Peresensi: Nur Hadi
Judul Buku : Rahmah El-Yunusiyyah dalam Arus Sejarah Indonesia
Penulis : Hendra Sugiantoro
Penerbit : Matapadi Pressindo
Cetakan : Pertama, 2021
Tebal : XVI + 256 halaman
ISBN : 978-602-1634-47-9
Membicarakan seorang tokoh memang selalu menyenangkan. Apalagi jika sang tokoh merupakan sosok pembaru yang penuh inspirasi dan merupakan pelopor dalam bidangnya. Ada urgensi untuk kembali membincangkan bentangan ide dari sang tokoh. Dan Rahmah El-Yunusiyyah merupakan salah satunya.
Perekaman ulang atas sosok Rahmah sedari kanak hingga dewasa amat menarik untuk diikuti.
- Iklan -
Kita akan dipahamkan dari mana dan apa saja yang memengaruhi kemunculan ide Rahmah dalam melakukan pembaruan sistem pendidikan yang kala itu dirasanya kurang memenuhi standar untuk para pelajar—utamanya kaum perempuan yang memang masih terkungkung dengan jargon sumur, kasur, dan dapur. Kaum perempuan belum menjadi prioritas penerima pendidikan. Ada ilmu, wawasan, pengetahuan, dan keterampilan bagi perempuan yang tak mungkin didapatkan sepenuhnya jika harus belajar bersama laki-laki (hal. 52).
Ada beberapa konsep pemikiran Rahmah yang layak direnungkan ulang.
Pertama, perihal urgensi pendidikan bagi kaum perempuan yang memiliki posisi sebagai agen perubahan. Seharusnya perempuan dibekali ilmu yang memadai, baik ilmu agama maupun ilmu penunjang perannya dalam kehidupan rumah tangga, sehingga kemudian dapat berperan pula dalam kehidupan sosialnya.
Kedua, pendikotomian ilmu agama dengan ilmu umum harus dihindari demi peran memakmurkan kehidupan.
Ketiga, menumbuhkan kesadaran bahwa menjadi guru adalah juga menjadi pendidik.
Sebagaimana yang kita ketahui, pendidik tak hanya bertanggungjawab atas keberhasilannya dalam menyampaikan materi pelajaran, namun juga memiliki sebagian tanggung jawab atas perkembangan karakter anak didik.
Keempat, memperhatikan kesejahteraan guru. Secara eksplisit Rahmah bahkan pernah menyuarakan hal ini kepada Pemerintah.
Dan terakhir, pendidikan harus dihindarkan dari kepentingan pragmatis politik.
Melalui pemaparan buku ini kita bahkan bisa dengan jelas melihat kegigihan Rahmah dalam mempertahankan nilai terakhir ini.
Tercatat, Rahmah tak pernah mau menerima bantuan subsidi dari Pemerintah Belanda. Bukan hanya menyadari buruknya sistem kolonial, tapi dia menyadari bahwa sekolah yang ia dirikan bukanlah untuk dimonopoli satu golongan saja. Hal tersebut pernah ia tegaskan di hadapan Rasuna Said yang pernah mengusulkan untuk memasukkan politik dalam pelajaran sekolah. Bahkan akhirnya ia mengeluarkan Rasuna dari lembaga pendidikan yang ia rintis.
Buku ini secara diam-diam juga memberitahukan kepada kita perihal kekeliruan sebuah novel yang mengangkat tokoh sama, namun memosisikan sang tokoh sebagai komandan TKR Padang Panjang sekaligus sebagai aktivis Permi (Persatuan Muslim Indonesia). Permi, yang di era 1930-an telah dipoles oleh Muchtar Luthfi dan Ilyas Yakub sebagai partai politik berniat menyatukan sekolah-sekolah agama dalam naungannya. Saat mendapatkan bujuk Muchtar, dengan tegas Rahmah menolak, “Biarkanlah perguruan ini tetap terasing selama-lamanya dari partai politik dan tinggalkan ia menjadi urusan dan tanggung jawab orang banyak yang macam-macam aliran politiknya.” (hal. 65). Yang pasti, Rahmah turut menjadi penggerak perjuangan melawan kolonialisme.
