Oleh Sam Edy Yuswanto*
Telah kita maklumi bersama bahwa manusia adalah makhluk yang sangat istimewa karena dibekali otak oleh Tuhan. Otak inilah yang menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk hidup lainnya yang ada di muka bumi ini. Salah satu manfaat otak adalah untuk mencerna atau membedakan mana hal yang baik dan hal yang buruk. Otak yang sehat tentu akan memilih hal yang baik ketimbang melakukan hal buruk yang akan merugikan diri sendiri, bahkan merugikan orang-orang di sekitarnya.
Kita tentu sepakat bahwa otak adalah salah satu bagian tubuh manusia yang harus selalu dijaga dengan baik. Mengutip halodoc. com otak merupakan organ penting pada tubuh. Bisa dibilang, semua emosi, sensasi, aspirasi, dan apapun yang kamu rasakan berasal dari otak. Pentingnya organ otak karena memiliki banyak fungsi pada tubuh. Otak menerima, memproses, dan menafsirkan informasi. Selain itu, otak juga menyimpan ingatan dan mengontrol gerakan tubuh.
Otak merupakan salah satu komponen sistem saraf pusat. Hal tersebut terhubung ke sumsum tulang belakang, dan bagian lain dari sistem saraf pusat. Cara kerja otak dan keterkaitannya dengan bagian sistem saraf pusat yang membuat kamu dapat menafsirkan informasi, sehingga dapat memahami dan mengasosiasikan makna dengan apa yang terjadi di sekitar (halodoc. com).
- Iklan -
Berdasarkan penelitian, otak manusia terbagi menjadi dua, yakni otak kiri dan otak kanan. Femi Olivia (2013: 13, 19) memaparkan fakta bahwa kedua belahan otak manusia berfungsi identik. Otak kiri memiliki kemampuan berpikir analitis yang mengandalkan nalar dan logika, sementara otak kanan berpikir sintetis membentuk konsep, emosi, intuisi, dan imajinasi kreatif.
Idealnya otak kiri dan kanan harus difungsikan secara seimbang. Mengutip halodoc.com, seseorang dengan otak kiri dan kanan yang seimbang memiliki kemampuan lebih baik dari orang biasanya. Otak kiri diperlukan untuk berhitung. Sedangkan otak kanan dibutuhkan dalam bidang seni dan kreatif. Otak kanan berfungsi mengikuti arahan, sedangkan otak kiri berperan dalam fungsi bahasa. Namun, bukan berarti salah satu sisi otak jadi lebih dominan. Kesimpulannya, otak kiri dan kanan berperan aktif bagi manusia di dalam kehidupan.
Cara Merawat dan Mengasah Otak
Mungkin di antara kita ada yang bertanya-tanya, “Bagaimana cara kita merawat dan mengasah otak agar tetap sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya?” Pertanyaan semacam ini tentu sangat wajar. Mengingat banyak orang yang (disadari atau tidak) tidak dapat merawat dan menggunakan otaknya dengan baik, sehingga pada akhirnya menjadikan otak tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Menurut pemahaman saya, salah satu cara merawat dan mengasih otak adalah dengan banyak membaca buku. Tentu bukan buku sembarang buku. Melainkan buku-buku yang bermanfaat atau mengandung hikmah dan pencerahan kehidupan. Meskipun buku-buku tersebut adalah karya fiksi sekalipun, seperti novel dan kumpulan cerita pendek, tetapi bila banyak pencerahan di dalamnya, tentu sangat baik kita jadikan sebagai salah satu bacaan yang menarik di waktu senggang.
“Buat apa baca buku? Mending baca Al-Qur’an saja. Kan lebih jelas, karena itu adalah kitab suci yang berisi firman Allah Swt”. Mungkin ada orang yang melontarkan komentar semacam ini ketika kita, misalnya, sedang berusaha menggalakkan budaya membaca buku di sekitar kita.
Saya tentu tidak akan menyalahkan komentar semacam itu. Sebab, memang benar adanya bahwa sebagai muslim, kita harus menjadikan kitab suci Al-Qur’an sebagai pedoman hidup, yang idealnya harus dibaca, renungi ayat-ayatnya, sekaligus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang menjadi pertanyaan, benarkah orang yang melontarkan komentar tersebut sudah membaca kitab suci dengan baik dan benar (sesuai dengan ilmu Tajwid, memahami arti dan makna dan berusaha mengamalkan ajaran-ajaran Ilahi ke dalam kehidupan sehari-hari?).
Bagi saya, langsung menjudge atau menghakimi terhadap orang yang memiliki hobi membaca buku (bukan membaca Al-Qur’an) adalah termasuk sikap yang kasar dan tidak bijaksana. Karena fakta memaparkan, ada begitu melimpah buku-buku yang ditulis oleh para alumni pesantren, yang mana buku-buku tersebut dilandaskan pada ajaran yang ada dalam kitab suci Al-Qur’an, hadist, dan sebagainya. Bahkan sebagian kiai atau para ulama juga memilih mennjadi penulis buku, untuk mengabadikan gagasan atau ide-ide briliannya kepada para pembaca.
Baiklah, kita kembali ke pembahasan utama mengenai cara mengasah otak dengan membaca. Telah banyak fakta yang menyiarkan tentang manfaat membaca bagi otak manusia. Mengutip alodokter.com, manfaat membaca buku tak hanya menambah wawasan dan pengetahuan, tetapi juga baik untuk kesehatan otak dan memperpanjang peluang hidup. Jika dibiasakan sejak kecil, membaca bisa menjadi salah satu hobi yang menyenangkan dan bermanfaat. Tidak hanya untuk menambah wawasan, membaca juga dapat meningkatkan fungsi otak, mengurangi stres, bahkan mencegah penyakit alzheimer.
Bagi orang dewasa dan lansia, membaca bagaikan olahraga untuk otak. Melalui membaca, Anda bisa mendalami karakter dan membayangkan beragam kondisi atau situasi. Hal ini merupakan salah satu tantangan yang baik untuk kesehatan otak. Peneliti juga menunjukkan bahwa membaca melibatkan jaringan dan sinyal yang kompleks di otak. Jika sering membaca, jaringan dan sinyal ini akan menjadi lebih kuat. Membaca juga bisa meminimalkan risiko terkena demensia pada lansia. Demensia adalah penyakit yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Kondisi ini berdampak pada gaya hidup, kemampuan bersosialisasi, hingga aktivitas sehari-hari penderitanya (alodokter.com).
Manfaat membaca bagi kesehatan otak benar-benar tak terelakkan. Gading Perkasa (Kompas.com, 22/03/2021) menjelaskan, berdasarkan penelitian otak bekerja lebih keras dan lebih baik dengan membaca. Perubahan yang terlihat dari membaca buku terjadi di area yang terkait dengan penerimaan bahasa, korteks temporal kiri. Memproses materi tertulis, mulai dari huruf, kata-kata, hingga kalimat dan cerita akan menarik perhatian sel syaraf saat melihat semua informasi. Proses tersebut juga terjadi ketika seseorang memproses bahasa lisan, namun membaca membuat otak bekerja lebih keras dan lebih baik.
Tentu saja masih banyak manfaat lain dari membaca buku yang berdampak baik pada kesehatan otak kita. Misalnya, membaca buku dapat menjadi sarana yang sangat baik saat kita sedang merasa jenuh atau lelah dengan padatnya aktivitas. Membaca bisa menghalau rasa lelah dan menerbitkan senyum dan semangat ke dalam jiwa manusia. Wallahu a’lam bish-shawaab.
***
*Penulis lepas, mukim di Kebumen.