Oleh Hamidulloh Ibda
Beberapa waktu lalu, seorang kolega dosen bertanya. “Mas, apakah aplikasi SPSS masih bagus untuk riset, dan bisa menjadi daya tawar ketika saya ubah menjadi artikel dan submit ke jurnal internasional terindeks Scopus?” Saya pun menjawab agak panjang. Sebab, pengalaman saya memang beda antara artikel yang dianalisis dengan manual, menunggakan Microsoft Excel, atau menggunakan SPSS.
“Begini lo, Mas, kalau SPSS itu kan cenderungnya untuk riset-riset kuantitatif. Tapi aplikasi ini sudah jadul, meski ada upgrade versi terbaru dengan berbagai penambahan. Tapi kalau hanya untuk membantu olah data sih oke, dan lebih baik daripada tidak menggunakan bantuan aplikasi sama sekali.”
Dalam dunia riset dan publikasi global terindeks Scopus, analisis data menjadi landasan yang sangat penting untuk mengekstrak makna dari informasi yang terkandung di dalamnya. Salah satu perangkat lunak yang paling umum digunakan untuk melakukan analisis data adalah Statistical Package for the Social Sciences (SPSS). Aplikasi ini sejak saya zaman S1 sampai sekarang mau lulus S3 pun masih familiar dibandingkan dengan aplikasi terkini bahkan berbantuan AI. Memang riil sih. Aplikasi ini memiliki peran vital dalam membantu para peneliti dalam menjalankan analisis statistik yang mendalam serta menyajikan hasilnya dengan lebih terstruktur dan mudah dipahami.
- Iklan -
Mengapa SPSS Penting dalam Riset?
Sebenarnya, daripada tak menggunakan aplikasi sama sekali, laporan riset dan juga naskah artikel yang menggunakan aplikasi SPSS jauh lebih baik. Artinya, naskah laporan riset yang diubah menjadi artikel ilmiah dengan bantuan SPSS memiliki daya tawar lebih lah. Namun, secara alur riset, SPSS memiliki banyak fungsi, begitu pula dengan aplikasi olah data lain. Pertama, peneliti terbantu dalam beragama analisis statistik. SPSS memungkinkan peneliti untuk melakukan berbagai jenis analisis, mulai dari analisis deskriptif yang sederhana hingga teknik analisis yang lebih kompleks seperti regresi linear, ANOVA (Analysis of Variance), analisis faktor, dan lainnya. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam mengeksplorasi data secara mendalam.
Kedua, SPSS menawarkan antarmuka yang intuitif, memungkinkan peneliti dengan berbagai tingkat keahlian dalam statistik untuk menggunakan alat ini dengan relatif mudah. Dengan fitur drag-and-drop dan menu yang jelas, pengguna dapat mengakses berbagai fungsi analisis statistik dengan cepat. Ketiga, SPSS telah digunakan secara luas dalam berbagai bidang, yang membuatnya diakui karena keandalan analisis statistiknya. Ini memberikan kepercayaan kepada para peneliti terhadap hasil yang dihasilkan.
Keempat, dengan kemampuannya dalam menganalisis data secara menyeluruh, SPSS membantu pengguna untuk membuat keputusan yang didukung oleh data. Hal ini menjadi kunci dalam menjalankan riset yang kuat dan relevan. Kelima, memudahkan visualisasi data yang kuat. SPSS tidak hanya memungkinkan pengguna untuk melakukan analisis statistik, tetapi juga menyajikan hasilnya dalam bentuk visualisasi yang informatif. Grafik dan tabel yang dihasilkan membantu peneliti dalam memahami dan mengkomunikasikan temuan secara efektif kepada pemangku kepentingan lainnya.
Aplikasi SPSS memiliki peran yang krusial dalam proses riset maupun untuk “memercantik” artikel ilmiah Anda ketika ingin disubmit di jurnal terindeks Scopys. Dengan kemampuannya dalam melakukan analisis statistik yang mendalam, menyajikan hasil dalam format yang mudah dimengerti, dan memberikan dukungan bagi pengambilan keputusan yang didasarkan pada data, SPSS tidak hanya menjadi alat, tetapi juga mitra yang tak ternilai dalam menjalankan riset yang berkualitas. Kemampuannya dalam mempermudah pengolahan dan interpretasi data menjadikannya salah satu perangkat utama bagi para peneliti di berbagai disiplin ilmu.
Dalam dunia yang terus berkembang, penerapan SPSS dalam riset tetap relevan sebagai solusi untuk menggali wawasan yang mendalam dari data yang dihasilkan, memungkinkan terbentuknya keputusan yang lebih baik dan berkualitas tinggi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan kehidupan sehari-hari.
