Oleh Hamidulloh Ibda
Bagi Anda yang sedang menempuh studi magister (S2), doktor (S3), atau mengikuti program Post Doctoral (PD) tentu tidak barang asing ketika diwajibkan atau sekadar disarankan menulis artikel di jurnal terindeks Scopus. Mahasiswa S2, S3, maupun doktor yang sedang PD sering diharapkan bahkan diwajibkam untuk menulis artikel yang dipublikasikan di jurnal terindeks seperti Scopus dengan sejumlah dasar.
Pertama, syarat kelulusan bagi mahasiswa S2 dan S3, dan kewajiban/tagihan riset bagi PD. Dalam beberapa program S2 dan S3, menulis dan mempublikasikan artikel di jurnal terindeks mungkin menjadi syarat untuk kelulusan. Ini menekankan pentingnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penelitian yang berkontribusi pada literatur ilmiah yang ada.
Kedua, pingkatkan peluang karier. Artikel yang dipublikasikan di jurnal terkemuka dapat meningkatkan peluang karier bagi mahasiswa S2, S3, dan PD. Banyak universitas dan institusi penelitian menghargai publikasi dalam jurnal-jurnal terindeks tinggi dalam keputusan penerimaan atau promosi.
- Iklan -
Ketiga, aksesibilitas riset. Publikasi dalam jurnal terindeks seperti Scopus membuat penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S2, S3, dan PD lebih mudah diakses oleh rekan-rekan peneliti dan profesional di seluruh dunia. Hal ini memungkinkan penelitian mereka untuk memberikan dampak yang lebih besar dalam bidang studi mereka.
Keempat, peningkatkan prestasi akademik. Publikasi dalam jurnal terkemuka seperti Scopus adalah indikator prestasi akademik yang tinggi. Ini dapat meningkatkan reputasi mahasiswa di komunitas akademik dan membantu mereka mendapatkan pengakuan atas kontribusi penelitian mereka.
Kelima, kontribusi terhadap ilmu pengetahuan. Publikasi di jurnal terindeks seperti Scopus memungkinkan mahasiswa S2, S3, dan PD untuk berkontribusi pada pengetahuan dalam bidang studi mereka. Ini memungkinkan mereka untuk berbagi hasil penelitian mereka dengan komunitas ilmiah secara luas dan memperluas pemahaman tentang topik tersebut.
Penting diingat bahwa kualitas penelitian dan kontribusi intelektual yang sesungguhnya lebih penting daripada sekadar mengejar publikasi semata. Mahasiswa harus memprioritaskan melakukan penelitian berkualitas dan membuat kontribusi yang signifikan terhadap pengetahuan dalam bidang studi mereka.
Artikel Scopus untuk Syarat S2/S3/Post Doctoral
Untuk jenjang S2, memang jarang Prodi yang mewajibkan mahasiswa untuk publikasi artikel hasil tesis di jurnal Scopus, tapi bagi mereka yang mampu publikasi artikel di jurnal Scopus biasanya mendapatkan rekognisi bebas ujian tesis. Sebab, biasanya untuk lulus S2 hanya diwajibkan publikasi artikel di jurnal nasional/internasional terindeks minimal Sinta 2 bahkan ada yang minimal Sinta 3.
Berbeda dengan S2, mahasiswa S3 sejak awal penerimaan mahasiswa baru saat wawancara sudah ditegaskan wajib publikasi artikel ilmiah di jurnal bereputasi global. Mahasiswa tingkat doktoral seringkali dihadapkan pada tugas menulis artikel yang dapat diterbitkan di jurnal yang terindeks Scopus. Aktivitas ini bukan hanya persyaratan akademis semata, tetapi juga memiliki sejumlah manfaat penting yang dapat membentuk karier akademis dan kontribusi ilmiah. Biasanya, mahasiswa S3 selain publikasi Scopus juga wajib publikasi dan presentasi pada seminar internasional.
