dan sinergitas pesantren, madrasah dan ma’had aly-lembaga perguruan tinggi NU-sebagai pionir kegiatan pendidikan dan transformasi keilmuan.
Kedelapan, mengawal Undang-Undang Pesantren, yaitu untuk mengawal implementasi UU pesantren dan regulasi turunannya secara sistematis, konsisten dan berkelanjutan agar manfaatnya dirasakan sebesar-besarnya oleh santri dan pesantren.
Kesembilan, masjid-musala sebagai nasis, yaitu untuk menggerakkan dan memberdayakan masjid dan musala sebagai basis pembelajaran, dakwah, dan ekonomi serta memperkuat basis keluarga sebagai upaya membangun keluarga maslahat pada bidang sosial budaya, pendiidkan, Kesehatan dan ekonomi yang menjunjung tinggi asas Mabadi al-Khamsah.
Gus Rozin menegaskan, bahwa Indonesia Emas bukan sekadar target, tetapi menjadi impian kolektif yang membutuhkan kontribusi dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk santri. Melalui dedikasi, nilai-nilai moral, dan semangat untuk terus belajar, santri siap melangkah bersama seluruh elemen bangsa menuju masa depan Indonesia yang gemilang.
PWNU Jawa Tengah berharap, melalui kegiatan Jalan Sehat Santri NU Jawa Tengah seperti ini, masyarakat dapat semakin sadar akan pentingnya persatuan dan mampu menghadapi setiap perbedaan pandangan politik dengan sikap yang lebih bijak. (HI).