Rahmah lebih rela menggadaikan harta benda yang ia miliki demi menyambung hidup lembaga pendidikan yang ia rawat.
Akibatnya berkali-kali pula lembaga pendidikan tersebut berada dalam kondisi kritis—terlilit hutang dan terancam penyitaan. Beruntung ia dikelilingi oleh saudara, teman, dan sahabat yang mengerti betul dan siap membantu perjuangannya.
Mungkin atas berkah keikhlasan itulah akhirnya perjuangannya berbuah manis. Bukan saja Perguruan Diniyyah Puteri Panjang yang bisa kita lihat masih berdiri kokoh hingga sekarang. Lembaga pendidikan tersebut juga menginspirasi Universitas al-Azhar (Mesir) mendirikan Kulliyatul lil Banat, dan pada undangan di tahun 1957 menganugerahinya gelar Doctor Honoris Causa serta menyematkan gelar kehormatan syeikhah kepadanya. Sebuah semangat yang layak menjadi teladan bagi kaum pendidik di masa sekarang, yang kadang justru menjadikan lembaga pendidikan yang didirikan sebagai pundi pengeruk keuntungan pribadi.*
*Nur Hadi, pemilik nama pena Adi Zam Zam, asal Jepara.
Tahun 2002, beberapa cerpen dan puisi dipublikasikan di Bahana Sastra-nya RRI Pro II Semarang. Tahun 2004, menang juara harapan Lomba Menulis Cerpen Islami Majalah UMMI. Tahun 2005, juara harapan Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI ke- VII) majalah ANNIDA. Tahun 2008, menang juara tiga Lomba Menulis Cerita Pendek Islami ( LMCPI ke-VIII) majalah ANNIDA. Tahun 2009 dan 2010, dua buah cerpen menjadi karya favorit dalam LMCR memperebutkan LIP ICE Selsun Golden Award. Tahun 2010, masuk nominasi lomba cerpen Krakatau Award 2010. Tahun 2012, juara tiga Lomba Menulis Cerita Pendek Islami (LMCPI ke XI) Majalah ANNIDA. Unggulan Lomba Cerber Majalah Femina 2014/2015. Juara 1 Lomba Cerpen Kategori C (Umum, Guru, Dosen, Pengarang) Green Pen Award 3 Perum Perhutani 2016. Masuk nominasi lomba cerpen Krakatau Award 2018. Masuk nominasi lomba puisi Krakatau Award 2019. Masuk 50 Esai Terpilih Lomba Menulis dari Rumah Kemenparekraf 2020. 25 Penulis Terpilih Lomba Geguritan Yayasan Podhang 2020.
Cerpen tersebar di Kompas, Jawa Pos, Koran Tempo, Media Indonesia, Suara Pembaruan, Jurnal Nasional, Seputar Indonesia, Republika, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Pikiran Rakyat, Sinar Harapan, Tribun Jabar, Lampung Post, Radar Surabaya, Bali Post, Riau Pos, Haluan, Inilah Koran, Radar Lampung, Surabaya Post, Solo Pos, Harian Waktu, Joglosemar, Analisa, Koran Merapi, Suara NTB, Lombok Post, Banjarmasin Post, Fajar (Makassar), Radar Bromo, Bangka Pos, Sumut Pos, Jurnal Medan, Rakyat Sultra, majalah Femina, Esquire, Good Housekeeping, Ummi, NooR, Paras, Kartini, Story, Annida, Potret, Sabili, Hadila, Cahaya Nabawiy, Suara Muhammadiyah, Mimbar Pembangunan Agama (Depag Jatim), Annida-online, majalah budaya Sagang, Basis, Tabloid Nova, Genie, Cempaka, Minggu Pagi, Serambi Ummah, Detik.com, Kompas.id, Basabasi.co, Tamanfiksi.com, Cendana News.com, Ideide.id, Bacapetra.co, ITN Malang News…
Cerbung pernah dimuat di Majalah Kartini, Femina, dan Annida-Online. Cerpen Anak pernah dimuat di Kompas Anak, Junior(lembar anak Suara Merdeka), Lampung Post, Majalah Aku Anak Saleh, dan PERMATA (Lembar Anak Majalah UMMI).