Pengalaman saya di UNY, menurut Peraturan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), mahasiswa S3 yang bisa menerbitkan artikel sebanyak dua yang salah satunya adalah bagian dari disertasi, ia dibebaskan ujian terbuka. Ini saya capai juga berdasarkan pengalaman saya. Tidak tertulis jelas harus Q berapa, karena di PR UNY tersebut hanya di jurnal bereputasi Scopus. Saya kira di tempat lain secara umum sama, bahkan ada Prodi S3 yang hanya menyaratkan untuk syarat ujian/yudisium hanya artikel Scopus Q3 dan bahkan sekadar Sinta 2. Kebijakan kampus tentu berbeda, namun intinya mahasiswa doktoral karena level KKNI 9 harus mampu publikasi dalam skala global.
Untuk PD, memang berbeda juga. Seperti contoh PD di BRIN yang disyaratkan lulus sebagai doktor maksimal lima tahun bisa mengikuti program PD di dalam dan luar negeri dengan dibiayai, dan diwajibkan publikasi di Scopus minimal kontrak setahun. Sangat banyak doktor di Indonesia yang sudah mengikuti PD di BRIN, dan lembaga luar negeri lain. Secara umum, PD ini menjadi capaian bagi seorang doktor yang ingin mengembangkan potensinya melalui program yang terstruktur.
Teknik Menulis Artikel Scopus
Untuk menulis artikel yang dapat diterbitkan di jurnal yang terindeks Scopus sebagai syarat kelulusan S2, S3, dan syarat PD, Anda perlu memperhatikan beberapa aspek. Pertama, siapkan bahan riset, baik itu dari naskah tesis, disertasi, tugas kuliah, atau tugas riset bagi PD. Kedua, pemilihan topik yang ciamik. Maksudnya, pilih topik yang relevan dan signifikan dalam bidang studi Anda dan pastikan topik tersebut memiliki kebaruan dan kontribusi ilmiah. Ketiga, pertegas literature review. Lakukan tinjauan literatur secara komprehensif untuk memahami penelitian-penelitian terdahulu, dan identifikasi celah pengetahuan yang dapat diisi oleh penelitian Anda.
Keempat, perbagus sajian metodologi. Ini penting. Jelaskan dengan jelas metode penelitian yang Anda gunakan dan pastikan metodologi tersebut sesuai dengan kebutuhan penelitian dan dapat diulang oleh orang lain. Kelima, sajikan dengan ciamik data dan analisis. Maksudnya, presentasikan data dengan rinci dan sertakan analisis yang mendalam dan jika itu kuantitatif, campuran, atau riset dan pengembangan maka gunakan statistik atau metode analisis yang sesuai untuk mendukung temuan Anda. Keenam, update, perbanyak, dan harus bagus pada aspek rujukan dan sitasi. Cantumkan referensi yang relevan dan terkini dari literatur ilmiah dan perhatikan aturan penulisan dan citasi yang berlaku di jurnal Scopus.
Ketujuh, perbagus bahasa dan gaya penulisan. Tulis artikel dengan bahasa yang jelas, akurat, dan baku, dan perhatikan petunjuk gaya penulisan yang diberikan oleh jurnal Scopus. Kedelapan, pertegas simpulan dan saran. Sajikan simpulan penelitian secara ringkas dan jelas dan berikan saran untuk penelitian mendatang berdasarkan temuan Anda. Kesembilan, siapkan pengajuan ke kurnal yang benar. Pilih jurnal yang sesuai dengan fokus penelitian Anda dan pastikan jurnal tersebut terindeks di Scopus dan ikuti panduan dan persyaratan pengajuan dari jurnal tersebut. Pastikan artikel Anda memenuhi standar kualitas dan keilmuan yang diterima oleh komunitas ilmiah.
Manfaat Penulisan Artikel Scopus
Artikel Scopus tidak hanya mencerminkan pencapaian akademis, tetapi juga membuka peluang lebih lanjut. Terdapat beberapa alasan mengapa menulis artikel Scopus penting bagi mahasiswa S2, S3, dan PD. Pertama, rekognisi atau pengakuan skala global. Artikel yang diterbitkan di jurnal Scopus memberikan pengakuan internasional terhadap kualitas penelitian, dan menjadi acuan penting bagi peneliti dari berbagai negara, meningkatkan visibilitas penelitian.
