Oleh Sam Edy Yuswanto*
Judul Buku : 29 Kisah Istri yang Dijamin Masuk Surga
Penulis : Laila Ummul Janan
Penerbit : Araska
Cetakan : I, September 2022
Tebal : 240 halaman
ISBN : 978-623-7910-06-0
Bagi para perempuan muslimah, tentu tak ingin menjadi seorang istri yang durhaka terhadap suaminya. Ya, durhaka terhadap suami memang sangat berbahaya baginya. Dampak yang ditimbulkannya sangat luar biasa, terlebih kelak di akhirat.
Sebagaimana telah dipahami bersama, menjalani kehidupan berumah tangga memang tidaklah mudah. Harus ada saling pengertian satu sama lain. Baik suami maupun istri harus berusaha memahami karakter, kebiasaan, dan kelemahan masing-masing. Intinya, saling menghargai hak dan menghormati satu sama lain.
- Iklan -
Jangan lupa, antara suami dan istri harus berusaha mengingatkan satu sama lain ketika salah satunya melakukan hal-hal yang dilarang dalam ajaran agama. Yang tak kalah penting ialah ketika sedang mengingatkan atau menasihati, jangan dengan bahasa dan gestur menggurui dan menghakimi, agar pasangan kita tidak merasa tersinggung.
Jangan sampai pula, kita membangkang atau menentang ketika diberitahu tentang hal-hal baik oleh pasangan hidup kita. Misalnya, ketika istri menentang kebaikan atau kebenaran dari suaminya, maka itu termasuk bentuk kedurhakaan yang harusnya dihindari.
Dalam buku berjudul “29 Kisah Istri yang Dijamin Masuk Surga” dijelaskan hal-hal yang membuat istri jadi durhaka. Salah satunya ialah menentang suami. Ya, menentang suami dapat dikategorikan sebagai bentuk kedurhakaan seorang istri. Kedurhakaan ada banyak jenisnya, misalnya melalui ucapan.
Seorang istri dikatakan durhaka lewat ucapannya kalau sebelumnya ia biasa berkata-kata baik pada suaminya lalu berubah sikap dan berbicara kasar kepada suaminya. Begitu juga seorang istri disebut durhaka kepada suami apabila ia memenuhi panggilan suami tetapi wajahnya menunjukkan rasa tidak senang atau sengaja memperlambat diri mendatangi suaminya akibat ketidaksukaannya itu (hlm 26).
Menampakkan aurat di depan umum juga tergolong kedurhakaan istri pada suami. Dalam buku ini penulis menjelaskan, bentuk kedurhakaan seorang istri kepada suaminya adalah apabila mereka senang memperlihatkan auratnya kepada orang lain. Padahal, setelah menjadi istri, orang yang paling berhak atas istrinya adalah suaminya, termasuk hak untuk melihat aurat sang istri sendiri.
Menolak ajakan berhubungan badan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat juga termasuk bentuk kedurhakaan seorang istri terhadap suaminya. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa dalam menjalani kehidupan berumah tangga, nafkah batin adalah termasuk hal yang utama.
Masalah seksual bagi pasangan suami-istri merupakan kebutuhan yang tak bisa ditawar-tawar lagi. Bahkan, masalah ini merupakan salah satu kunci utama bagi terciptanya keharmonisan dalam rumah tangga. Tanpa hubungan seksual yang baik, sebuah pasangan keluarga ibarat bangunan tanpa perekat. Ia hanya menunggu waktu sebelum hancur. Karena itu sebuah pendapat berkata, “Mas kawin yang paling penting adalah mampu memberi dan memenuhi kebutuhan seksual dengan cukup” (hlm 32).
Ketika suami menginginkan untuk melakukan hubungan seksual, maka seorang istri wajib melayaninya. Tanpa ada alasan yang dibenarkan seperti sakit, kelelahan dan sebagainya maka seorang istri tidak diperkenankan menolak suami ketika mengajaknya melakukan hubungan seksual. Demikian pula bagi suami tidak boleh semena-mena memaksa mengajak istrinya melakukan hubungan seksual jika istri telah mengajukan alasan keberatannya dengan alasan-alasan yang bisa ditolelir. Hubungan seksual akan terasa indah apabila dilakukan dengan kesepakatan dan kemauan yang sama sehingga tidak ada yang merasa terpaksa karenanya (hlm 33).
Selain membahas tentang apa saja yang menyebabkan istri menjadi durhaka terhadap suaminya, buku ini juga membahas tentang hal penting lainnya seputar kehidupan berumah tangga yang sesuai dengan apa yang telah diajarkan dalam syariat Islam. Misalnya tentang pengertian dan panduan menjadi istri salihah hingga kisah para perempuan (istri) yang kelak dapat meraih surga-Nya.
Di antara para istri yang layak mendapatkan pahala besar berupa surga-Nya antara lain Khadijah yang merupakan istri dari Rasulullah Saw. Khadijah, sebagaimana diungkapkan penulis dalam buku ini, merupakan figur istri yang sangat menyenangkan bagi suaminya. Selain itu, ia juga termasuk figur istri yang mampu menenangkan hati suaminya di saat gelisah. Hal ini tampak ketika Rasulullah Saw. baru diangkat sebagai nabi dan menerima wahyu pertama. Di saat itu, beliau dilanda kegundahan dan kegelisahan. Melihat keadaan suaminya, Khadijah kemudian membesarkan hati nabi, menghibur dan menenangkannya.
Bagi para perempuan muslimah alangkah baiknya menjadikan buku ini sebagai salah satu bacaan yang inspiratif. Harapannya, setelah membaca buku ini, para perempuan dapat lebih memahami tentang kriteria istri salihah yang layak meraih surga-Nya. Sehingga mereka akan dijauhkan dari melakukan kedurhakaan pada suami yang kelak dapat mencelakakan dirinya. Wallahu a’lam bish-shawaab.
***
*Sam Edy Yuswanto, penulis lepas mukim di Kebumen.