Kelebihan dan Kekurangan
Laiknya aplikasi lain seperti Jamovi, SEM AMOS, Lisrel, SPSS menjadi perangkat lunak statistik yang digunakan untuk analisis data. Terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan dari penggunaan aplikasi SPSS. Pertama, memudahkan peneliti maupun penulis. Ya jelas beda lah kalau artikel atau laporan riset dihitung datanya dengan bantuan SPSS atau manual. Jika manual, pegel, Bosku!
Kedua, interface yang intuitif memudahkan pengguna baru untuk melakukan analisis statistik dasar. Ketiga, aplikasi ini menyediakan berbagai metode analisis statistik, termasuk regresi, uji hipotesis, analisis varians, dan lainnya. Keempat, banyaknya sumber daya dan tutorial online yang membantu pengguna dalam mempelajari dan menggunakan aplikasi ini. Kelima, SPSS mendukung berbagai format file dan memungkinkan ekspor hasil analisis ke format yang berbeda. Keenam, SPSS memiliki fitur untuk membuat grafik dan visualisasi data yang membantu dalam memahami hasil analisis.
Sedangkan kekurangannya juga beragam. Pertama, SPSS memiliki keterbatasan analisis lanjutan. Untuk analisis statistik lanjutan, seringkali memerlukan pengetahuan tambahan atau penggunaan perangkat lunak tambahan. Kedua, penulis atau peneliti di sini memerlukan pembelajaran. Meskipun antarmuka penggunaannya intuitif, memerlukan waktu untuk mempelajari fitur-fitur dan fungsionalitas yang lebih kompleks. Ya, sekarang sih Anda bisa meminta bantuan Youtube dan AI untuk mencari tutorial. Ketiga, keterbatasan pada MacOS. Versi SPSS untuk MacOS terkadang memiliki keterbatasan fungsional atau keterlambatan dalam pembaruan dibandingkan versi Windows. Keempat, harga lisensi SPSS bisa menjadi mahal, terutama untuk penggunaan komersial atau institusi. Namun jika Anda pakai “jalan tikus” atau cari yang bajakan tentu murah.
Pemilihan aplikasi statistik seperti SPSS sebaiknya didasarkan pada kebutuhan analisis data dan kecakapan pengguna dalam mengoperasikan perangkat lunak tersebut. Namun, jika Anda ingin publikasi di jurnal terindeks Scopus, aplikasi paling tidak memiliki “daya tawar” ketika editor melihat naskah Anda. Pengalaman saya mereview di sejumlah jurnal, baru dua kali mereview naskah yang menggunakan SPSS. Hasilnya, sama saja kurang menarik meski dari sisi analisis dan penyajian data lebih terstruktur. Lalu, apakah Anda masih memilih SPSS? Ya silakan dipilih, monggo!
–Hamidulloh Ibda adalah akademisi, peneliti, aktivis, jurnalis, dan reviewer di jurnal ilmiah. Ibda menjadi reviewer di sejumlah jurnal internasional terindeks Scopus, yaitu Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi – Scopus Q4 (2023-present), Cogent Education – Taylor & Francis – Scopus Q2 (2023-sekarang), Journal of Ethnic and Cultural Studies – Scopus Q1 (2023- sekarang), Journal of Learning for Development (JL4D) Scopus Q3 (2023- sekarang), International Journal of Information and Education Technology (IJIET) Scopus Q3 (2023- sekarang), Millah: Journal of Religious Studies – Scopus (2023- sekarang), International Journal of Learning, Teaching and Educational Research (IJLTER) – Scopus Q3 (2023- sekarang), International Review of Research in Open and Distance Learning (IRRODL) – Scopus Q1 (2023- sekarang), Journal of Education and Learning (EduLearn) – Scopus Q4 (2023- sekarang), International Journal of Cognitive Research in Science, Engineering and Education (IJCRSEE) – Scopus Q3 (2023- sekarang), International Journal of Serious Games (IJSG), Italy, terindeks Scopus Q3 (2023- sekarang), Cogent Arts & Humanities – Taylor & Francis – Scopus Q2 (2023- sekarang), FWU Journal of Social Sciences ( Shaheed Benazir Bhutto Women University Peshawar) Pakistan, Scopus Q1 (2024- sekarang), International Journal Ihya’ ‘Ulum al-Din (2023-present), IJSL: International Journal of Social Learning (2023- sekarang), Editorial Board Members in Global Synthesis in Education (GSE) (2023- sekarang), Qeios Journal (2023- sekarang), International Journal of Special Education (IJSE) (SPED Ltd, Kanada), Scopus Q3 (2024- sekarang), Asian Journal of Education and Social Studies (India) (2024- sekarang), Journal of Global Research in Education and Social Science (India) (2024- sekarang), and 25 jurnal nasional. Ibda dapat dihubungi melalui email h.ibdaganteng@inisnu.ac.id, h.ibdaganteng@gmail.com, atau warek1@inisnu.ac.id.