Oleh Nurul Izzah
Bulan Ramadan diperuntukkan bagi umat Islam, di mana diwajibkan puasa selama 1 bulan penuh. Islam mengajak seluruh umatnya untuk senantiasa menjalin kebersamaan yang penuh dengan kehangatan di bulan Ramadan demi mendapatkan keridloan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sejatinya agama Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin “rahmat bagi seluruh alam” yang mencintai perdamaian.
Betapa romantismenya Islam di bulan Ramadan. Bagaimana tidak? Orang yang berpuasa rela menahan rasa lapar dan dahaga, rela mengeluarkan uang untuk berbagi takjil, rela bangun pagi sebelum subuh untuk sahur, rela menyisihkan waktu untuk tadarus Al qur’an, dan rela salat 8 rakaat atau 20 rakaat dalam satu waktu (Salat Tarawih). Itulah kecintaan umat Islam kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan Rasulallah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam yang membuat semua perbuatan itu bias mereka lakukan meskipun harus mengerahkan ekstra kesabaran.
Bulan Ramadan merupakan bulan yang penuh berkah, di mana termasuk hadiah spesial dari Allah untuk seluruh hamba-Nya yang tidak dihadiahkan pada bulan-bulan lain. Lambang cinta Allah kepada umat Islam jatuh pada bulan Ramadan. Sebab di bulan Ramadan, Allah membukakan semua pintu rahmat-Nya, melipatgandakan pahala, dan mengampuni segala dosa-dosa mereka (umat Islam). Hendaknya umat Islam memanfaatkan bulan Ramadan sebagai bulan intropeksi diri, bulan bersabar, bulan bersyukur, dan sebanyak-banyaknya mengumpulkan pahala.
- Iklan -
Salah satu romantisme Islam di bulan Ramadan adalah menjalin kebersamaan. Di mana suasana Ramadan umumnya di isi dengan berbuka puasa bersama (keluarga maupun teman), tadarrus Al qur’an (membaca dan menyimak secara bergantian), dan salat berjamaah (tarawih dan witir). Ketiga kegiatan tersebut dapat dijadikan sebagai perekat antar sesama umat muslim untuk menjaga kerukunan selama bulan Ramadan dan menjadi permanen setelahnya tanpa adanya pertikaian.
Berbuka puasa bersama atau sering disebut bukber mengajarkan bagaimana sesama umat muslim senantiasa menjalin kedekatan satu sama lain, karena sewaktu bukber sambil berinteraksi. Sedangkan tadarrus Al qur’an dapat memberikan energi positif pada jiwa manusia berupa ketenangan, orang yang membaca maupun menyimak sama-sama mendapatkan pahala sehingga dapat menjadikan manusia selalu bermunasabah diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Salat tarawih berjamaah dapat menyambung tali silaturrahmi dengan tetangga dan sesama muslim dengan saling bersalaman seusai salat.
Puasa Ramadan mendidik orang yang menjalankan puasa untuk ikhlas (dalam kesendiriannya dia (orang yang berpuasa) tetap berpuasa walaupun tidak dilihat manusia), jujur (orang yang berpuasa tetap tidak makan, minum, serta melakukan hal-hal yang membatalkan puasa walaupun orang lain tidak mengetahui), disiplin (puasa memiliki batasan waktu, yakni dimulai dengan terbitnya fajar dan ditutup dengan terbenamnya matahari), dan dermawan (orang yang berpuasa merasakan lapar dan dahaga sehingga mengingat nasib fakir miskin, orang terlantar, maupun anak yatim piatu. Kemudian tergerak hatinya untuk peduli dengan cara berbagi). Ikhlas, jujur, disiplin, dan dermawan jikalau senantiasa ditanamkan dalam diri untuk di praktikkan, maka akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang baik selalu berdampak baik pada diri sendiri.
Romantisme Islam di bulan Ramadan yang lainnya adalah menghukumi sunnah dalam menyegerakan berbuka puasa agar orang yang berpuasa memiliki kekuatan untuk beribadah (salat maghrib) setelah menahan dari makan dan minum seharian dan mengakhirkan sahur agar orang berpuasa lebih kuat dalam menjalani puasa pada siang harinya. Sungguh Islam itu sangatlah meringankan hamba-hambanya dalam mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Umat Islam hendaknya senantiasa mempertahankan romantisme Islam di bulan Ramadan dengan lebih antusias menjalin kebersamaan antar manusia agar citra baik Islam tetap terjaga. Baik buruknya citra Islam berdampak besar terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulallah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, di mana saat bulan Ramadan ia senantiasa menebar kebaikan demi meraih pahala-Nya.
Oleh karena itulah Islam memang sangatlah romantis (penuh cinta) atau diakui keromantisannya terhadap seluruh manusia, terutama umatnya salah satunya pada bulan Ramadan. Islam yang cinta akan kedamaian, membawa keselamatan dan kesejahteraan untuk seluruh umatnya. Umat muslim yang patuh dengan ajaran-ajaran Islam, maka hidupnya terjamin bahagia di dunia maupun akhirat kelak.
– Penulis adalah Alumni Mahasiswa UIN Walisongo Semarang