Oleh : Faiq Aminuddin
Salah satu tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia saat ini adalah tingginya angka lulusan SLTA, termasuk SMK, yang bekerja sebagai buruh. Kondisi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara pendidikan yang diberikan di sekolah dengan kebutuhan nyata di dunia kerja. Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin berkembang, lulusan SLTA, terutama SMK harus memiliki keterampilan inovatif dan kewirausahaan. Persaingan di pasar kerja membutuhkan keterampilan dan inovasi untuk menciptakan peluang kerja baru.
Innopreneur merupakan istilah yang merujuk pada individu yang menggabungkan inovasi dan kewirausahaan untuk menghasilkan solusi kreatif yang bernilai ekonomi dan sosial. Dengan mindset innopreneur yaitu Pola pikir inovatif dan kewirausahaan, diharapkan guru dan siswa mampu melihat peluang, mengatasi tantangan, dan berinovasi. (hal. 242). Hakikat innopreneur adalah mengantarkan peserta didik agar mampu mengenali potensi dirinya agar peserta didik dapat leluasa mengembangkan cipta, rasa, dan karsa untuk menghadapi tantangan zaman. (halaman 3). Adapun dalam konteks pendidikan kejuruan, pembangunan mindset innopreneur pada guru merupakan fondasi penting dalam mencetak lulusan yang kompeten, adaptif, dan mampu berkontribusi secara positif pada perekonomian dan masyarakat di masa depan. (hal. 42)
Islam mengajarkan bahwa setiap individu, termasuk pemuda, memiliki tanggung jawab besar dalam memberi manfaat kepada masyarakat. Dalam Al-Qur’an dan hadis, banyak disebutkan tentang pentingnya bekerja keras, mencari nafkah dengan cara yang halal, serta memberi kontribusi positif bagi sesama. Pemuda yang memiliki semangat untuk menjadi pengusaha atau pekerja wirausaha diharapkan tidak hanya mencari keuntungan pribadi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan peluang bagi orang lain. Ini merupakan bentuk amal yang sangat dihargai dalam Islam karena selain menciptakan kemandirian, juga membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Iklan -
Menjadi seorang pengusaha atau wirausaha yang bermanfaat tidak hanya dilihat dari segi materi, tetapi juga dari segi sosial dan spiritual. Islam mengajarkan untuk menjauhi sikap bergantung pada orang lain. Dengan berwirausaha, pemuda juga dapat mempererat ikatan sosial melalui kerjasama, saling bantu, dan berbagi rezeki dengan sesama, yang pada gilirannya akan membawa berkah bagi dirinya dan lingkungan sekitarnya.
Peran guru dalam pendidikan kewirausahaan menjadi sangat krusial di tengah tantangan zaman. Sebagai fasilitator dan mentor, guru memiliki tanggung jawab untuk menanamkan keterampilan berpikir kreatif, kemampuan mengambil risiko, dan orientasi pada solusi dalam diri siswa. Pendidikan kewirausahaan tidak hanya mencakup teori, tetapi juga praktik nyata yang melibatkan siswa dalam simulasi bisnis, pengelolaan proyek, dan pemecahan masalah dunia kerja. Guru juga berperan dalam membangun karakter siswa agar memiliki etika kerja yang baik dan semangat untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Buku Menjadi Guru Innopreneur hadir sebagai panduan inovatif untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia, khususnya pada jenjang SMK. Buku ini disusun oleh tim penulis dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan tujuan mengintegrasikan konsep kewirausahaan inovatif ke dalam pengajaran guru. Tema yang diangkat sangat relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, di mana lulusan SMK diharapkan tidak hanya mampu bekerja tetapi juga menciptakan peluang kerja baru. Jadi, buku ini merupakan salah satu solusi untuk menjawab salah satu tantangan dunia pendidikan dan pasar kerja saat ini yaitu dengan menambah ‘bekal’ bagi guru SMK. Salah satu ‘bekal’ penting guru SMK adalah wawasan dan strategi untuk menanamkan pola pikir inovatif dan kewirausahaan pada peserta didik. Buku ini hadir sebagai panduan untuk mengintegrasikan konsep Innopreneur ke dalam pendidikan vokasi
Apri Nuryanto dkk. menyajikan sepuluh bab yang membahas secara mendalam bagaimana konsep “innopreneurship” diterapkan di dunia pendidikan vokasi. Setelah memahami tentang pentingnya konsep dan mindset Innopreneurship,pembaca diajak melihat kebutuhan industri bisnis dan pariwisata terhadap keterampilan yang relevan dengan era digital. Buku ini menegaskan bahawa Guru SMK harus mampu mengintegrasikan tren teknologi, seperti kecerdasan buatan (AI) dan e-commerce, ke dalam pembelajaran. Buku ini juga menyediakan contoh studi kasus dan program pelatihan yang relevan untuk membantu guru memahami kebutuhan ini.
Pada bab 4 sampai bab 9, buku ini menyajikan panduan teknis mulai dari metode pengajaran kreatif untuk menarik minat siswa, strategi pengajaran berbasis proyek, contoh pemanfaatan teknologi, sampai dengan panduan merancang ekskul kewirausahaan dan membangun jaringan atau komunitas. Kolaborasi antara SMK dan dunia industri tidak hanya membuka peluang magang bagi siswa tetapi juga meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melibatkan praktisi industri sebagai mentor.
Evaluasi dan refleksi adalah elemen kunci dalam pengembangan berkelanjutan dalam dunia pendidikan, khususnya dalam konteks pengembangan kapasitas guru dan pembelajaran. Tanpa evaluasi yang tepat dan refleksi yang mendalam, sulit bagi guru dan institusi pendidikan untuk mengidentifikasi keberhasilan maupun area yang perlu ditingkatkan. (hal 215). Bab terkahir buku ini mengupas pentingnya evaluasi dan refleksi secara menyeluruh, metode yang dapat digunakan, serta bagaimana penerapan praktik ini dapat mendorong pengembangan profesional dan kualitas pembelajaran secara berkelanjutan.
Menjadi Guru Innopreneur adalah buku yang sangat relevan bagi guru SMK di era modern ini. Dengan mengusung konsep “innopreneurship”, buku ini tidak hanya membekali guru dengan strategi pengajaran inovatif tetapi juga menginspirasi mereka untuk menjadi mentor yang mampu membentuk generasi siswa yang kreatif, adaptif, dan kompeten di dunia kerja. Meskipun terdapat beberapa kelemahan, buku ini tetap layak dijadikan referensi utama untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Indonesia.
Buku ini direkomendasikan untuk guru SMK, pelaku pendidikan vokasi, dan pemangku kebijakan di bidang pendidikan. Selain itu, para praktisi industri yang ingin memahami peran pendidikan dalam membentuk tenaga kerja yang inovatif juga akan mendapatkan wawasan berharga dari buku ini.
Judul : Menjadi Guru Innopreneur: Membangun Kompetensi Bisnis dan Pariwisata di SMK
Penulis : Apri Nuryanto, Noor Fitrihana, dan tim
Penerbit : Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia
Tahun Terbit : 2024 (November)
Jumlah Halaman : x + 243 halaman
ISBN : 970-623-388-096-1
Faiq Aminuddin, Kepala MTs Irsyaduth Thullab Tedunan, Demak.