Oleh Dian Marta Wijayanti
Manajemen berbasis sekolah atau madrasah menjadi sangat penting dikuasai calon kepala sekolah atau calon kepala madrasah. Terkhusus penguasaan kompetensi digital yang harus dikontekskan dengan kompetensi inti kepala sekolah/madrasah. Namun, sejak angkatan saya 2021, semua guru yang hendak menjadi kepala sekolah/madrasah harus melalui proses menjadi Guru Penggerak. Jadi ini terdapat sejumlah masalah dan dinamika yang harus dijawab oleh calon kepala di negeri ini, apalagi pada konteks madrasah tentu berbeda dengan sekolah.
Faktor Buruknya Manajemen Madrasah
Realitasnya, saya mencoba menganalisis terdapat sejumlah faktor mengapa manajemen sekolah maupun madrasah jelek atau buruk. Pertama, ini masalah klasik, yaitu kepemimpinan yang lemah. Jika kepala sekolah/madrasah atau para pemimpin sekolah tidak efektif, mereka mungkin tidak mampu memberikan arahan yang jelas, memotivasi staf, atau mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan sekolah. Kedua, burunyak komunikasi. Kurangnya komunikasi yang efektif antara manajemen sekolah, staf pengajar, siswa, dan orang tua dapat menyebabkan ketidakjelasan dalam tujuan, kebijakan, dan harapan sekolah.
- Iklan -
Ketiga, supervisi yang lemah. Kurangnya pengawasan atau supervisi terhadap guru dan siswa dapat menyebabkan kurangnya akuntabilitas dan kualitas pembelajaran. Keempat, tidak adanya perencanaan yang baik. Manajemen sekolah yang tidak memiliki perencanaan yang baik untuk program akademik dan non-akademik dapat menyebabkan ketidakefektifan dalam mencapai tujuan pendidikan. Keempat, kurangnya sumber daya. Dalam bentuk apapun. Ya, sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya materiil, dan lainnya. Jika sekolah tidak memiliki cukup sumber daya seperti dana, tenaga pengajar yang memadai, fasilitas yang memadai, atau bahan belajar, ini dapat mengganggu proses belajar-mengajar dan manajemen keseluruhan.
Kelima, masalah disiplin. Ketika sekolah tidak dapat mengatasi masalah disiplin dengan efektif, lingkungan belajar menjadi tidak kondusif dan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Keenam, kurangnya pengembangan profesional. Jika guru tidak diberikan kesempatan untuk pengembangan profesional dan pelatihan yang diperlukan, kualitas pengajaran dapat menurun. Ketujuh, konflik internal. Konflik antara guru, siswa, komite, pengawas, atau bahkan orang tua dapat mengganggu kerjasama dan keharmonisan dalam manajemen sekolah.
Kedelapan, perubahan regulasi dan kebijakan. Ketidakmampuan sekolah untuk beradaptasi dengan perubahan regulasi atau kebijakan pendidikan juga dapat menyebabkan masalah manajemen. Kesembilan, kurangnya keterlibatan orang tua: Ketika orang tua tidak terlibat dalam kegiatan sekolah dan tidak mendukung pendidikan anak-anak mereka, hal ini dapat mempengaruhi prestasi siswa dan manajemen sekolah secara keseluruhan.
Realitasnya masalah manajemen madrasah seringkali disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor di atas. Penting bagi madrasah dan pihak terkait untuk mengidentifikasi masalah-masalah ini dengan tepat dan mencari solusi yang sesuai untuk meningkatkan manajemen madrasah secara keseluruhan. Ditambah lagi dengan problem internal di yayasan ketika madrasah itu swasta dan masalah lain berkaitan dengan keuangan, SDM, dan sebagainya.
Inovasi Manajamen Berbasis Madrasah
Secara konseptual, manajemen berbasis madrasah adalah sebuah pendekatan dalam mengelola lembaga pendidikan yang menekankan pada profesionalisme, efisiensi, dan efektivitas. Dalam menghadapi tantangan dan perubahan di digital ini, madrasah sebagai lembaga pendidikan agama harus mampu beradaptasi dan mengimplementasikan sistem manajemen yang baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas.
Sebagai bagian dari lembaga pendidikan Islam, madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki peran penting dalam mencetak generasi yang berkualitas dari segi keagamaan Islam dan akademik. Dalam menghadapi tantangan zaman, madrasah tidak bisa lagi mengandalkan sistem tradisional yang bersifat statis dan kurang adaptif.
Maka dari itu, diperlukan inovasi manajemen berbasis madrasah yang mampu memberikan kerangka kerja yang tepat untuk mengelola lembaga pendidikan Islam dengan efisien dan efektif. Pertama, perencanaan manajemen yang baik dengan mengacu fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengawasan (controlling), serta ada tambahan evaluasi (evaluating). Kedua, mendesain struktur organisasi madrasah yang teratur. Dengan menerapkan manajemen berbasis madrasah, struktur organisasi di dalam madrasah dapat diatur secara lebih teratur. Hal ini termasuk penentuan pembagian tugas, tanggung jawab, dan wewenang bagi seluruh anggota staf dan tenaga pendidik. Dengan struktur yang jelas, akan lebih mudah untuk mengawasi dan mengevaluasi kinerja masing-masing individu.
