GUGUR
dari sebatang ranting kering
gugur sekuntum daun
luruh setelah menunggu
- Iklan -
terpetik musim ujung waktu
rebah dikunyah tanah
kembali ke semula sebelum tercipta
memeluk sunyi menimang sepi
buang sesal berkawan amal
angin semusim ngungun
tertiup sayup tertegun-tegun
tak selamanya menyentuh
hening embun mengerling luruh
gugur bukanlah akhir
langkah awal mengetuk gerbang
pintu sunyi kampung abadi
setelah sekejap singgah bertualang
***
Temanggung, 09072024
ZIKIR BUKIT PASIR
untuk: U
kusisir zikir bukit-bukit pasir
terukir dahsyat ayat-ayat raut hayat
kutemu namamu abadi di sana
kupungut, debunya kuusap sapu
kusesap wangi tubuh, hati meneguh
biji-biji mata bersitatap
membentur dinding dada gemertap
meleleh butir bening bergulir
desah dedaun membasah
rona bunga memerah wajah
sebatas garis putih menyekat
getar mawar merona tak teraba
mengetuk palung paling menjantung
sulur akar menjulur jauh mendasar
tumbuh mengukuh meneduh hati jatuh
kutemu namamu terukir bukit pasir
zikir wukir gurun purba
kisah ular terpana ranum buah kemarau
kuning gemrining terayun angin ingin
rindu luruh memerah anggur merah
*
Temanggung, Juli 2024
SESAL
jikalau kau dulu
tak sia-siakan waktu
langit akan menjamu senja
tak akan ada sesal
masih ingatkah matahari belia
kau tinggal di simpang jalan
rela pagimu menjinjing kain
berbekal paha melompat sarang angin
senyap merayap sekampung belatung
menyergap tubuh rapuh dikunyah tanah
temaram malam sekarang menyoal
kenapa dulu tak kenal sesal
jangankan menatap bayang badan
siang malam gemerlap syahwat
sekat-sekat dinding labirin
ramai denting botol-botol bir
apa guna sesal sekarang
merah senja telah terbakar
langit gaduh teriak gagak
mencium sengak bangkai berserak
*
Temanggung, Juli 2024
DONGENG TENTANG KITA
dongeng kutilang tentang kita
nyanyian pipit pagi berkabut
senyum alam desa mengawali cerita
menatap wajah-wajah berubah
tercium wangi deodorant ketiak kota
aroma daun tembakau
bersilang saling mewangi kembang kopi
bertahan buat gincu wajah desa
tengara kenthongan bambu bedug kulit lembu
telah tergantikan pelantang corong toa
dongeng kita tentang nyanyi kepodang
anak cucu tak lagi mengenal
negeri pernah dilanda wabah menguning
tersusul musim daun-daun gugur
lautan manusia tersapu bandang darah
dongeng kita berlanjut pucuk mawar bunga
bulum juga membuai buah mimpi siang bolong
beribu ulat khianat bergerak menyerbu
langit menganga membuka pasar maling
pengunjung membeludak berdesak berebut kavling
dongeng tentang kita kembali dalam kisaran angin
menuai tanaman semusim dari kebun kering
kenapa kita selalu lupa dan alpa
bercermin batin menatap wajah-wajah menua
terselip wangsit kereta mawar bertabur doa
***
Temanggung, 15 Agustus 2024
YANG
yang terlupakan adalah sepi
ketika kau mabok debur ruap anggur
yang terlewatkan adalah kesetiaan
ketika kau mawarkan bunga-bunga
yang kau abaikan adalah pertanggungjawaban
ketika kau tuhankan harta, takhta, dan turangga
yang kau tak mau tahu adalah dingin senyap liang gelap
ketika kau terpikat tipurayu kembang jagat
yang ingin kau pertahankan, adalah keabadian
padahal tiada ada hakiki selain Dia
yang musnah itu kau pun aku
kembali ke asal
bulir debu
syair berserak
seperti sajak
tak terbaca
dilirik
pun
tak
yang adalah dambaan jiwa
zat yang lebih dekat dari urat leher
jauh bila kau menjauh
ah, kenapa aku memanjangkan angan-angan
padahal aku hanya debu
gedibal telapak sandal
sajak-sajak tak berjejak
puisi sepi
tersesap senyap
***
Temanggung, September 2024
Roso Titi Sarkoro tinggal di Temanggung Jawa Tengah. Buku kumpulan puisi tunggalnya antara lain, Jagat Gugat, Jagat Punakawan, Procot Jagat Alit,