Oleh Dini Salamah
Pepatah mengatakan “Jika engkau ingin melihat masa depan suatu bangsa, maka lihatlah kondisi generasi penerusnya hari ini”. Saat ini isu-isu mengenai bobroknya moral generasi muda tengah hangat menjadi perbincangan publik setiap harinya.
- Iklan -
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat, sepanjang tahun 2021 ada 17 kasus Bullying yang melibatkan peserta didik dan pendidik. Komisioner KPAI, Retno Listyarti mengungkapkan kasus bullying disatuan pendidikan terjadi di sejumlah daerah, mulai dari SD sampai SMA/SMK (kumparan.com, 27/03/2022).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang di harapkan mampu melahirkan generasi masa depan Yang cerdas, trampil, serta menjunjung tinggi nilai moral. Namun, nampaknya harapan itu sirna. Selama ini lembaga pendidikan cenderung lebih mengutamakan aspek pengembangan kemampuan intelektual akademis siswa, dibandingkan pengembangan aspek yang sangat fundamental, yaitu pengembangan karakter. Al hasil, kini dekadensi moral tengah dialami oleh generasi masa depan.
Di sinilah pentingnya akan pendidikan karakter bagi manusia. Apa itu karakerter? Karakter adalah sifat, watak ataupun kepribadian. Menurut T. Ramli, pengertian Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang mengedepankan esensi dan makna terhadap moral dan akhlak sehingga hal tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik.
Jadi, orang yang mempunyai tingkat intelektual tinggi namun tanpa di imbangi karakter yang baik, maka akan sia-sia hidupnya. Ia akan menjadi orang yang tidak berguna, bahkan di kemudian hari ia bisa mendatangkan bencana bagi orang lain disekitarnya.
Sebagaimana ungkapan Theodore Roosevelt ( Bapak Presiden ke-26 AS), “ To educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society”. Yang artinya mendidik seseorang dalam aspek kecerdasan otak dan bukan aspek moral adalah ancaman marabahaya bagi masyarakat.
Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 pasal 3 Tahun 2003 telah dijelaskan bahwa fungsi dari Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pendidikan karakter haruslah ditanamkan sejak anak usia dini. Karena jika anak sedari kecil sudah di beri pendidikan karakter yang baik, maka di masa depanpun dia akan tumbuh menjadi pribadi yang baik serta memiliki jiwa karakter positif yang tinggi.
Upaya dalam membumikan pendidikan karakter haruslah dimulai dari lingkup terkecil yaitu lingkungan keluarga. Karena pendidikan pertama dan paling utama bagi sang anak adalah keluarga. Keluarga memilki tanggung jawab yang besar dalam membentuk perilaku anak. Contoh penerapan pendidikan karakter yang baik dalam keluarga seperti membiasakan anak bangun pagi, mengerjakan PR secara mandiri, meminta ijin saat keluar rumah dan lain sebaginya.
Jika keluarga gagal dalam membentuk karakter baik pada anak, maka anak akan tumbuh dengan karakter yang buruk. Maka dari itu, lingkungan keluarga memiliki andil yang sangat besar dalam membentuk karakter pada anak.
Selanjutnya yaitu Lingkungan sekolah. Pada dasarnya sekolah bukan hanya tempat “transfer of knowledge” belaka. Sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mencetak peserta didik yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi sekolah juga bertanggung jawab dalam pembentukan jati diri, karakter serta kepribadian siswa.
Salah satu cara membumikan pendidikan karakter di sekolah yaitu melalui pendekatan modelling atau sering disebut Uswah Hasanah (suri tauladan). Maksudnya yaitu setiap guru maupun tenaga kependidikan haruslah memiliki karakter yang baik karena beliau akan menjadi suri teladan bagi para siswanya.
Yang terakhir yaitu lingkungan masyarakat. Lingkungan Masyarakat memiliki peran yang tak kalah pentingnya dalam upaya pembentukan karakter anak bangsa. berbagai contoh penerapan kebiasaan pada anak dalam rangka membumikan pendidikan karakter pada anak. Seperti membiasakan perilaku gotong royong, menghormati orang yang lebih tua dan lain sebaginya. Lingkungan masyarakat jelas memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan penanaman nilai-niali estetika dan etika dalam pembentukan karakter anak.
Pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab keluarga, pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab lembaga pendidikan saja, pendidikan karakter bukan hanya tanggung jawab masyarakat setempat. Akan tetapi pendidikan karakter bagi anak adalah tanggung jawab kita semua. Mulai dari keluarga, lembaga pendidikan maupun masyarakat sekitar.
If the wealth is lost, nothing is lost. If the health is lost, something is lost. If the character is lost, everything is lost. begitulah bunyi adagium klasik yang menandakan akan pentingnya pendidikan karakter bagi manusia.
Maka dari itu, marilah kita bersama-sama menanamkan pilar-pilar pendidikan karakter dalam rangka membumikan pendidikan karakter sejak anak usia dini. Asumsinya pada usia tersebut merupakan usia yang sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Sehingga tujuan pendidikan karakter pun akan mudah tercapai.
– Mahasiswa Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung