Oleh Nurul Izzah, S.Sos.
Ruang perdamaian sangatlah dibutuhkan makhluk sosial. Apalagi saat ini muncul masalah yang menimbulkan perseteruan antar manusia. Masalah tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya rasa peduli kepada orang lain (Mementingkan kepentingan pribadi). Untuk itulah, di bulan Ramadhan dapat dijadikan sebagai benih untuk membangun kepedulian, sehingga pada bulan-bulan selanjutnya rasa kepedulian bertambah dan bisa menjadi kebiasaan.
Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam yang penuh keberkahan dan kemuliaan. Hadirnya Ramadhan dapat merekatkan kegiatan masyarakat antara ibadah dan sosial. Kerekatan tersebut menjadi spirit manusia dalam menciptakan ruang perdamaian dengan membangun kepedulian kepada masyarakat tanpa memandang status sosial maupun agama, karena semua manusia disatukan sebagai saudara. Semestinya saling peduli, bukan saling acuh tak acuh yang dapat mencetak permusuhan.
Dalam Al quran terdapat perintah untuk menciptakan perdamaian, yakni difirmankan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surah Al Hujurat ayat 10-12 “Orang-orang beriman itu bersaudara, Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah kepada Allah agar kamu mendapatkan rahmat.”
- Iklan -
Perdamaian merupakan asas yang disalurkan oleh Islam ke dalam jiwa para muslim, sehingga dapat mencetak pribadi yang menjunjung tinggi kepedulian. Perdamaian bukan berarti tidak dirundung masalah, namun ketika ada masalah diselesaikan secara kekeluargaan agar tidak timbul permusuhan. Hidup tanpa musuh, bagaikan kapal yang menyusuri lautan dengan tenang walaupun diterpa oleh ombak dan angin.
Kehidupan dengan ruang perdamaian saat ini seakan tidak dapat dirasakan kembali dengan adanya pertikaian antar umat manusia. Sebab itulah momen Ramadhan bukan hanya mengajarkan menahan haus dan lapar, tetapi juga mengajarkan menahan diri dari kemungkaran, kebencian, dan kedengkian sesama umat manusia, sehingga dapat menciptakan ruang perdamaian yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Jikalau ruang perdamaian tercipta, maka dapat menghindari tindakan yang menimbulkan keributan. Karena di dalam ruang perdamaian, seorang manusia dituntut bersikap damai dalam ketika di terpa masalah. Ruang perdamaian berisikan orang-orang yang membangun kepedulian antar sesama manusia.
Membangun kepedulian memerlukan lingkungan yang mendukung guna meningkatkan rasa kepedulian. Karena lingkungan berpengaruh besar terhadap tindakan setiap manusia. Rasa peduli bersumber dari cinta, di mana seseorang peka terhadap lingkungan ( merasakan apa yang di rasakan oleh orang lain ) dan gemar berbagi tanpa mengharapkan imbalan atau pujian dari orang lain. Adanya rasa peduli terhadap sesama manusia, yang dipedulikan akan merasa dihargai.
Kepedulian bukan hanya melalui lisan, namun juga harus melalui tindakan atau aksi. Ada berbagai macam upaya untuk merealisasikan kepedulian, diantaranya: menjadi konsumen jikalau orang lain sedang merintis bisnis, membantu orang lain yang sedang kesusahan ( bisa berupa uang, tenaga, ataupun pikiran ), mengucapkan terima kasih sebagai bentuk apresiasi kebaikan orang lain, jika ada permasalahan selesaikan secara damai atau mudah memaafkan, menghargai opini orang lain, menanyakan kondisi orang lain, dan lain sebagainya.
Di zaman kecanggihan teknologi seperti saat ini yang terdapat jaringan internet, game online, tayangan televisi digital, dan masuknya budaya barat dapat menjadi penyebab berkurangnya kepedulian sosial atau kepekaan terhadap lingkungan sekitar di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara. Adanya keempat penyebab tersebut, hendaknya para bangsa tetap mempertahankan kepedulian antar sesama manusia, karena sejatinya manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan (tidak bisa hidup sendiri). Ketika antar sesama manusia saling menerapkan kepedulian, maka akan tetap berada pada ruang perdamaian.
Ruang perdamaian berkaitan erat dengan kepedulian, sebab ketika merealisasikan kepedulian juga sekaligus mengajarkan perdamaian. Yang mana antara orang yang peduli (pelaku kepedulian) dengan orang yang dipedulikan (sasaran pelaku kepedulian) merasakan kehangatan, kasih dan sayang, sehingga dapat menciptakan perdamaian dan mencegah timbulnya permusuhan.
Kepedulian yang menonjol selama bulan Ramadhan, baik umat Islam maupun non Islam adalah berbagi takjil atau makanan untuk berbuka puasa dan sahur kepada orang yang sedang berpuasa. Kegiatan tersebut dapat memotivasi orang lain untuk melakukan kebaikan, menyenangkan hati orang lain, dan menciptakan ruang perdamaian. Sejatinya, memberi makan untuk orang berbuka puasa besar pahalanya. Sebagaimana Rasulallah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.”
Diwajibkan seluruh manusia untuk peduli terhadap sesama. Bukan hanya direalisasikan pada bulan Ramadhan, tetapi juga pada bulan-bulan lainnya. Merealisasikan kepedulian atau tindakan kebaikan yang lain di bulan Ramadhan, pahalanya lebih besar dan dilipat gandakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. “…berlomba-lombalah dalam kebaikan di mana saja kamu berada…” berikut makna penggalan dalam Al quran surah Al Baqarah ayat 148, di mana umat muslim dianjurkan dalam melakukan kebaikan. Dengan begitu, ciptakan ruang perdamaian di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara dengan cara membangun kepedulian antar sesama manusia agar terjalin keharmonisan selama bulan suci Ramadhan.
-Penulis adalah Alumni Mahasiswa UIN Walisongo Semarang