Oleh Dian Marta Wijayanti
Pergantian kurikulum dari Kurikulum 2013 menuju Kurikulum Merdeka belum seratus persen direalisasikan di lapangan. Faktanya, di sejumlah sekolah dasar di Kota Semarang bahkan di Jawa Tengah, misalnya, belum semua kelas menerapkan Kurikulum Merdeka. Dalam konteks ini, kurikulum sebagai suatu rencana pembelajaran yang merinci tujuan, isi, metode, dan evaluasi pembelajaran dalam suatu program pendidikan perlu dimaksimalkan.
Oleh karena itu, komponen-komponen utama yang biasanya ada dalam kurikulum harus dimanajemen dengan bagus dari sejumlah aspek. Pertama, struktur pembelajaran, merupakan susunan atau urutan pembelajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Struktur pembelajaran mencakup penjelasan tentang bagaimana materi diajarkan, pengaturan waktu, dan tingkat kesulitan pembelajaran.
Kedua, tujuan pendidikan yang menjelaskan hasil yang ingin dicapai melalui kurikulum tersebut. Tujuan pendidikan dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, atau nilai-nilai yang ingin ditanamkan pada peserta didik. Ketiga, mata pelajaran atau bidang studi yang merupakan bagian terpenting dalam kurikulum. Mata pelajaran atau bidang studi mengacu pada disiplin ilmu tertentu yang akan diajarkan kepada peserta didik. Contoh mata pelajaran umum seperti Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, dan Sejarah. Di jenjang SD/MI misalnya, maka harus mengacu 5 (lima) rumpun wajib yaitu Bahasa Indonesia, MTK, IPA IPS yang digabung, PPKN, dan Matematika.
- Iklan -
Keempat, sumber belajar yang merupakan bahan atau referensi yang digunakan dalam proses pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa buku teks, artikel, video, perangkat lunak, atau sumber daya digital lainnya yang relevan dengan mata pelajaran atau bidang studi yang diajarkan. Kelima, pengembangan karakter, yaitu komponen ini semakin penting dalam kurikulum modern, yang mencakup aspek pengembangan karakter dan sikap positif pada peserta didik. Ini mencakup nilai-nilai seperti integritas, kerjasama, kepemimpinan, kepedulian sosial, dan etika.
Keenam, penyesuaian kurikulum. Dalam konteks ini, kurikulum juga harus memperhitungkan kebutuhan dan karakteristik peserta didik. Penyesuaian kurikulum dapat dilakukan untuk peserta didik dengan kebutuhan khusus, seperti siswa berkebutuhan khusus atau siswa berbakat. Ketujuh, pengembangan profesional. Komponen ini berkaitan dengan pelatihan dan pengembangan guru atau pendidik yang bertanggung jawab melaksanakan kurikulum. Pengembangan profesional memastikan bahwa guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengajar dengan efektif sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan.
Kedelapan, metode pembelajaran merupakan strategi atau pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran dapat beragam, seperti ceramah, diskusi kelompok, proyek, simulasi, atau pembelajaran berbasis masalah. Kesembilan, evaluasi dan penilaian merupakan proses untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran dan perkembangan peserta didik. Evaluasi dan penilaian dapat dilakukan melalui tes, tugas, proyek, presentasi, atau penilaian kinerja lainnya. Penting untuk diingat bahwa komponen kurikulum dapat bervariasi tergantung pada tingkat pendidikan, sistem pendidikan, dan kebijakan pendidikan di suatu negara atau lembaga pendidikan tertentu.
Karakteristik Kurikulum 2013
Kemdikbud (2013) menyebutkan bahwa Kurikulum 2013 adalah kurikulum pendidikan yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 2013. Kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan fokus pada pengembangan kompetensi siswa. Kurikulum 2013 menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sebelumnya digunakan. Salah satu perubahan utama dalam Kurikulum 2013 adalah adanya pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Dalam pendekatan ini, penekanan diberikan pada pengembangan kompetensi inti siswa, seperti literasi, numerasi, berpikir kritis, berpikir kreatif, dan kolaborasi.
Kurikulum 2013 juga menekankan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses mencari, menemukan, dan membangun pengetahuan. Selain itu, kurikulum ini memperkenalkan pembelajaran lintas mata pelajaran yang mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu. Kurikulum 2013 juga menekankan pengembangan karakter siswa melalui implementasi pendidikan karakter. Pendidikan karakter dalam kurikulum ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki sikap, perilaku, dan moral yang baik.