Kedua, kontribusi ilmiah. Menulis artikel Scopus memungkinkan mahasiswa S2, S3 dan PD memberikan kontribusi signifikan terhadap literatur ilmiah, dan menyumbang pada pemahaman global dan kemajuan dalam bidang penelitian masing-masing. Ketiga, peningkatan karier. Artikel terindeks Scopus dapat meningkatkan peluang mendapatkan beasiswa, hibah, atau posisi akademis, dan membuka pintu untuk menjadi pembicara atau peserta dalam konferensi internasional.
Keempat, dukungan institusional. Institusi pendidikan dan penelitian sering memberikan dukungan lebih besar terhadap mahasiswa yang mampu menerbitkan artikel di jurnal terkemuka, dan menjadi aset bagi universitas atau lembaga yang mendukung penelitian dan publikasi. Kelima, perkembangan profesional. Menulis artikel Scopus memperkaya pengalaman penelitian dan penulisan mahasiswa S2, S3 dan PD, dan mengembangkan keterampilan akademis yang diperlukan untuk berkembang dalam karier profesional.
Keenam, diseminasi pengetahuan. Publikasi di jurnal terindeks Scopus memberikan kesempatan untuk menyebarkan pengetahuan dan hasil penelitian secara luas dan meningkatkan dampak sosial dan akademis dari penelitian yang dilakukan. Ketujuh, pencapaian akademis. Publikasi di jurnal Scopus dianggap sebagai pencapaian akademis tingkat tinggi, dan membangun reputasi sebagai peneliti yang dapat diandalkan dan berkualitas. Kedelapan, peluang kolaborasi. Artikel Scopus dapat membuka pintu untuk kolaborasi dengan peneliti internasional, dan membangun jaringan kerja ilmiah yang luas dan meningkatkan peluang kerjasama penelitian. Kesembilan, terpenuhinya syarat administratif, baik itu untuk yudisium, ujian, pengambilan ijazah, atau tagihan luaran dan hilirisasi riset bagi PD.
Secara keseluruhan, menulis artikel Scopus tidak hanya merupakan tugas akademis, tetapi juga investasi dalam pengembangan diri dan kontribusi nyata pada kemajuan ilmu pengetahuan global. Mahasiswa S2, S3, dan PD yang mampu meraih pencapaian ini akan merasakan manfaat jangka panjang dalam karier dan pengembangan akademis mereka. Ada pendapat lain?
-Hamidulloh Ibda adalah international reviewer pada sejumlah jurnal, yaitu Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi – Scopus Q4 (2023-present), Cogent Education – Taylor & Francis – Scopus Q2 (2023-present), Journal of Ethnic and Cultural Studies – Scopus Q1 (2023-present), Journal of Learning for Development (JL4D) Scopus Q3 (2023-present), International Journal of Information and Education Technology (IJIET) Scopus Q3 (2023-present), Millah: Journal of Religious Studies – Scopus (2023-present), International Journal of Learning, Teaching and Educational Research (IJLTER) – Scopus Q3 (2023-present), International Review of Research in Open and Distance Learning (IRRODL) – Scopus Q1 (2023-present), Journal of Education and Learning (EduLearn) – Scopus Q4 (2023-present), International Journal of Cognitive Research in Science, Engineering and Education (IJCRSEE) – Scopus Q3 (2023-present), International Journal of Serious Games (IJSG), Italy, terindeks Scopus Q3 (2023-present), Cogent Arts & Humanities – Taylor & Francis – Scopus Q2 (2023-present), FWU Journal of Social Sciences ( Shaheed Benazir Bhutto Women University Peshawar) Pakistan, Scopus Q1 (2024-present), International Journal Ihya’ ‘Ulum al-Din (2023-present), IJSL: International Journal of Social Learning (2023-present), Editorial Board Members in Global Synthesis in Education (GSE) (2023-present), reviewer Qeios Journal (2023-present), International Journal of Special Education (IJSE) (SPED Ltd, Kanada), Scopus Q3 (2024-present), Asian Journal of Education and Social Studies (India) (2024-present), Journal of Global Research in Education and Social Science (India) (2024-present), African Educational Research Journal (Nigeria) (2024-present), dan 25 jurnal nasional dan jurnal nasional terindeks Sinta.