Oleh Febiola Putri Andana
Pendekatan orientalisme mempelajari islam melalui metode ilmiah. Orientalisme diartikan sebagai ajaran atau paham tentang dunia Timur yang dibentuk oleh opini Barat. Fenomena islam dianalisis dengan menggunakan teori-teori ilmiah tertentu. Misalnya, menggunakan metode historis, sosiologi, psikologis dan lain-lain. Metode kajian orientalisme sangat menarik untuk diadopsi dalam kajian keislaman, utamanya merekontruksi kajian-kajian teks dan kitab-kitab klasik untuk diformulasi dapata sesuai dengan perkembangan zaman. Meskipun turut memberikan kontribusi dalam studi Islam, pendekatan tersebut menempatkan Islam sebagai fenomena empirik sensual, fenomena historik dan semata-mata kontekstual dengan mengabaikan segi tekstual sehingga menghilangkan bahkan menolak esensi Islam sebagai wahyu.
Pendekatan filologi agama adalah ilmu yang mempelajari tentang sastra. Dalam arti luas, itu mencakup sastra, bahasa, dan kebudaya. Metode ini digunakan untuk meneliti bahasa, mengkaji studi filologi, makna kata dan penilaian terhadap karya sastra. Objek kajian dalam filologi adalah penulisan teks dengan cara tulis tangan. Kegiatan filologi yaitu: menulis atau menyalin teks asli, dan memahami atau memahami teks yang sudah ada. Pendekatan ini populer di kalangan sarjana, terutama ketika mempelajari teks-teks kuno yang tersisa dari masa lalu. Karena obyek dari pendekatan filologi ini adalah warisan religi, berupa teks-teks klasikdalam bentuk manuskrip.
Bahkan untuk memecahkan masalah ini para orientalis menggunakan beberapa pendekatan, salah satunya adalah pendekatan sejarah. Berupa sejarah masa lalu, yang dikaji dari perspektif sejarah, menganalisis perkembangan saat ini, karena Islam tidak dapat dipisahkan dari sejarahnya.
- Iklan -
Pendekatan sejarah adalah kajian bersama sumber-sumber lain yang mengandung informasi tentang masa lampau dan dilakukan secara sistematis sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan sejarah dalam kajian Islam adalah upaya sadar dan sistematis untuk mengetahui, memahami dan membahas Islam secara mendalam. Seluk-beluk yang terkait dengan agama Islam adalah semua tentang ajaran, sejarah, dan praktik implementasi praktis dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarah Islam. Studi Islam membutuhkan pendekatan sejarah karena Islam muncul untuk semua orang dalam kaitannya dengan kondisi sosial masing-masing. Demikianlah segala macam kajian Islam dikaji dengan menggunakan metode sejarah (metodologi) sebagai alat (metodologi) untuk menyatakan otentisitas objek kajian.
Perkembangan yang sangat penting saat ini adalah munculnya ilmu-ilmu sosial, yang menambah warna dan semangat kehidupan akademik dan intelektual. Karena para ilmuwan sosial memiliki pendapat yang berbeda tentang keabsahan penelitian yang mereka lakukan. Salah satu fitur utama dari metode ilmu sosial adalah untuk memberikan definisi yang tepat dari bidangnya. Menurut Adams, kajian sejarah bukanlah ilmu sosial seperti sosiologi. Perbedaan mendasar adalah bahwa sosiolog fokus pada bagian-bagian tertentu dari aktivitas manusia dan kemudian mencari metode khusus yang sesuai dengan subjek, sedangkan sejarawan bertujuan lebih luas dan menggunakan metode yang berbeda. Dengan pendekatan ini, para ilmuwan sosial mendeskripsikan agama dalam kerangka objektif sehingga mereka dapat menjelaskan agama dan memahami perannya dalam kehidupan masyarakat.
Disamping itu melalui pendekatan sosial. Mereka yang menggunakan pendekatan fenomenologis, yaitu memahami agama orang lain dari sudut pandang netral, dan menggunakan preferensi orang yang bersangkutan, berusaha merekonstruksinya dari pengalaman orang lain. Dari perspektif pendekatan fenomenologi studi agama, yang paling penting adalah apa yang dialami pemeluk agama, apa yang dia rasakan, katakan, dan lakukan, dan apa arti pengalaman itu baginya. Kebenaran dalam studi fenomenologi adalah interpretasi makna ritual, ritual, upacara, doktrin, atau hubungan sosial untuk multiplisitas aktor dan multiplisitas aktor. Pendekatan fenomenologis juga mengumpulkan data dengan bantuan disiplin ilmu lain seperti sejarah, linguistik, arkeologi, studi sastra, psikologi, sosiologi, antropologi, dan sebagainya.
Bahkan juga orientalis mendekati bidang studi Islam yang mengkajian daerah tertentu secara sistematis. mencari tahu bagaimana agama Islam berkembang dan bagaimana masyarakat di wilayah itu memahaminya. Keberadaan agama dalam masyarakat mendorong lahirnya ilmu agama bukan karena agama tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, tetapi pada kenyataannya agama berperan penting dalam perubahan sosial dan perubahan bentuk sosial.
Jadi para orientalisme menggunakan pendekatan pendekatan ini untuk memudahkan kita memahami isi teks, bagaimana cara kita bisa memahami teks tersebut jika tidak ada cerita atau sejarahnya, bagaimana juga kita bisa paham jika tidak melihat fenomena kejadian lainnya.
-Mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah UIN Raden Mas Said Surakarta