Oleh : Niam At Majha
Setiap manusia lahir dengan sempurna. Mesipun satu dengan lainnya tak sama, akan tetapi Tuhan telah membekali dengan kesempurnaan. Jadi ketika kita mendapati sebuah perbedaan jangan sampai menjadikan keminderan dan kurangnya percaya diri dalam menjalani kehidupan di dunia ini yang penuh dengan tipu daya. Sebuah pepatah mengatakan jika kehidupan di dunia ini hanya sementara sedangkan kehidupan setelah kematian akan kekal selama.
Jadi ketika memahami dan mengetahui itu semua. Maka tak ada alasan lagi untuk kita semua untuk menerima dengan damai dan bangga terhadap diri sendiri. Toh seperti halnya sidik jari satu dengan lainnya tak akan sama meskipun itu dalam satu keluarga. Dari situ dapat kita tarik sebuah kesimpulan apabila kita tak bisa menyamakan satu dengan yang lain dalam hal apa pun, baik dari kebahagiaan, kesedihan, keluarga, bahkan penghasilan. Yang perlu kita terapkan adalah bersyukur kepada Tuhan semasta alam dengan apa yang telah diberikan kepada kita yaitu mahluknya.
Menjawab semua kegelisahan tersebut, buku karya Vivi Nafidzatin Nadhor bertajuk Berdamai dengan Diri yang tidak Sempurna adalah sebuah bentuk atau upaya untuk menepis berbagai tuntutan dalam hidup. Sebab tanpa disadari seringkali menjadi sempurna adalah tuntutan hidup semua orang. Kemudian banyak upaya dilakukan demi mengejar kesempurnaan tersebut. Seperti dalam karier, kekayaan, bakat yang terlihat cemerlang, fisik proposional pekerjaan bergengsi, kampus favorit, pasangan romantis dan kecerdasan yang tiada banding.
- Iklan -
Dan buku ini ditulis untuk menemani kamu agar tersedar bahwa tak apa-apa untuk tak sempurna. Ketidaksempurnaan ada untuk melengkapi kepingan puzzle dalam hidup. Selain itu penulis berusaha menyadarkan bahwa manusia mampu bahagia dalam ketidaksempurnaan. Kita diajak melalui perjalanan mencintai diri sendiri seapa-adanya. Bisa merangkul kerapuhan diri memeluk kekurangan diri dan menumbuhkan keberanian serta ketegasan untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Berdamai degan ketidaksempurnaan artinya kita menyadari dan mampu menyikapi dengan positif terhadap berbagai situasi dengan bukti nyata yaitu perasaan lega semeleh ikhlas “Ah aku nggak apa-apa”.
Meskipun begitu, tanpa disadari secara tak langsung kita telah terbiasa dididik untuk dicintai dengan banyak syarat. Sampai-sampai kita mencari cara bagaimana agar diterima oleh siapa pun oleh guru bahkan orang tua. Sedari kecil kita hafal diluar kepala kalimat-kalimat sebab akibat. “Kalau kamu…. nanti kamu akan…” seakan akan semua aspek dalam diri kita hanya akan ditetima jika memenuhi syarat-syarat tertentu. Puluhan tahun kata-kata itu akrab dan melekat hingga membentuk pola pikir. Sampai tanpa sadar seringkali kita mewajibkan diri untuk mengejar kemamuan dan penerimaan orang lain. (hal 3)
Setelah mengetahui semunya tentu buku ini sangat layak untuk dijadikan bahan diskusi dan dibaca bagi siapa saja, baik yang sudah berkeluarga atau pun belum. Namun buku ini sangat penting dibaca oleh para orang tua. Selamat membaca.
Judul : Berdamai dengan Diri yang Tidak Sempurna
Penulis : Vivi Nafidzatin Nadhor
Penerbit : Anak Hebat Indonesia
Tebal : 244 Halaman
Cetakan : November 2023