Oleh: Nafilah Sulfa
Nabi Muhammad adalah manusia pilihan (al-Mustafal Akhyar) sama dengan manusia lain namun, Nabi telah di Ma’sum oleh Allah. Nabi juga menikah salah satunya dengan wanita saudagar kaya yakni Khadijah, yang setia menemani Nabi suka duka berkornan jiwa raga dan hartanya demi tegaknya Islam.
Sebagai manusia biasa Nabi Muhammad juga mempunya putra laki-laki seperti al-Qasim, Abdullah dan Ibrahim yang ketiganya meninggal sebelum Nabi diangkat menjadi Rasul. Oleh karena itu, selain mempunyai putra laki-laki, Nabi juga mempunyai putrid dari salah satunya dari istri pertamanya yakni Khadijah.
Ketika Nabi Muhammad menikah dengan Khadijah, mereka dikarunia tiga orang putri yang pertama Zainab, Ruqayyah dan terakhir adalah Ummu Kultsum.
- Iklan -
Ummu Kultsum adalah putri ketiga Rasulallah dengan Khadijah, setelah Zainab dan Ruqayyah. Karena jarak kelahiranya tidak terlalu jauh Ummu Kulsum dan kakaknya Ruqayyah bagaikan anak kembar. Mereka gemar melakukan segala sesuatu bersama-sama mulai dari bermain,makan dan tidur di atas satu tikar.
Ruqayyah dan Ummu Kulsum kisah perjalanan hidup mereka hampir di kategorikan sama. Kedekatan dua bersaudara ini tentu mudah dipahami seperti selisih usia yag cukup dekat, sifat, rupa yang juga sama membuat mereka sangat dekat satu sama lain.
Zainab adalah kakak tertua mereka menikah dengan seorang pemuda yang bernama Abul Ash. Sebelumya Ruqayyah menikah dengan Utbah bin Abu Lahab, kini Ummu Kultsum juga masuk ke dalam lubang yang sama ia menikah dengan saudara Utbah bin Abu Lahab yakni Utaibah bin Abu Lahab.
Sebagaimana dikisahkan bahwa, kejadian ini berawal dari di angkatnya Nabi muhammad sebagai Rasul, menyusul kemudian turunnya surah al-Lahab yang berisi cercaan terhadap Abu Lahab. Maka Abu Lahab dan istrinya, Ummu Jamil bomerang. Mereka meminta kedua putranya agar menceraikan putri-putri Rasulallah.
Maka setelah itu, kembalilah dua putri yang mulia ini dalam keteduhan naungan Nabi Muhammad dan Khadijah. Sebelum sempat dicampuri suaminya. Bahkan dengan itulah Allah menyelamatkan mereka berdua dari musuh-musuhnya. Ruqayyah dan Ummu Kulsum masuk Is;am. Disitulah ada hikmah tersendiri Allah memberikan ganti yang lebh jauh lebih baik.
Setelah kejadian itu, Ruqayyah disunting oleh sahabat Nabi, yakni Usman bin Affan. Ketika Ruqayyah meninggal, akhirya Usman menikahi Ummu Kulsum yang belum terjamah oleh Utaibah. Kemudian pada tahun ketiga hijriyah pada bulan Rabiul Awwal. Namun keduaanya berkumpul pada bulan Jumadits Tsani.
Usman dan Ummu Kulsum akhirnya hidup bersama-sama, namun keduanya dipisahkan oleh maut. Ummu Kulsum meninggal dunia pada bulan Sya’ban tahun kesemnilan hijriyah.
Nabi pun bersabda:
“Seandainya aku mempunyai sepuluh orang putri, maka aku akan tetap menikahnkan mereka dengan Usman”
Ummu Kulsum adalah wanita yang cantik. ia senang memakai jubah sutra yang bergaris. Pada hari wafatnya, jenazahnya dimandikan oleh Asma’ binti Umais dan Shafiyah bin Abdul Muthallib. Jenazahnya ditempatkan di atas sebuah keranda yang terbuat dari batang pohon palem yang baru dipotong.
Pada saat prosesi penguburannya, Nabi duduk di dekat kuburan Ummu Kultsum dengan berlinang air mata menandakan betapa Nabi kehilangan sang putrid dari wanita yang pertama iman kepadanya.
Jasad Ummu Kulsum di bawa turun ke liang lahat oleh Al bin Abi Thalib, al-Fadhl bin al Abbas, Usamah bin Zaid dan Abu Thalhah al Anshari.
Kisah Ummu Kulsum memberi pesan penting bagi bahwa apa yang kita miliki semuanya akan kembali kepada Allah.