Peresensi : Nur Hadi
Judul Buku : Enam Belas Warna Keikhlasan
Penulis : Aidh Al Araf, El Ardivia, Redite Kurniawan, dkk.
Penerbit : Alif Republika (imprint Republika Penerbit)
Cetakan : Pertama, Oktober 2022
Tebal : xii + 254 halaman
ISBN : 978-623-88114-0-3
Jika kita ingin menerangkan definisi keikhlasan —utamanya kepada anak-anak, maka kita hanya akan mendapatkan makna tunggal, yakni ketulusan hati atau kejujuran. Berbeda jika kita ingin menerangkan keikhlasan melalui medium cerita, yang jelas akan menimbulkan banyak dimensi warna. Buku ini menempati posisi terakhir.
Enam Belas Warna Keikhlasan adalah simbol enam belas dimensi makna keikhlasan yang hadir/dihadirkan dalam bentuk cerita. Berisi enam belas cerita yang memenangi Lomba Menulis Cerita Anak Islami yang dikuratori oleh Lembaga Seni Budaya dan Peradaban Islam (LSBPI) MUI tahun 2021, semuanya ternyata memiliki benang merah kesamaan cerita; perihal keikhlasan.
Diawali dengan kisah sepasang kakak adik yang tinggal di daerah pedalaman. Mereka terpaksa harus bersiasat saling pinjam mukena setelah mengalami musibah kehilangan ketika mencuci pakaian di sungai, —demi agar tak kena amarah orang tua. Tentu saja kebohongan tersebut lumayan merepotkan lantaran tak mungkin selamanya mereka pertahankan. Lambat laun, sang ibu pasti mengetahui.
- Iklan -
Kesempatan untuk keluar dari lingkaran kebohongan itu terbuka saat ada lomba hafalan surah pendek dalam acara Maulidur Rasul. Keikhlasan Jannah yang dengan diam-diam membantu sepasang saudara itu menjadikan akhir cerita menjadi lain. Keikhlasan menjadi kunci kejutan kelebihan cerita sekaligus kelemahan. Mengapa juga menjadi kelemahan? Lantaran membantu memenangkan pesaing dalam sebuah lomba adalah hal yang jarang terjadi (bahkan hampir mustahil ada). Meski niat penulis kemudian bisa dijangka; cerita ini jelas ditujukan untuk menjadi contoh.
Tak hanya dalam kisah yang menjadi juara pertama dalam Sayembara Menulis Cerita Anak Islami 2021 tersebut, beberapa kisah lainnya juga memiliki benang merah persamaan. Keikhlasan dalam membantu sesama. Dengan ragam kisah yang berasal dari berbagai latar belakang tokoh, menuntaskan buku ini jadi serasa telah berkeliling ke banyak tempat unik demi mencari arti keikhlasan.
Dalam “Al-Quran Ahsan”, —meski terdapat beberapa tema turunan—, keikhlasan untuk memaafkan kesalahan teman yang telah mencuri Al-Quran miliknya, menjadi ruh utama yang dibidik dalam cerita. Juga dalam “Buku Bacaan untuk Imam”, yang membidik tema keikhlasan dalam dimensi kesetiakawanan sosial. Nandi yang semula termakan buruk sangka, tapi kemudian justru menaruh iba dan simpati terhadap Imam yang meski dalam keterbatasan kondisinya (sebagai pemulung cilik), tapi tetap memiliki semangat untuk menambah kapasitas diri dengan bacaan. Akhirnya, Nandi pun menemukan apa arti keikhlasan dalam bingkai kisahnya sendiri.
Metode pengenalan keikhlasan dengan cara menyelipkannya dalam cerita, sungguh patut diapresiasi. Cerita, —di samping bersifat menghibur, juga dapat digunakan untuk menyampaikan aneka nasihat. Mengingat anak-anak yang jelas masih kesulitan mencerna konsep-konsep tertentu. Terlebih jika konsep-konsep tersebut memiliki spektrum makna yang luas dan bisa kita temui dalam banyak ragam kisah realita kehidupan. Cerita pendek bisa dimanfaatkan untuk itu, sehingga kita tak perlu menerangkan satu per satu perihal dan batasan-batasan moralitas kepada anak-anak.
Dengan bentuk full colour, buku ini menyelaraskan diri dengan selera anak-anak. Namun meskipun demikian, cerita-ceritanya juga bisa dinikmati oleh kalangan dewasa, mengingat asal mula cerita anak memang tidak ada. Dalam khazanah literasi, definisi cerita anak lebih bermula kepada cerita yang dibuat oleh orang dewasa dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak-anak. Cerita-cerita tersebut mengandung metafor-metafor tertentu yang dapat dipahami pula oleh kalangan orang dewasa, sehingga universalitas cerita model ini adalah sebuah kelebihan tersendiri. Sebagai contoh, beberapa fabel dan legenda yang telah ada dan dikenal luas oleh masyarakat kita. Begitu.*
Penulis:
*Nor Hadi, Beberapa kali menjuarai lomba kepenulisan cerpen, cerbung, puisi, dan esai. Cerpen, puisi, cerbung, dan esai (utamanya esai kebahasaan), telah dipublikasikan di banyak media lokal dan nasional. Telah menghasilkan 2 novel remaja, 3 buku kumpulan cerpen, dan 1 buku kumpulan puisi.