Oleh Iis Narahmalia
Zaman Percepatan zaman di era digital menjadi tantangan tersendiri bagi umat muslim. Di saat yang demikian, agama Islam tak punya banyak pilihan selain melakukan penguatan terhadap akidah-akidah yang berpedoaman pada al-qur’an dan hadits sehingga mampu melaju dengan perubahan zaman tanpa meninggalkan syariat yang ada. Sebab jika tidak, maka sebagai umat muslim akan ketinggalan dan akibatnya, apa yang diajarkan di dalamnya akan kehilangan relevansi terhadap kebutuhan zaman.
Memasuki zaman revolusi industri 4.0 dunia digemparkan dengan berbagai arus informasi yang tidak begitu masif dan bisa dipertanggung jawabkan. Perubahan zaman terutama di sektor teknologi begitu cepat terjadi dan seacra global ini tak dapat diabaikan begitu saja dan dipandang sebelah mata. Hal ini semkin minimnya orang-orang yang memiliki kepribadian yang sesuai dengan kaidah Islam. Ketercerabutan ini diawali dengan krisisnya moral yang disebabakan dengan penggadaian kebutuhan ekonomi. Penggadaian ini dimaksudkan bada akhlak yang menduduki posisi di bawah ilmu pengetahuan, padahal dalam kitab bukhari muslim diterangkan “Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” Adabul Imla’ wal Istimla’ , dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi .
Begitu pentingnya adab hingga Allah SWT menempatkanya sebagai hal yang paling utama. Sebab, kepintaran pun tidak ada artinya apabila seseorang tidak memiliki adab. Ilmu bisa saja menjadi berbahaya dan bumerang bagi pemiliknya dan orang lain ketika tidak didampingi dengan adab. Kita sebagai umat muslim harus memahami peran penting menanamkan adab dalam hati kita pada proses pengembangan karakter kehidupan sehari-hari , karena di era saat ini adab dan karakter mulai pudar oleh perkembangan zaman. Banyak umat manusia yang mengabaikan betapa pentingnya adab dan karakter dalam berperilaku.
- Iklan -
Mengutip dari buku Antologi Hadist Tarbawi oleh Tejo Waskito, bahwasanya adab sangat diperlukan dalam dunia pendidikan terutama bagi peserta didik, agar ia mampu memahami, menerapkan dan mengimplementasikan hal positif dan menjadi pribadi yang baik. Ibnu al-Mubarak ra.menyatakan:
“Mempunyai adab (kebaikan budi pekerti) meskipun sedikit adalah lebih kami butubkan daripada (memiliki) banyak ilmu pengetahuan”
Dari pernyataan Ibnu Mubarak tersebut kita bisa menyimpulkan bahwasanya seseorang yang mempunyai sedikit adab itu lebih penting dan dibutuhkan daripada mempunyai banyak ilmu pengetahuan yang akan menimbulakn ketamakan dan kesesatan. Karena orang yang berilmu belum tentu beradab, tetapi jika orang yang memiliki adab sudah pasti berilmu. Dan tingkatan adab lebih tinggi dari ilmu. Melihat beberapa kisah yang ada di lingkungan kita sebut saja Ferdy Sambo.
Dirangkum detikcom, Rabu (15/2/2023), majelis hakim pengadil Ferdy Sambo dkk adalah Wahyu Iman Santoso, Alimin Ribut dan Morgan Simanjutak. Dengan Wahyu sebagai ketua majelis hakim. Wahyu dkk membacakan setiap pertimbangan putusan sebelum membacakan vonis terhadap lima terdakwa. Diketahui dalam kasus ini ada lima terdakwa yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Kuat Ma’ruf, Bripka Ricky Rizal, dan Bharada Richard Eliezer. Ferdy Sambo menjadi yang pertama diadil dan divonis hukuman mati.
Beberapa tokoh di atas menjadi cerminan bagi kita bahwa mereka lebih mengagungkan ilmu pengetahuan yang berujung pada perbuatan kejahatan tanpa bekal adab yang kuat. Adanya peristiwa tersebut mampu kita jadikan hikmah yang luar biasa dalam kehidupan kita, bahwa tanpa sehebat apapun kita, setinggi apapun jabatan kita tanpa adab kehancuran akan menerpa hidup kita.
Pada bulan Rajab penuh berkah ini kita akan memperingati Isra’ Mi’raj pada tanggal 18 Februari 2023 mendatang atau 27 Rajab 1444 H.Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang berkisah tentang perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW. Seorang Nabi akhiruzzaman yang akan memberikan safa’at untuk kita di hari akhir.
Apa itu Isra Miraj?
Dikutip dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, Isra Miraj adalah dua perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Dari jumlah rakaat shalat yang sebelumnya 50 rak’aat atas perjuangan Nabi Muhammad SAW yang memohon keringanan kepada Allah SWT menjadi 5 raka’at. Isra Miraj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.Lebih tepatnya diperkirakan Isra Mi’raj terjadi pada tahun 620-621 M pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian.
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk memperingati Isra’ Mi’raj ini, harapanya di bulan penuh berkah bisa meningkatkan amal ibadah kita dalam berbuat kebaikan. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW kita harus jadikan moment ini sebagai penguatan iman dan mentalitas kita dalam menghadapi ketercerabutan zaman yang semakin terbengkalai dengan nilai-nilai keislaman. Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan pertolongan dan syafa’at Nabi Muhammad SAW.
-Mahasiswi Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung