Oleh Sam Edy Yuswanto*
Ada begitu banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjalin ikatan tali silaturahmi serta meningkatkan ukhuwah islamiyyah atau persaudaran di antara sesama muslim di berbagai daerah dengan ragam karakter serta budaya yang berbeda. Salah satunya yakni dengan menggelar kegiatan Porsema.
Tahun ini Porsema telah menapaki angka ke-XII. Mengutip laman Ma’arif NU Jateng (08/02/2023) Porsema (Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif) XII (9—12 Februari) merupakan ajang kejuaraan olahraga dan seni untuk siswa dan siswi di bawah naungan LP Ma’arif NU Jawa Tengah, mulai dari jenjang MI/SD, MTs/SMP, hingga MA/SMA/SMK dari seluruh wilayah Jawa Tengah. Seluruh peserta bertanding dan berkompetisi dalam 9 cabang olahraga dan 14 cabang kategori seni. Kegiatan itu dimaksudkan sebagai wahana penyalur bakat, minat, pengetahuan, dan keterampilan dalam rangkaian kegiatan yang menyenangkan, mandiri, silaturrahmi, sportif, dan bermanfaat serta membentuk karakter.
Kegiatan Porsema XII tentu dapat menjadi ajang yang sangat menarik dan edukatif bagi berbagai lembaga pendidikan yang ada di wilayah Jawa Tengah. Sebuah ajang yang sudah semestinya dipertahankan dari tahun ke tahun. Alasannya karena di dalam acara tersebut ada begitu banyak manfaat yang bisa diperoleh, baik dari para pendidik (guru) maupun peserta didik (siswa-siswi).
- Iklan -
Salah satu manfaat digelarnya acara Porsema adalah mengajak para peserta didik agar gemar berolahraga. Menurut saya, apa pun jenis olahraganya, mestinya harus mendapat dukungan dari pihak sekolah. Jadi, tak sebatas berenang, memanah, dan naik kuda saja. Karena seiring zaman berkembang, ada begitu banyak jenis olahraga yang memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan tubuh manusia. Diharapkan, kegiatan olahraga ini dapat terus berlangsung sepanjang hidup, tidak hanya saat kegiatan Porsema saja. Alasannya, karena olahraga (meski hanya jalan kaki atau bersepeda) menjadi salah satu cara untuk mempertahankan kesehatan tubuh kita.
Bicara tentang kegiatan Porsema, Insan Al-Huda dalam tulisannya (NU Online, 10/02/2023) memaparkan bahwa Ketua PCNU Kabupaten Semarang KH. Ahmad Fauzan berharap, olahraga di dalam NU sudah lama dilakukan seperti jalan cepat, lari, renang, memanah, balapan kuda dapat menjadi media untuk menyehatkan badan. “Terlebih semua jenis olahraga ini pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw., tentunya dengan motivasi seperti ini, sikap fair play sangat ditunggu. Yang terpenting dari even ini adalah kita bisa silaturahim, saling mengenal, dan menambah persaudaraan,” ujarnya.
Saling Mengenal Satu Sama Lain
Selain sebagai sarana meningkatkan kegiatan olahraga dan mengembangkan bakat para peserta didik, kegiatan Porsema juga menjadi sarana bagi para peserta dari berbagai lembaga pendidikan untuk saling mengenal satu sama lain. Dengan mengenal banyak orang dari berbagai daerah berbeda, otomatis mereka akan belajar tentang sikap toleransi dan saling menghargai keragaman budaya. Saling mengenal satu sama lain juga dapat menjadi perantara bagi mereka untuk lebih memperbanyak pertemanan, persaudaraan, bahkan bisa menjadi relasi bisnis suatu saat nanti.
Telah diterangkan dalam Al-Quran Surat AL-Hujurat ayat 13: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (tafsirweb.com).
Banyak tafsir yang menjelaskan Surat Al-Hujurat ayat 13 tersebut. Salah satunya tafsir AL-Mukhtashar/ Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram): “Wahai manusia! Sesungguhnya Aku menciptakan kalian dari satu laki-laki, yaitu bapak kalian Adam, dan satu wanita, yaitu ibu kalian Hawa, jadi nasab kalian satu, maka janganlah sebagian dari kalian menghina nasab sebagian yang lain. Dan kemudian Kami menjadikan kalian suku-suku yang banyak dan bangsa-bangsa yang menyebar agar sebagian dari kalian mengenal sebagian yang lain, bukan untuk saling merasa lebih tinggi, karena kedudukan yang tinggi itu hanya didapat dengan ketakwaan. Sesungguhnya orang yang paling mulia dari kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala kondisi kalian, Maha Mengenal kelebihan dan kekurangan kalian, tidak ada sesuatu pun dari hal itu yang luput dari-Nya” (tafsirweb.com).
Seni itu Sesuatu yang Indah
Porsema juga menjadi ajang untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya seni dalam hidup ini. Seni adalah sesuatu yang indah dan harus terus dilestarikan. Lewat seni, seseorang dapat mengekspresikan dirinya, bahkan seni dapat menjadi ajang untuk mengkritisi tentang sesuatu. Misalnya, seni lukis. Dalam sebuah lukisan, kita dapat menyalurkan kritikan kita terhadap beragam kejadian memprihatinkan yang ada di sekitar kita.
Kaligrafi juga termasuk seni yang penting untuk dilestarikan. Porsema menjadi salah satu wadah yang sangat tepat untuk mengajak para siswa dan siswi untuk saling berlomba menciptkan seni kaligrafi yang tak hanya indah, memikat, dan memiliki nilai seni tinggi, tetapi juga memilih ayat-ayat Al-Quran atau hadis (untuk dijadikan bahan menulis karya kaligrafi) yang tepat sasaran, sehingga membuat orang yang melihat dan membacanya mampu merenungi makna dalam ayat atau hadis tersebut.
Jadi, karya kaligrafi yang bermutu dan menarik itu tak sekadar memprioritaskan keindahan pemilihan jenis khot, kesesuaian warna saja, dan hal-hal lainnya saja, tetapi lebih dari itu, yakni dapat menjadi sebuah ajang dakwah yang efektif bagi para peserta. Selain seni lukis dan kaligrafi, tentu masih banyak jenis seni lainnya yang perlu dimasukkan dalam kegiatan Porsema, sebagai sarana untuk meningkatkan bakat dan minat anak sejak dini. Wallahu a’lam bish-shawaab.
***
*Penulis lepas, mukim di Kebumen.