Oleh Muhamad Hakim Nazib
Awal bulan Oktober tahun 2023 ini kita digemparkankan dengan maraknya kasus bunuh diri di dunia pendidikan, beberapa kasus bunuh diri yang menimpa mahasiswi Semarang ini menandakan bahwa dunia pendidikan saat ini sedang tidak baik-baik saja. Kuliah itu tak hanya sebatas mengejar indeks prestasi kumulatif (IPK) dan harus menjaga nilai agar tetap stabil tetapi juga menjaga kesehatan mental dan psikis kita agar tidak mudah salah dalam mengambil setiap tindakan dan keputusan. Karena salah dalam mengambil keputusan tentu akan memberikan efek yang sangat buruk baik bagi kondisi diri sendiri, kerabat keluarga maupun orang disekitar kita.
Peristiwa yang menimpa NJW (20 tahun), salah satu mahasiswi dari universitas negeri di Semarang yang dikabarkan meninggal dunia di Mall Paragon, Kota Semarang, jawa tengah, Selasa (10/10/2023) sekira pukul 17.30 WIB. Mahasiswa itu diduga bunuh diri setelah jasadnya ditemukan terkapar tak bernyawa dan diduga melompat dari gedung lantai empat Mall Paragon. Dari proses penyidikan bahwa dugaan awal penyebab bunuh diri ini adalah disebabkan karena korban mengalami depresi dan banyaknya tekanan, hal ini semakin diyakinkan setelah ditemukannya surat wasiat di dalam tas milik korban yang masih tersangkut di lantai empat area parkir Mall Paragon. dalam surat wasiat tersebut dituliskan si korban sebuah permohonan maaf kepada keluarganya karena lelah dan sudah tidak kuat lagi dalam menjalani hidup.
- Iklan -
Di dalam tas korban selain ditemukannya surat wasiat, polisi juga menemukan kartu identitas korban yang berupa kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu tanda mahasiswa (KTM). Kartu identitas tersebut menunjukan bahwa korban berdomisili di Ngaliyan, Semarang, Jawa Tengah, serta memastikan bahwa korban adalah satu mahasiswi di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang.
Sehari berselang dari peristiwa meningalnya mahasiswi unnes tersebut, lagi-lagi publik dikejutkan dengan peristiwa serupa yang menimpa EN (24 tahun) mahasiswi salah satu perguruan tinggi swata di semarang jawa Tengah yang ditemukan tewas di kamar kos di wilayah Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah pada rabu (11/10/2023).
Korban yang juga sebagai perkerja freelance di warung burjo tepatnya di jalan Mulawarwan Tembalang itu meninggalkan surat wasiat untuk kekasih ,keluarga dan juga rekan kerja di burjo. Surat wasiat tersebut berisi permintaan maaf. Dari beberapa surat wasiat yang ditujukan, polisi menduga salah satu sebab korban melakukan bunuh diri adalah karena korban terjerat pinjaman online (pinjol) hal itu juga sesuai dengan keterangan sang pacar. Dalam surat tersebut juga terungkap bahwa korban tak sengaja menghilangkan uang setoran burjo. kemudian korban juga menceritakkan rasa sakit nya selama menjadi mahasiwi yang sangat sulit untuk diutarakan.
Kejadian ini sentak membuat warga sekitar dan pemilik kost di tembalang, kota semarang jawa tengah ini menjadi heboh atas temuan jasad mahasiswi udinus yang ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi terlentang ini. Identitas korban semakin dikuatakan setelah ditemukannya berkas kartu rencana studi (KRS) yang menunjukan dia adalah mahasiswa aktif di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Semarang. Dilansir dari republika.co.id, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengaku sangat prihatin dengan kejadian dua kasus dugaan bunuh diri yang dilakukan mahasiswi dari kampus berbeda dalam waktu dua hari belakangan.
Sebelum dua kasus bunuh diri yang menimpa mahasiswi di kota semarang itu beberapa hari sebelumnya telah dialami oleh SMQF (18 tahun) mahasiswi salah satu universitas swasta di DIY yang diduga bunuh diri setelah ditemukan jatuh dari lantai empat asrama putri kampus tersbeut pada Senin, (2/10/2023) sekitar pukul 06.15 WIB. Korban yang merupakan warga Bandar Lampung tersebut diduga mengalami trauma dan depresi. Hal tersebut dibuktikan karena sehari sebelum tewas korban sempat mengutarakan kepada teman-temannya bahwa dia ingin mengakhiri hidupnya, korban juga sempat meminum pil obat sakit kepala sebanyak 20 butir sehingga harus dilarikan ke rumah sakit karena over dosis pada Ahad, (1/10/2023).
Setelah dilakukan penyelidikan oleh instansi kepolisian dari beberapa Indisen bunuh diri tersebut para korban sama-sama dimotivasi oleh faktor psikologis yaitu didasari karena gangguan kesehatan mental /depresi dan tekanan berlebihan yang dialami korban. Dari beberapa penyataan diatas harusnya sekarang kita harus lebih memikirkan kesehatan mental kita, karena kesehatan mental sama pentingnya seperti kesehatan fisik. pihak kampus juga harus lebih mengoptimalkan layanan konseling bagi para mahasiswa, dan untuk para mahasiswa juga jangan pernah ragu untuk bercerita ketika memiliki kendala baik di lingkup akademis maupun kehidupan pribadi agar hal serupa tak terulang lagi di kemudian hari.
Setiap orang tentu memiliki masalah dan beban dalam hidup yang berbeda-beda, teruntuk para mahasiswa yang memang terasa berat masalah yang kamu alami, ceritalah kepada sahabatmu ,ceritalah kepada keluargamu atau kepada siapapun yang kamu temui meskipun tak hilang masalahmu, tak berkurang beban hidupmu setidaknya jangan pernah memendam sendiri masalahmu, jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu.ingatlah hal-hal kecil yang tetap membuatmu tetap semangat, entah untuk senyum kelurgamu dirumah yang menanti akan kepulanganmu, atau untuk hari esok agar tetap bisa melihat dia yang kamu cintai atau hanya sebatas untuk mie instan rebus di jam dua pagi.
–-Penulis adalag Mahasiswa INISNU Temanggung