Ketiga, perencanaan dan peninjauan kurikulum yang komprehensif. Dengan manajemen berbasis madrasah, perencanaan kurikulum dapat dilakukan secara lebih komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kurikulum yang baik akan mampu menggali potensi dan minat siswa serta memberikan materi pembelajaran yang relevan dengan tuntutan zaman. Keempat, pengelolaan sumber daya yang efisien. Madrasah yang dikelola dengan baik akan mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efisien. Termasuk di antaranya adalah dana, fasilitas, dan waktu. Penggunaan dana yang tepat akan meningkatkan kualitas pendidikan dan fasilitas yang memadai akan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi siswa.
Kelima, penilaian dan evaluasi berkelanjutan. Manajemen berbasis madrasah juga mendorong pelaksanaan penilaian dan evaluasi yang berkelanjutan. Evaluasi ini mencakup kinerja siswa, kualitas pengajaran, dan keberhasilan madrasah dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kepala madrasah perlu rajin melalukan supervisi, in house training (IHT), pelatihan, dan peningkatan kapasitas semua pemangku kepentingan di madrasah. Adanya program Pengawas Penggerak dan pedoman branding madrasah / sekolah yang digagas Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah tentu menjadi terobosan agar madrasah semakin hebat bermartabat.
Dampak Manajemen Berbasis Madrasah
Ketika Manajemen Berbasis Madrasah berjalan normal, baik terencana, sistematis, kontinu, tentu akan berdampak bagi kemajuan madrasah dari sisi akreditasi, prestasi siswa, guru, kepercayaan masyarakat, hingga lulusan yang berkualitas. Untuk itu, dampak itu dapat diukur dari sejumlah aspek. Pertama, peningkatan kinerja guru. Manajemen berbasis madrasah akan memberikan pedoman bagi tenaga pendidik dalam melaksanakan tugasnya dengan lebih baik. Hal ini akan berdampak positif pada kemampuan mengajar mereka serta memotivasi mereka untuk terus mengembangkan diri.
Kedua, peningkatan kepuasan dan partisipasi peserta didik. Madrasah yang dikelola dengan baik akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa. Hal ini akan meningkatkan kepuasan siswa terhadap madrasah dan mendorong partisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Ketiga, peningkatan kepuasan orang tua siswa dan masyarakat. Manajemen berbasis madrasah juga akan meningkatkan kepuasan orang tua terhadap madrasah karena transparansi, akuntabilitas, dan hasil yang baik dari pendidikan yang diberikan. Keempat, peningkatan citra madrasah. Dengan menerapkan manajemen berbasis madrasah, reputasi madrasah akan meningkat di mata masyarakat dan pemerintah. Madrasah yang memiliki manajemen yang baik akan dianggap sebagai lembaga pendidikan yang handal dan berkualitas.
Kelima, peningkatan kualitas pendidikan: Dengan menerapkan manajemen berbasis madrasah, kualitas pendidikan di dalam madrasah akan meningkat secara signifikan. Peningkatan ini mencakup aspek akademik, karakter, dan spiritual peserta didik. Diakui atau tidak, madrasah yang berkualitas sangat ditentukan baik manejemen. Ketika manajemen pengelolaannya buruk, dipastikan madrasah tersebut la yamutu wala yahya (tidak bermutu, menghabiskan biaya). Sebaliknya, ketika madrasah tersebut manajemennya baik, tentu madrasahnya juga berkualitas. Inti dari semua itu tentu di tangan kepala madrasahnya.
Manajemen berbasis madrasah adalah kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan madrasah di era digital. Dengan menerapkan pendekatan manajemen yang profesional dan efisien, madrasah akan mampu menghadapi tantangan dan perubahan zaman dengan lebih baik. Peningkatan kualitas pendidikan, kinerja tenaga pendidik, kepuasan siswa, dan citra madrasah akan menjadi hasil yang positif dari implementasi manajemen berbasis madrasah. Oleh karena itu, penting bagi madrasah untuk mengadopsi prinsip-prinsip manajemen berbasis madrasah guna mencapai tujuan pendidikan agama yang optimal di era digital saat ini. Harapannya, semoga madrasah maupun sekolah di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PWNU Jawa Tengah menjadi lembaga pendidikan berkualitas, dan dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi pilihan belajar mereka. Semoga!
-Penulis adalah Kepala SD Negeri Gajahmungkur 03 Kota Semarang, Juara I Kepala SD Beprestasi Kota Semarang tahun 2023, Pengajar Praktik Guru Penggerak (2022), Fasilitator Tanoto Foundation (2021-sekarang), Praktisi Mengajar program Merdeka Belajar Kampus Merdeka di UST Yogyakarta (2023), Universitas Negeri Semarang (2023), Universitas Wahid Hasyim Semarang (2023), pengajar Pendidikan Profesi Guru (PPG) Universitas Negeri Semarang (2022-sekarang).