Oleh : Niam At Majha
Banyak orang mengaku pegiat literasi, aktifis literasi, penggerak literasi dan konsen di bidang literasi, tetapi pelakunya tidak mencerminkan keliterasian. Orang yang demikian disebut pseudo literasi dengan pengertian bahwa mereka ini orang yang berkecimpung di dunia literasi tetapi tidak menjalankan keliterasian.
Buku bertajuk Pseudo Literasi karya M. Iqbal Dawami ini menjelaskan cara pandang berbeda tentang dunia literasi sekaligus menceritakan sisi gelap duni literasi yang belum diungkap ke permukaan. Sisi gelap dunia literasi hampir disemua bidang yang berkecimpung dunia literasi pasti ada orang-orang pseudo literasi ini. Di pemerintaham, pendidikan (sekolah, pesantren, dan kampus) penerbitan, perpustakaan dan taman bacaan, kalangan penulis, kalangan pembaca dan lain sebagainya mempunyai sisi gelapnya.
Penulis melalui buku ini berusaha memaparkan pengalaman dan pemahamannya terhadap literasi sebagai orang yang sudah belasan tahun berkecimpung dalam dunia literasi. Dengan kata lain penulis berusaha menggambarkan wajah literasi yang carut marut sehingga kendati berperan penting, tetap saja tidaklah menarik untuk dicumbui.
- Iklan -
Seperti halnya yang di jelaskan Peng Kheng Sun dalam penganktar buku ini mengungkapkan berbicara tentang literasi tentu tidak terlepas dari peran penerbit. Sayangnya, sejumlah kebijakan dari peran penerbit justru kurang mendukung kemajuan literasi. Misal, penerbit sering tak memiliki buku yang telah diterbitkannya sehingga jika ada yang membutuhkan buku tersebut maka kemungkinan besar tidak berhasil mendapatkan buku yang dicarinya. Padahal, buku ditengarai memiliki nilai keabadian. Faktanya setelah beredar beberapa bulan, sebuah buku biasanya sudah sulit ditemukan baik di rak-rak toko buku maupun di gudang penerbit.
Sementara itu, orang-orang yang sudah membaca begitu banyak buku juga tidak tampak memiliki keunggulan dari pada orang-orang yang tidak suka membaca. Misal, apakah orang-orang yang gemar membaca lebih nudah mendapatkan pekerjaan? Apakah mereka lebih mudah dipromosikan? apakah gagasan gagasan mereka lebih di dengarkan karena lebih banyak pengetahuan daripada orang yang tidak membaca? Tidak! Sama sekali tidak. Bahkan, penerbit-penerbit mayor pun tidak memprioritaskan perekrutan karyawan dengan kiteria gemar membaca (hal ix)
Peristiwa-peristiwa tersebut adalah sebagian kecil sisi gelap dunia literasi. Tentu kita pernah bertemu dengan orang-orang yang mengajak gemar membaca dengan jargon membaca adalah jendela dunia dan lain sebagainya. Akan tetapi yang mengajak tersebut sama sekali tidak membaca. Kontradiktif bukan?
Lha buku ini menjawab itu semua; selain memberikan kisah-kisah para pseudo literasi akan tetapi juga memberikan tawaran-tawaran solusi. Sehingga buku ini layak dibaca siapa saja. tanpa terkecuali. Selamat membaca.
Judul : Pseudo Literasi
Penulis : M. Iqbal Dawami
Penerbit : Maghza
Cetakan : 2017
Tebal : 138 hal