Oleh: Dini Salamah
Saat ini, media massa sudah dipenuhi oleh berita-berita yang mengarah kepada penyimpangan seks. Tidak hanya menyangkut orang dewasa saja, tindakan penyimpangan seksual ini juga sudah lumrah terjadi pada anak yang notabenya masih dibawah umur. Seperti kasus pelecehan seksual yang terjadi pada 2 anak Sekolah Dasar disebuah gang Jalan Damai, Cipete Utara, Jakarta Selatan (detiknews, 09/10/2023). Ironisnya pelaku masih berusia dibawah umur, yaitu 15 tahun.
Hal ini dikarenakan minimnya edukasi tentang seks bagi anak. Namun, nampaknya pendidikan seks masih dirasa tabu oleh masyarakat. Masyarakat luas beranggapan bahwa pendidikan seks bagi anak berarti mengajarkan aktivitas seksual pada anak, cara pembuahan sehingga menghasilkan bayi, dan anggapan buruk lainnya tanpa melihat dari sisi keilmuannya.
Padahal jika dipandang dari sisi keilmuan, pendidikan seks justru memberikan segudang manfaat didalamnya bagi anak. Terutama ada anak usia (4-5) tahun. Karena usia ini merupakan puncak keemasan rasa ingin tahu anak. Terlebih keingintahuan anak kepada teman sebayanya, perbedaan fisik serta jenis kelamin. Kesempatan inilah yang harus dimanfaatkan dengan sebaik baikya, yaitu memberikan pemahaman seks yang tepat bagi anak.
- Iklan -
Pendidikan seksual bagi anak ialah suatu upaya pemahaman mengenai organ tubuh pada anak. Termasuk didalamnya pengenalan bagian organ tubuh intim anak, cara menjaga kesehatan reproduksi, mencegah berbagai penyakit reproduksi agar anak mengetahui hak haknya dan tanpa melanggar hak hak orang lain.
Selain itu, memberikan pendidikan seks sejak anak usia dini juga bertujuan untuk persiapan agar nantinya saat anak menginjak usia pubertas, anak sudah tidak kaget saat mengalami kematangan organ-organ reproduksinya. Dengan begitu, anak akan lebih menjaga kesehatan organ reproduksinya, mencegah terjadinya hamil pra nikah, mengatakan tidak terhadap segala perbuatan yang tidak senonoh terhadap dirinya. Dengan sebutan lain anak berani untuk menolak serta melawan terhadap orang yang ingin melakukan tindakan pelecehan seksual terhadapnya.
Pendidikan seks sejak anak usia dini menjadi solusi tindakan preventif untuk pencegahan perilaku seksual yang buruk. Jika sedari kecil anak sudah diberi edukasi seks dengan baik, maka saat menginjak usia remaja-dewasa anak akan paham betul akan bahaya seks yang dapat mencegah anak melakukan perilaku yang menyimpang.
Keluarga sebagai lingkup terkecil bagi anak, berperan dalam menanamkan pendidikan seks sejak anak usia dini. Yang dapat dilakukan orangtua dalam pendidikan seks dalam keluarga, seperti membiasakan anak untuk tidak keluar kamar mandi secara telanjang, mempelajari nama-nama organ tubuh secara menyeluruh, memberikan penjelasan perbedaan fisik antara anak laki-laki perempuan, membatasi diri saat berinteraksi dengan lawan jenis dan lain sebagainya.
Orangtua harus memberikan pemahaman dengan tegas pada anak bahwa ” Tidak boleh ada yang menyentuhnya (bagian intim) kecuali Ibu”. Ketika anak mulai bertanya mengenai organ reproduksi, disitulah orangtua dapat memberikan penjelasan yang benar sesuai dengan kebutuhan anak. Jangan sampai orangtua justru menyepelekan, merasa risih, jikik, menganggap anak tidak sopan dengan pertanyaan itu serta menganggap anak tidak pantas untuk menerima penjelasan mengenai seks. Hal ini sangat tidak dibenarkan, mengingat tingginya tingkat kasus mengenai seks di Indonesia.
Berdasarkan data KemenPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tercatat bahwa kekerasan seksual pada anak menduduki angka yang cukup fantastis yaitu mencapai 4.280 kasus. Hal ini menjadi bumerang tersendiri bagi kita. Karena anak adalah generasi emas yang harus kita jaga.
Sekolah juga berperan penting dalam membumikan pendidikan seks pada anak. Pendidikan seks pada anak dapat diberikan sejak anak berusia 4-5 tahun. Yaitu ketika anak sudah mengenyam pendidikan dilembaga PAUD. Melalui kebiasaan kebiasaan baik, seperti tidak boleh melepas celana ketika mau pipis dihadapan temannya, satu kamar mandi untuk berdua dan lain sebagainya. Selain itu, guru juga bisa memberikan pendidikan seks bagi anak melalui nyanyian-nyanyian serta gambar yang tentunya bernilai edukatif.
Selain lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintah juga berperan penting dalam mengerem kasus pelecehan seksual pada anak. Pemerintah telah mengeluarkan berbagai trobosan seperti memberikan sanksi berat kepada para pelaku penyimpangan seks, memblokir semua konten konten yang berbau pornografi, memberikan edukasi bahaya seks dan lain sebagainya. Namun nampaknya upaya pemerintah belum dirasa berhasil. Karena pada dasarnya pendidikan seks masih dipandang sebelah mata. Baik itu dilingkungan keluarga, sekolah, masyarakat maupun pemerintah.
Maka dari itu, melihat kondisi Indonesia saat ini yang semakin memprihatinka, mulai sekarang kita harus melek dan sadar betul akan pentingnya pendidikan seksual bagi anak. Karena dengan memberikan edukasi seks sejak anak usia dini, Maka akan terciptalah generasi masa depan, generasi penerus bangsa yang bebas akan seks.
– Mahasiswa PIAUD INISNU Temanggung