Puisi dimuat di Kompas, Media Indonesia, Republika, Pikiran Rakyat, Riau Pos, Koran Merapi.
Juga menulis Resensi Buku di Jawa Pos, Koran Tempo, Koran Jakarta, Lampung Post, Suara Merdeka, Kedaulatan Rakyat, Majalah Luar Biasa, GATRA, Majalah Walida, Radar Surabaya, Solopos, Koran Sindo, Jateng Pos, Kabar Probolinggo, Harian Singgalang, Analisa, Kabar Madura, Harian Nasional, Harian Bhirawa, Koran Muria, Tribun Jogja, Tribun Jateng, Galamedia, Malang Post, Radar Sampit, dan sejumlah media online.
Opini, esai (budaya & Kebahasaan), dan artikel lainnya tersebar di Kompas, Jawa Pos, Majalah TEMPO, Rakyat Sultra, Pikiran Rakyat, Lampung Post, Suara Merdeka, Riau Pos, Kompas Anak, Radar Surabaya, Analisa (Medan), Koran Merapi, Sabili, Jurnal Ruang (Ruang Gramedia.com), Jalandamai.org. Kurungbuka.com.
Bersama kawan-kawan, saat ini sedang aktif mengawal berdirinya sekolah kepenulisan ‘Akademi Menulis Jepara’.
Beberapa cerpen termaktub dalam antologi bersama:
1) SEBUAH KATA RAHASIA — Kumcer Pilihan Annida-online (SMG Publishing, 2010).
2) MEMBUNUH IMPIAN – 15 Inspirasi Cerpen Pilihan Annida-online 2011 (e-book)
3) TAHUN-TAHUN PENJARA — Antologi Cerpen Joglo 12 (Taman Budaya Jawa Tengah, 2012)
4) SERIBU TANDA CINTA — Antologi Cerpen Milad Uda Agus ( deKa Publishing, 2012)
5) NEGERI ASAP – Kumpulan Cerpen Harian Riau Pos 2014 (Yayasan Sagang Pekanbaru, 2014)
6) MATA YANG GELAP – Kumpulan Cerpen Pilihan Harian Suara NTB 2014 – 2015 (Suara NTB, 2016)
7) SEPASANG CAMAR – Kumpulan Cerpen Pilihan Majalah Simalaba Online (2018)
8) BUKAN SEBAMBANGAN – Kumpulan Cerpen Krakatau Award 2018 (Dewan Kesenian Lampung, 2018)
9) SWARA MASNUNA – Kumpulan Puisi Krakatau Award 2019 (Dewan Kesenian Lampung, 2019)
10) EIDETIK 2 – Antologi 100 Puisi Pilihan (Penerbit SIP Publishing, 2020)
11) SAATNYA MENJADI BANGSA YANG TANGGUH – Pemenang Esai Program Nulis dari Rumah (Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2020)
12) OMAH – 25 Penulis Terpilih Lomba Geguritan Yayasan Podhang (Yayasan Podhang, 2021)
Buku Tunggal:
Laba-laba yang Terus Merajut Sarangnya – Kumpulan cerpen (UNSA Press, 2016)
Persembahan Teruntuk Bapak – Novel remaja (DIVA Press, 2017).
MELIHAT – Novel (Bhuana Sastra, Bhuana Ilmu Populer, 2017).
Menunggu Musim Kupu-kupu – Kumpulan cerpen (Basabasi/DIVA Press Grup, 2018).
Hanya Firman Tuhan – Kumpulan Cerpen (SIP Publishing, 2021)
Rahasia Sehat Tania – Buku Pengayaan (PT. Wangsa Jatra Lestari/Tiga Serangkai Grup, proses terbit)