Meskipun Kurikulum 2013 telah diterapkan secara luas di sekolah-sekolah di Indonesia, ada beberapa kritik dan tantangan yang dihadapi dalam implementasinya. Beberapa tantangan meliputi kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum baru, keterbatasan sumber daya, dan kekhawatiran mengenai evaluasi dan pengukuran prestasi siswa. Penting untuk dicatat bahwa informasi di atas mencerminkan pengetahuan saya hingga September 2021, dan ada kemungkinan ada perkembangan lebih lanjut atau perubahan dalam Kurikulum 2013 setelah itu. Untuk informasi terkini, disarankan untuk mengacu pada sumber resmi, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Karakteristik Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep pendidikan yang berfokus pada kebebasan dan kemandirian siswa dalam belajar (Kemdikbudristek, 2023). Konsep ini bertujuan untuk mengembangkan potensi individu siswa dengan memberikan kebebasan dalam menentukan pilihan belajar mereka sendiri, serta memberikan lingkungan yang mendukung eksplorasi dan penemuan.
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa memiliki kebebasan untuk memilih mata pelajaran dan topik yang ingin mereka pelajari, sesuai dengan minat dan tujuan pribadi mereka. Mereka tidak terikat pada kurikulum yang kaku dan terstruktur seperti dalam pendekatan pendidikan konvensional. Pendekatan ini mendorong siswa untuk aktif dalam proses belajar, memilih pelajaran yang relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka, dan mempertimbangkan pemecahan masalah nyata.
Kurikulum Merdeka juga mendorong kolaborasi antara siswa, di mana mereka dapat belajar bersama dan saling menginspirasi. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing, memberikan dukungan dan arahan dalam proses belajar siswa. Tujuan utama dari Kurikulum Merdeka adalah mengembangkan keterampilan abad ke-21 seperti kreativitas, kritis berpikir, kolaborasi, komunikasi, dan kemandirian belajar.
Meskipun Kurikulum Merdeka memiliki pendekatan yang lebih fleksibel, hal ini tidak berarti bahwa siswa bebas sepenuhnya tanpa arahan. Masih ada standar dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, namun pendekatan yang digunakan lebih mengutamakan kebebasan dan minat siswa dalam menentukan cara belajar mereka.
Manajemen K13 dan Kurmer
Kurikulum 2013 hakikatnya merupakan kurikulum nasional Indonesia yang diperkenalkan pada tahun 2013. Kurikulum ini dirancang untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sebelumnya digunakan. Beberapa poin penting tentang Kurikulum 2013 terdapat sejumlah aspek. Pertama, kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai.
Kedua, mengedepankan pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Ketiga, mengintegrasikan kurikulum menjadi empat pilar, yaitu pilar pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai. Keempat, mndorong pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan pendekatan berbasis proyek. Kelima, menekankan aspek karakter, moral, dan nilai-nilai kebangsaan.
Sedangkan Kurikulum Merdeka adalah konsep kurikulum baru yang diumumkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia pada tahun 2021. Tujuan utama dari Kurikulum Merdeka adalah memberikan lebih banyak kemerdekaan dan fleksibilitas kepada sekolah, guru, dan peserta didik dalam merancang kurikulum dan pembelajaran. Terdapat poin penting tentang Kurikulum Merdeka. Pertama, memberikan otonomi kepada sekolah untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lokal, kondisi, dan potensi peserta didik.
Kedua, mendorong pendekatan pembelajaran berbasis proyek, eksplorasi, dan pengalaman nyata. Ketiga, mengurangi ketergantungan pada ujian nasional sebagai penilaian utama dan lebih menekankan pada asesmen kompetensi. Keempat, memungkinkan inovasi dalam metode pembelajaran dan pemilihan materi pembelajaran.
Setiap perkembangan lebih lanjut dalam dunia pendidikan Indonesia setelah tahun 2021 mungkin tidak tercakup dalam penjelasan ini. Untuk informasi yang lebih akurat dan terbaru tentang Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka, sebaiknya Anda merujuk ke sumber resmi dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia atau lembaga pendidikan terkait.
-Penulis adalah Kepala SD Negeri Gajahmungkur 03 Kota Semarang, Juara I Kepala SD Beprestasi Kota Semarang tahun 2023, Pengajar Praktik Guru Penggerak (2022), Fasilitator Tanoto Foundation (2021-sekarang), Praktisi Mengajar program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di UST Yogyakarta (2023), Universitas Negeri Semarang (2023), Universitas Wahid Hasyim Semarang (2023), pengajar Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Semarang (2022-sekarang). Saat ini sedang menempuh studi S3 Manajemen Kependidikan Sekolah Pascasarjana UNNES.