Oleh : Kurnia Laili Khamida
Urgensi pendidikan Pancasila akan memperkuat idiologi dan falsafah bangsa, bahkan karekteristiknya juga mampu menjadi togak berdirinya jiwa pancasila yang bertanggung jawab, serta terikat dengan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dan keadilan. Dibeberapa kalangan akademisi, siswa atau mahasiswa disuguhi pelajaran mengenai pendidikan pancasila atau Pendidikan Kewarganegaraan, hal ini bertujuan sebagai bekal kehidupan berbangsa. Dengan pemahaman yang komprehensif mengenai pancasila, wawasan ketahanan nasional, nilai-nilai kebangsaan, demokrasi, hingga konstitusi. Lantas dikalangan pesantren ? bagaimana santri dapat memperluas pemahamannya mengenai pendidikan pancasila dan implementasi jiwa idiologi dalam aktifitas hariannya ?
Secara praktis, aktualisasi pemahaman mengenai pendidikan pancasila sebenarnya juga didalami oleh kalangan santri tanpa mereka sadari. Mengingat lima dasar Negara tersebut bertumpu pada ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, permusyawaratan, dan keadilan. Seluruh nilai tersebut dipelajari oleh kalangan santri dalam fan (pelajaran) yang berbeda. Nilai ketuhanan misalnya, ilmu tauhid menjadi alternative tepat mengenai pemahaman ketuhanan bagi kalangan santri. Telingga mereka mungkin akrab dengan kitab-kitab salaf semacam Aqidatul Awam, atau Fatkhul Majid karangan Imam Muhammad bin Abdul Wahab yang membahas tentang ilmu-ilmu tauhid atau ketuhanan.
Hakikat tuhan dalam Pancasila merupakan bukti bahwa Indonesia mengakui adanya tuhan. Dalam hal ini Indonesia bukan merupakan Negara islam, namun juga bukan Negara Sekuler yang memisahkan relasi antara agama dan negara. Indonesia merupakan Negara yang mengatur dan membina masyarakatnya serta memberi kebebasan dalam memeluk agamanya masing-masing.
- Iklan -
Selanjutnya masalah kemanusiaan. Problematika mengenai HAM dikawal dengan sangat detail dalam beberapa fan seperti fiqih dan Akhlak. Dalam ilmu fiqih kontemporer HAM diselaraskan dengan teori hak, maqasid (kemaslahatan), almusawad (egalitarian) dan al-addah (keadilan). Pemahaman ini diharapkan mampu menuntun ke arah yang lebih demokratis, adil, egaliter dan damai. Selain itu dalam fasal Jinayat tercermin bahwa jiwa dan darah manusia merupakan perkara yang sangat dijaga oleh islam. Didalamnya dirinci mengenai qishos (hukuman) bagi pelaku pidana agar bertanggung jawab atas perbuatannya serta memberikan hak kepada keluarga korban. Hal ini didasarkan pada beberapa ayat al-Quran seperti dalam surat Al-Baqarah ayat 179 : “dan di dalam qishos itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal supaya kamu bertakwa”
Berikatan dengan panca ke-tiga, yaitu persatuan Indonesia. Mari kita bernostalgia bersama mengenai sejarah Indonesia dan bagaimana Indonesia dipersatukan hingga merdeka ? kaum bersarung juga unjuk diri dalam peristiwa itu bukan ? hal ini dilatar belakangi oleh fan akhlak. Mereka mengenal istillah tasamuh atau sikap pluralistic terhadap sesama. relate dengan keanekaragaman Indonesia dan sejarah tentang filosofi dari lahirnya pancasila. Pak Soekarno yang sendari dulu menjejaki banyak wilayah pengasinggan, beliau mengenal lebih dalam mengenai keanekaragaman budaya dan adat Indonesia. Mendalami banyak strata social dalam lingkup lingkungan yang berbeda, dari situlah muncul ide dari rancangan dasar Negara yang sampai saat ini ditetapkan menjadi idiologi Pancasila. Pancasila hadir dengan solusi pemersatu bangsa dalam keadaan yang berbeda namun tetap satu jua.
Dalam hadis nabi, juga disebutkan : “mencintai tanah air adalah sebagian dari iman” ini menjadi sulutan semanggat bagi kaum santri dalam mempertahankan persatuan negeri. Dalam surat An-Nisa :49 juga diinggatkan : “wahai orang-orang beriman ! taatillah Allah dan Rosul-Nya, serta ulil amri (pemegang kekusaan) diantara kamu…” dasar ini juga menjadi peganggan bagi santri untuk tidak melakukan aksi anarki semacam bughot atau pemboikotan. Selama pemegang kekuasaan menjalankan kekuasaannya sesuai dengan syariat yang berlaku.
Pada sila ke-4 kita mengenal implementasi dari suatu permusyawaratan. Dimana inti dari permusyawaratan tersebut merupakan sikap demokrasi bangsa. Aturan utama didalamnya adalah mengedepankan kedaulatan rakyat, sehingga aspirasi rakyat menjadi prioritas dalam kebijakan public. Aktifitas harian santri sudah jelas mengimplementasikan praktik demokrasi, mulai dari kebiasaan musyawaroh bersama menuju mufakat dan tidak membeda-bedakan satu sama lain meskipun berada dalam perbedaan suku dan ras bangsa. Seyogyanya, nilai dasar demokrasi bukan terdapat pada kesamaan haknya dalam speek up, namun hal yang paling mendasar dari sebuah demokrasi ialah attitude atau akhlak. Akhlak tersebut yang nantinya akan menumbuhkan generasi yang berjiwa besar, santun, rendah hati, terbuka, dan peduli terhadap lingkungan. Dengan nilai-nilai tersebut secara otomatis nilai demokratis dan pluralis juga akan mengiringinya.
Berlanjut pada keadilan sosial, mengutip kalimat dari presiden pertama kita bahwasanya keadilan sosial ialah suatu masyarakat adil dan makmur, bahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada pengisapan. Seperti yang telah ditulis diatas, bahwasanya teori al-adalah (keadilan) juga dipakai dalam fikih. Bahkan dalam al-Quran juga menyingung menegnai keadilan seperti dalam surat An-Nahl : 90 “Sesungguhnya Allah menyuruhmu berlaku adil dan berbuat kebajikan dan melarangmu perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”
Walau ilmu idiologi ini tidak terkemas dalam satu pelajaran yang dikurikulumkan, namun implementasi dari pendidikan pancasila dalam ranah pesantren dapat disampaikan dengan sangat baik. Bahkan jiwa dan karakteristik seorang santri juga merupakan cermin dari idiologi bangsa yang menumbuhkan karakter pancasila. Walau secara yuridis mereka tak dikenalkan dengan kurikulum yang berkebangsaan, namun secara praktis fan santri juga mencangkup keseluruhan pondasi pemersatu bangsa.
Menginggat beberapa tahun silam idiologi Pancasila di ganggu oleh adanya pengaruh Idiologi bangsa lain yang berniat mengulirkan Pancasila seperti dalam pembrontakan DI/TII dan PKI yang mencoba menjantuhkan pancasila. Bahkan beberapa masyarakatpun juga menyuarakan penawaran idiologi baru, hal ini terdengar begitu miris bukan ? disinalah posisi santri hadir dan mengolah tanggung jawab besar untuk menjaga apa yang telah diwariskan oleh masyaikhnya. Para kyai terdahulu. Idiologi bangsa hari ini merupakan rumusan dari ijtihad para Kyai yang harus dijaga ilmunya agar tidak dirusak oleh orang-orang yang merasa lebih paham mengenai Indonesia. Diantara mereka adalah sekelompok manusia beragama yang mengunakan dalih agama untuk membunuh dirinya dan orang lain. Mereka mengatas namakan agama sebagai pembunuh pancasila guna membangun pondasi dasar khalifah di Indonesia.
Hal ini sangat bertentanggan dengan Islam pada realitanya. Rosulullah membawa agama islam sebagai rahmatalil alamin yang fleksibel digunakan dan dapat diakulturasikan. Sehingga lahirlah idiologi pancasila yang menerapkan kajian rahmatalil alamin sesuai islam pada dasarnya. Kecerdasan ulama pada awal kemerdekaan dibuktikan dengan telaah pemikiran dalam memahami budaya nusantara yang luas, kaya dan penuh perbedaan antar suku. Pengalaman pancasila bagi santri nusantara merupakan bentuk kepatuhan santri pada ulama sekaligus wujud dari kepatuhan terhadap Tuhan.
-Mahasiswa Hukum Keluarga Islam INISNU Temanggung, Santri Pondok Pesantren Miftakurrosyidin Temanggung