Wonosobo, Maarifnujateng.or.id – Dalam upaya mendukung pemerintah menekan angka Anak Tidak Sekolah (ATS) serta menyukseskan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajardikdas) 13 tahun di Kabupaten Wonosobo, PPA Safiinatunnaja akan membuka Pendidikan Diniyah Formal (PDF) jenjang Wusto (setingkat SMP) dan Ulya (setingkat SMA).
Hal ini disampaikan dalam acara Seminar dan Soft Launching Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Safiinatunnaja bertema “Peran Strategis PDF dalam Menumbuhkan Ekonomi Kreatif dan Mengurangi Angka Putus Sekolah di Wonosobo”, yang berlangsung di aula pesantren pada Jumat (15/11).
Seminar tersebut menghadirkan Muhaimin, Anggota FKB DPRD Provinsi Jawa Tengah dan Slamet Riadi, M. Pd, Mantan Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Wonosobo. Dalam pemaparannya, Muhaimin menekankan potensi besar yang dimiliki para santri untuk berkembang di sektor ekonomi kreatif.
“Pesantren adalah lahan subur bagi pengembangan keterampilan kreatif dan life skill, terutama di era digital saat ini. Nilai-nilai gotong royong, kerja sama dan kebersamaan yang ada di pesantren merupakan kekayaan lokal yang sangat mendukung pengembangan ekonomi kreatif,” ujar Muhaimin.
Aktivis Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Jawa Tengah ini menambahkan bahwa kolaborasi antara pesantren dan dunia usaha perlu diperkuat. Hal ini bertujuan untuk membuka peluang-peluang baru bagi para santri, baik dalam bentuk pelatihan keterampilan maupun pengembangan wirausaha pesantren dan akses ke pasar yang lebih luas, sehingga mereka bisa lebih siap bersaing di dunia kerja.
Slamet Riadi, M. PdI, Ketua MKKS Kabupaten Wonosobo, dalam kesempatan yang sama memaparkan pentingnya percepatan pencapaian Wajardikdas melalui PDF dan pengentasan angka Anak Putus Sekolah (APS) dan Anak Tidak Sekolah (ATS). Ia menjelaskan bahwa Wonosobo merupakan daerah termiskin ke-3 se Jawa Tengah, sehingga PDF dapat menjadi alternatif yang efektif dalam pengentasan kemiskinan dan menekan APS.
- Iklan -
“Pendidikan diniyah formal, yang mengintegrasikan ilmu agama, ilmu umum dan keterampilan, dapat membantu santri untuk tidak hanya memahami ajaran agama, tetapi juga membekali santri dengan ilmu umum, sehingga turut membantu pengentasan ATS di Wonosobo.” Ujar mantan Sekretaris LP Maarif NU Wonosobo ini.
Sementara itu, Ketua Yayasan Abu Bakar Shidiq Wonosobo, Edi Rohani, mengungkapkan rasa syukurnya atas diterbitkannya izin operasional PDF dari Kementerian Agama RI. Ia berharap agar PDF Safiinatunnaja, baik pada jenjang Wustho maupun ‘Ulya, dapat menjadi pilihan pendidikan bagi para lulusan SD/MI dan SMP/MTs yang ingin memperdalam ilmu agama di pesantren sekaligus memperoleh ijazah formal.
“Kami bersyukur, PDF Safiinatunnaja telah memperoleh izin operasional. Sehingga di tahun 2025 M/1446 H, sudah legal untuk beroperasi dan menyelenggarakan PDF, yang ijazahnya juga diakui secara legal, dan dapat dipakai untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.” Ujar Ketua LP Ma’arif NU PCNU Wonosobo.
Lebih lanjut, ia menyatakan kesiapannya untuk melayani para santri yang akan belajar di PDF Safiinatunnaja.
“Insya Allah, dengan dukungan para asatidz yang kompeten dan berpengalaman, kami berkomitmen membimbing santri agar mereka tidak hanya mutafaqqih fiddin, unggul dalam ilmu agama, tetapi juga mutabahhir fi ulumiddunya, kompoten di bidang umum, menguasai keterampilan hidup yang relevan di dunia modern. Ibarat kata, ilmu akhirat diraih, ilmu dunia pun tak tertinggal,” imbuh penulis buku yang juga Wakil Ketua Kelompok Kerja Guru PAI Jawa Tengah ini.
Hal senada disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Safiinatunnaja, Dr. KH Ngarifin Shidiq al-Hafidz.
“Alhamdulillah, segala sarana dan prasarana, mulai dari ruang kelas, tenaga pengajar, hingga fasilitas pendukung lainnya, sudah kami siapkan dengan baik. Insya Allah, kami siap mendampingi para santri dalam menempuh pendidikan diniyah formal di sini. Para santri akan kami bimbing untuk mendalami agama, yang akan menghafalkan al-Qur’an, kami bimbing, yang minat di keterampilan, kami arahkan ke sana, ada perikanan, peternakan, dan menjahit yang sudah berjalan selama ini.”
Wakil Rektor 1 UNSIQ ini juga mengajak para orang tua untuk tidak ragu-ragu memasukkan anak-anak mereka ke PDF Safiinatunnaja. Beliau juga menegaskan bahwa PDF Safiinatunnaja merupakan bagian dari ikhtiar kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah dalam mengentaskan jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) yang masih tinggi di Wonosobo, yang tercatat mencapai 3.301 anak pada tahun 2023.
“Data statistik 2023, di Wonosobo masih terdapat 3.301 ATS yang perlu dikembalikan ke sekolah/madrasah. Mereka yang tidak bersekolah harus tetap mendapatkan hak pendidikan yang layak, dan ini adalah tanggung jawab kita semua. Kami berkomitmen untuk mewujudkan program Wonosobo Zero ATS dan mendukung inisiatif Pemda Wonosobo melalui Gerakan Mayo Sekolah,” ungkapnya.
Dengan soft launching PDF Safiinatunnaja ini, diharapkan dapat berkontribusi nyata dalam menurunkan angka anak putus sekolah (APS) dan anak tidak sekolah (ATS) serta mendukung pencapaian Wajardikdas di Wonosobo. Selain itu, diharapkan program ini menjadi motor penggerak bagi pengembangan ekonomi kreatif santri. Melalui pendidikan diniyah formal, Pondok Pesantren Safiinatunnaja berupaya mencetak santri yang tidak hanya ahli dalam ilmu agama, tetapi juga mampu memberikan layanan pendidikan bermutu dan siap bersaing di dunia kerja dengan keterampilan yang relevan dan bermanfaat. (Adm/Humas PPA Safiinatunnaja)